6. Lagi dan lagi

96 93 7
                                    

-----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----

-Nara-

-Nara-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌙

Se-sederhana itu aku bisa tertawa, dengan melihat video lucu dilaman Instagram. Aku lupa kapan terakhir kali tertawa seperti ini. Mungkin 1 tahun yang lalu, saat aku melihat kucing bertengkar saling mengeong bersahutan.

"Minum kopi kayaknya enak, deh, Nar." ucap Vanya.

"Kopi? Ayo!"

"Kita beli di Kafe Enternite, bagaimana?"

"Oke." Aku dan Vanya beranjak dari taman ke Kafe, kita berjalan sambil bergandengan tangan, bukti kita memang sahabat yang dekat.

=CLOSE=

Ternyata Kafe masih tutup. Mungkin karena jam istirahatnya belum selesai.

"Yahh.. Tutup, apa kita cari minuman yang lain saja?"

"Terserah kamu, Van."

"Mau pesan sesuatu?" tanya seseorang di belakangku. Aku dan Vanya pun menoleh.

Bara, dia lagi.

"Kita mau memesan kopi, tapi..."

"Breaktime kami sudah selesai. Silahkan masuk jika ingin memesan."

Nampaknya Vanya sedang ngidam minum kopi. Sejujurnya, aku enggan masuk ke dalam sana. Jika bukan karena Vanya mungkin aku akan pergi dari sini secepatnya.

"Ayo kita tunggu di dalam, Nar."

Ya.. Aku masuk dalam Kafe menunggu pesanan. Kau membuat kopi pesananku. Aku tahu kau memperhatikanku sejak tadi. Maka dari itu, aku terus mengalihkan pandangan, karena aku menghindari kontak mata denganmu.

"Pesanannya.." kau menaruh pesanan itu di atas meja. Kau terus menebar pesona dengan senyuman manis yang kau punya. Suhu sepertinya berubah menjadi dingin, atau hanya perasaanku saja?

Aku dan Vanya sepakat untuk pergi dari Kafe karena aku beralasan pada Vanya ingin menikmati angin alam. Dan, Vanya menyetujuinya.

"Kita belum bayar, Nar."

"Ah-- iya aku juga lupa,"

"Kamu saja yang ke kasir, aku tunggu di luar." Dengan cepat Vanya memberikan uang kepadaku.

Sial. Kenapa harus aku?

Dengan tertatih ku berjalan ke kasir, pandanganku terus ku alihkan, "Ini uangnya,"

Apa hanya dia karyawan yang ada di Kafe ini? Barista, waitress, dan penjaga kasir?

"Terima kasih." ucapnya.

Aku berdeham, lalu membalik arah beranjak keluar dari sana. "Semoga hari ini menyenangkan."

Aku mendengarnya, kau mengatakan itu padaku. Aku berbalik arah menghadapmu bukan untuk membalas perkataanmu melainkan...

Tidak. Aku tak bisa mengucapkanya.

•••••

Hai, jangan lupa Vote dah Comment, ya!! Terima kasih.

Salam hangat, Olif.

Tigapuluh Satu | Na Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang