Hai! Jangan lupa tinggalkan jejak, Vote and Comment, ya! Thank you.
--------Bara-
🌙
Seperti biasa hari ini aku membuka Kafe tempatku bekerja dengan penuh semangat.
-Open-
Kafe telah dibuka, pengunjung mulai berdatangan. Mulai dari orang-orang sekitar yang bertempat tinggal disana dan para mahasiswa. Aku dan rekanku mulai sibuk membuat pesanan. Aku tersenyum ketika melihat pelanggan ramai saling bercengkrama dan tertawa.
Atensi ku teralih pada satu gadis yang saat itu bersama Nara. Tetapi, aku tak melihat Nara disana, dimana dia?
Aku menghampiri gadis itu, tentu saja untuk menanyakan keberadaanmu.
Saat aku bertanya, sahabatmu memberitahuku. Jika kau tidak masuk kelas hari ini, karena beralasan pergi mengunjungi Rumah Sakit. Perasaanku makin khawatir.
Aku tak bisa menghubungimu. Karena tidak memiliki kontak WhatsApp mu. Pikiranku kembali tidak fokus, ketika memikirkanmu, Nara.
Kau selalu mengusik pikiranku. Aku mohon tolong jaga dirimu dengan baik."Bara! tolong bantu aku," teriak Alisa.
Aku langsung menghampiri Alisa, "Bantu apa?"
"Tolong buang sampah ini di TPA yang ada di belakang jalan sana. Sampah disini hampir menumpuk."
"Oke, baiklah." Aku pun bergegas pergi.
"Terima kasih, Bara." ucap Alisa dengan nada bicara seperti anak kecil sembari melempar senyumanya padaku. Aku langsung terkekeh.
🌙
Hujan tiba-tiba menguyur deras. Semesta seperti sedang menangis. Akhirnya, aku meneduh di depan toko yang masig tutup. Kubuka ponselku, mengabari Alisa kalau aku sedang berteduh.
Hujan turun sangat deras, seluruh jalanan dibasahi oleh air yang diciptakan oleh sang pemilik alam. Udara begitu dingin, angin semilir bebas berlalu-lalang sampai-sampai merasuk ke dalam tubuh.
Pandanganku teralih pada seorang gadis yang di seberang sana, sedang berdiam diri dengan tatapan kosong. Ternyata, kau di sana. Nara.
Lantas aku tersenyum melihatmu dengan mudahnya senyuman ini mengembang ketika melihat kau bermain dengan rintikan hujan. Aku tertawa, kau sangat lucu.
Hingga akhirnya hujan sedikit mereda, hanya tersisa rintikan gerimis saja. Aku hendak beranjak ke motorku yang lokasinya lumayan jauh dari tempat berteduh. Berniat mengajakmu pergi bersama, aku ingin mengantarmu ke tempat tujuan.
Namun...
Langkahku terhenti, ada yang menahan dan menarik Hoodie-ku. Aku langsung menoleh. Betapa terkejutnya aku. Kau yang menghentikan langkahku.
Apa ini hanya imajinasiku?
"Tolong bantu aku, buat aku bahagia dengan caramu," katamu lirih, tatapanmu sendu.
"Apa kau yakin denganku?" aku masih tak percaya.
Kau mengangguk, "Iya.. Tolong bantu aku, sekali ini saja, aku mohon.
'Dengan senang hati, Nara. Aku akan membuatmu bahagia, menjadi gadis paling bahagia. Aku bersungguh-sungguh.' pekikku dalam hati.
Aku sangat bahagia hari ini. Meskipun banyak pertanyaan di pikiranku tentang hal ini.
Mengapa tiba-tiba? Apakah kau terluka lagi?
Sudah saatnya aku memikirkan cara agar kau bahagia dan kau sembuh dari trauma yang kau alami. Apa itu alasannya??
Kau terluka sendiri, namun tak bisa pulih dengan sendirinya. Semoga ini kenyataan, bukan sekedar impian.
•••••••
Semoga cerita ini bisa dinikmati, ya!!
Salam hangat, Olif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tigapuluh Satu | Na Jaemin ✔
ChickLitIni duka, luka, dan lara. Ini tentangku, dan kisah menyedihkanku. Hidupku telah hancur. Bersamamu, tentang masa lalu kita saat itu. ••••••• 📌start : enjoy!