Hello!
Apa kabar?
Lagi mikirin inisial apa nih? Wkwk
📣 Sebelum lanjut scroll, please baca ini dulu❗
Terimakasih untuk kalian yang udah setia sama cerita inii. Nunggu updatean, demi kelanjutan cerita DIVALDRIS💖
Saya mohon maaf, karena akhir-akhir ini slow update. Mendekati kata bangett.
Jujur aja, saya sedih. Dikarenakan kesibukan di rl life, cerita ini nyaris sangat berdebu alias terlantar. Padahal nggak😭🙏
Maka dari itu mohon pengertian dan dukungannya yaa🙆
Jangan lupa tinggalkan jejak. Nanti kapan-kapan kalo Tuhan berkehendak, saya double update😭
Okayy, segitu aja😅
Selamat membaca!
•
•
•
Buat yang kangen..Kiki Pratama & Andra Samurya
Diva menarik tubuhnya menjauh dari Aldris. Membawa kedua tangannya untuk menghapus jejak air mata. Kemudian tersenyum singkat pada lelaki yang kini menatapnya lekat.
"Cengeng banget," celetuk Aldris disusul elusan di puncak kepala Diva.
"Suruh siapa kak Al kesakitan. Harusnya kakak tahu, kalo setiap kali kak Al sakit, Diva juga--"
Omongannya menggantung begitu saja. Sementara bola matanya bergerak tak tentu arah. Hampir saja Diva kelepasan.
"Juga apa?" tanya Aldris yang pada dasarnya ia sendiri sudah tahu jawabannya.
"Jangan banyak omong. Sekarang tugas Diva cuma perlu ngobatin luka kakak. Jangan bahas yang lain."
"Kamu merintah aku?" tanya Aldris sedikit meledek.
"Diva serius, kak Al."
"Serius apa?"
"Diva serius mau ngobatin kak Al. Selebihnya gak ada."
Pancaran harapan dalam bola mata Aldris seketika menghilang. Melihat Diva yang tengah serius ingin mengobatinya. Kenapa lagi-lagi ia merasa kecewa?
"Kenapa tadi gak sarapan di rumah?" tanya Aldris disertai ringisan kecil.
"Gak nafsu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVALDRIS
Fiksi Remaja[On Going] [MENGANDUNG KATA-KATA KASAR] ---------------------------------------------------- Diva menganggap Aldris teman sekaligus kakak. Namun kata Bara, terkadang gak sepenuhnya dari masing-masing pihak menganggap hubungannya itu murni 'teman'...