-------
-Nara-
🌙
Angin sepoi-sepoi membuatku nengantuk, di bawah pohon rindang aku menyandarkan tubuhku. Tiba-tiba kepalaku terasa pusing dan mual. Entahlah.. hal ini selalu terjadi kepadaku.
Semenjak kejadian kemarin, aku terus memikirkanmu. Lidahku kelu untuk menyapa, dan aku malu.
Kini aku berada di kampus, kelasku sudah selesai, tapi aku enggan pulang ke rumah. aku sedang menunggu seseorang.
"Nara!!!"
Akhirnya dia datang. Sahabatku, Vanya. Aku melambaikan tangan ke arahnya, "Sudah selesai?"
Vanya mengangguk, "Sudah. Kepalaku terasa mau pecah, akhir-akhir ini tugas sangat menumpuk."
"Sama sepertiku, tanganku sampai kebas."
Vanya terkekeh mendengar ucapanku, "Nara.. apa kamu tidak merasa kepanasan memakai baju lengan panjang setiap hari?
"Tidak. Aku sudah terbiasa." jawabku.
Vanya belum tahu sepenuhnya tentangku. Aku tak siap menceritakan semuanya, mentalku belum cukup menceritakan kisah sedihku di masa lalu.
🌙
Sepulang dari kampus dan hangout bersama Vanya, aku langsung pulang ke rumah. Tempat paling nyaman untuk merebahkan tubuh ke kasur, menonton televisi sembari makan snack, itu adalah hal yang ku lakukan setiap hari sepulang kuliah. Aku jarang pergi bersama orang lain, kecuali bersama Vanya karena dialah yang paling dekat denganku.
Bara. Nama itu terbesit lagi dipikiran ku. Seseorang yang berjasa untukku, tetapi mengapa aku malu?
Mengapa aku menghindarinya?
Maafkan aku, kau telah menjadi saksi kehidupan kelamku.
-------
#1
Selamat malam..
Aku Nara, si gadis menyedihkan.
Akhirnya, aku memberanikan diri untuk menulis ini.
Hari ini aku bertemu denganmu, malaikat penolongku. Malaikat 3 tahun yang lalu.Setelah sekian lama, apa kau ingat denganku? Ku harap, tidak. Sungkan rasanya untuk menyapa. Aku... Tidak ingin mengingatmu.
Tak pernah aku mengharapkan pertemuan ini, karena aku sudah coba mengubur tentang semuanya, tentang kehancuranku...
Maaf dan terima kasih..
2 kata selalu ingin ku ucapkan, tetapi sangat sulit terucap.
Bara.. Tolong jangan dekati aku.
Aku tak ingin kau menjadi laki-laki menyedihkan seperti diriku.-----
Selesai mengetik, aku pun menutup laptopku. Disana aku mencurahkan isi perasaan dan pikiranku. Terkena cahaya benda pipih itu membuatku mataku mengantuk, dan aku pun terpejam.
🌄
Salam hangat, Olif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tigapuluh Satu | Na Jaemin ✔
Genç Kız EdebiyatıIni duka, luka, dan lara. Ini tentangku, dan kisah menyedihkanku. Hidupku telah hancur. Bersamamu, tentang masa lalu kita saat itu. ••••••• 📌start : enjoy!