2. Pertemuan

130 107 70
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

-Bara-

-Bara-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌙

Aku bertemu denganmu lagi setelah bertahun-tahun berlalu. Namun, kau menghindar dariku. Mengapa? Padahal aku menantikannya.

Awalnya ku sangka salah melihat orang. Ternyata, tidak. Itu kau, Nara.

Aku mencoba untuk menyapamu. Tetapi... aku terlalu takut, takut kau segera pergi meninggalkan tempat ini. Aku tahu, kau mengenalku, dan kau menyadarinya. Perasaanku sedikit lega melihatmu kini baik-baik saja, tak seperti dahulu, terlihat sangat menyedihkan.

Ada satu hal lagi yang aku khawatirkan tentangmu. Tanganmu. Bagaimana? Apa masih terasa sakit?

3 tahun lalu, aku menolongnmu yang tergeletak di tepi jalan bersimpah darah dengan raut lemas, suara merintih kesakitan dan wajah sangat pucat. Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, aku hanya berniat membantumu tanpa menggali lebih dalam tentang mu.

Dengan cepat aku membawamu ke Rumah Sakit, kau masuk ruang UGD. Aku takut, dan kalut. Kau bukan bagian dari keluargaku, tetapi aku merasa sedih atas kejadian yang menimpamu. Aku menunggu di luar ruangan operasimu, karena kepalamu mengeluarkan banyak darah saat itu dan ada luka sobekan di pelispismu.

Setelah 15 jam berlalu, operasi berjalan dengan lancar, aku sangat lega. Akhirnya, perlahan kau mulai membuka mata. Kita saling berbicara, saling bertanya nama, dan tidak lupa kau berterima kasih kepada ku.

Luka yang kau alami begitu banyak, terutama sayatan di kedua tanganmu. Sungguh, aku ngilu melihatnya. Kau menahan rasa sakit sendirian.

Akhirnya kau diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit karena perawatannya telah selesai. Ada satu permintaan darimu untuk ku.

"Lupakan kejadian ini, anggap tidak pernah terjadi. Apa kamu bisa?"

"Ya, tentu saja aku bisa." Aku menyetujuinya, walaupun aku tidak tahu mengapa kau ingin untuk melupakannya.

"Dan, lupakan aku."

🌙

Satu tahun berlalu aku mencarimu, sampai tahun ke tiga. Akhirnya.. ada sedikit kejelasan atas Keberadaanmu. Sayangnya, aku tak begitu jelas mengingat wajahmu lagi.

Kini aku bekerja sebagai waitress di Kafe Enternite. Kafe yang berada di sekitar tempat kuliahmu. Aku bekerja di sini sekaligus untuk mencarimu. Dan, hari ini kita bertemu, tanpa dialog, tanpa sapaan. Jangan hilang dari pandanganku lagi, Nara.

Mungkin terdengar agak berlebihan. Namun, ini benar. Aku mencarimu dengan berbagai cara. Entah, pikiranku ingin melihat keadaamu, memastikan kau baik-baik saja. Jika takdir mempetemukan kita, aku akan percaya takdir itu.

Sungguh.. aku mencemaskan dirimu.

🌄

Salam hangat, Olif.

🌙

Tigapuluh Satu | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang