ALGRAFI 18

482K 45.5K 10K
                                    

Chapter 18 : Pantang Mundur

Terima kasih support-nya kemarin 。◕‿◕。
....

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ☁️❤️

1 VOTE = 1 SEMANGAT

.
.
.

BOLEH MINTA BANTUAN?

NGGAK JADI DEH ✌🏻


BOLEH YA, DROP DISINI... ✿^‿^

.
.
.

KASIH AWAN ☁️

KOMENNYA 500+ BISA DONG HEHE... (KALAU MAU DILEBIHIN DARI PART KEMARIN JUGA BOLEH 💕)

.
.
.

OKE, MAKASIH. ❤️

SELAMAT MEMBACA 🐑

....

Langit gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit gelap. Tidak masalah. Vaghelaz 09 ples Naya dan Laisa tetap meluruskan tujuan awal untuk pergi ke Bogor. Tadi, Laisa ingin ikut dan atas persetujuan Naya, gadis polos itu sedang di bonceng oleh Fannan saat ini. Kenapa bukan Dhafi? Oh, tentu bukan tempurung kepala cowok satu itu saja yang keras, melainkan hatinya juga. Mana mau dia memperlakukan Laisa dengan baik. Dhafi benci Laisa.

"Dingin, Nay?"

Naya tau Algra sedang bicara, tapi lantaran suara angin yang menabrak helm membuatnya harus berpikir dulu atas perkataan Algra barusan.

Dan....

Ah, sayangnya kurang jelas.

"Apa, Gra?" sahut Naya, sedikit memunculkan kepala di samping kepala si cowok.

"Lo sekarang kedinginan nggak?" ulang Algra dengan maksud sama, namun kalimatnya berbeda.

"Iya Gra gue punya keinginan!" respon Naya antusias. Tumben-tumbenan kan Algra bertanya begini, pikirnya.

"Masukin tangan lo ke saku hoodie gue aja supaya nggak dingin." Di depan sana, ternyata Algra juga kurang dengar dengan respon Naya.

Memang ya, angin suka cari masalah kalau sedang berkendara begini.

"Bukan itu keinginan gue, Gra!"

"Terus gimana?"

"Gue punya satu keinginan yaitu cinta tulus dari lo!"

Hm, sepertinya baut mulut Naya kendor.

"Apa?" Sial! Kali ini Algra mendengar jelas ucapan Naya. Motor yang dikendarai melambat dan akhirnya berhenti tepat di pinggir jembatan besar.

ALGRAFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang