⚠️Part ini mengandung unsur naik blood. Harap no bijak dalam ber-read⚠️
Hari yang cerah, secerah kepala plontos Sai*taman menyinari pagi yang butek ini. Rutinitas kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya, karena sekarang Nanami akan mengambil langkah untuk mendekati-
"Selamat datang di- eh? Om kemarin?"
Seorang gadis dengan rambut ikal sebahu, dan manik yang bersinar saat tersenyum lebar, dialah (L/n) (f/n). Gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia berniat membantu usaha keluarga sekaligus mendalami keahlian membuat kue. Walau sebenarnya dia kurang yakin, namun segera ia sleding pemikiran itu dan mengambil bagian positif.
Mengapa gadis itu kurang percaya diri? Sebenarnya, dia tidak bisa memasak, bahkan kompor pun menolak disentuh olehnya, tetapi lain dengan membuat kue ( yang hanya dipanggang saja ).
Sekilas, (y/n) mengingat insiden ledakan di kos-kosan nya, dan penyebab dari ledakan itu yang tidak lain oleh dia sendiri. Ah bukan, lebih tepatnya sang gas dan sang kompor melakukan aksi bunuh diri agar mereka bisa meninggalkan sosok tangan perusak milik (y/n).
Dan dari insiden naas itu, ada beberapa orang yang terkena imbasnya dikarenakan se-kosan dengan (y/n). Mari kita tanyakan pada orang itu.
"Mbak Hinata Tachibana, bagaimana kronologi saat kebakaran yang-"
"PACAR GUA WAKTU ITU HAMPIR KOID! MAKANYA KALAU KAGA BISA MASAK DIKOMPOR, PAKE TUNGKU AJA NA-"
Lia: // sumpel mulut Hinata pake kaos kaki // "Ok, permisah mari kita kembali pada inti story ini"
Mari abaikan cerita di atas dan kembali pada inti FF ini.
Nanami Kento. Pria yang dikenal tidak suka dengan wanita atau sebutan gaolnya G*ay, ternyata menyukai anaq gadis orang, plus ternyata gadis itu adalah adik dari pemilik toko roti langganannya.
Wah sebuah takdir macam apa itu? Yang pasti bukan dewa lah yang membuatnya, melainkan sang author yang dikenal pengoleksi boneka jaelangkung lah yang membuat takdir itu.
Dengan penuh keyakinan, juga diiringan lagu cedol dawet. Nanami mulai menjalankan saran dari tem- ( sebenarnya Nanami enggan menyebut mahluk putih bejad itu sebagai teman, tapi orang itulah yang dapat ia percaya sampai FF ini tamat ) annya, yang tidak lain Gojo Satoru.
Inilah saran yang diberikan oleh Gojo Satoru yang disponsori oleh celana dalam Boboi*boy.
1. BELI MAKANAN DISANA! KALAU KAGA BELI BERARTI LU MODAL TAMPANG DOANG! SEMUT SAMA LU GANTENGAN JUGA GUA!
2. HARUS SENYUM! JANGAN SENYUM KAYA KAMBENG PAK JAMAL, SENYUM YANG MENAWAN OK!
3. INGAT, IKUTIN PROTOKOL YANG DI TETA- MAKSUDNYA JANGAN TERLALU MEPET DOI, KARENA DIA BAKAL LANGSUNG ILFIL KALAU LU DEKET-DEKET KAYA MAU MALAK.
Jujur, Nanami harus memakai kacamata minus saat membaca pesan yang dikirimkan Gojo. Tapi apa yang tertulis di pesan itu memang benar, dirinya tidak boleh mengandalkan tampang saja, uang dollar yang ada di lemari besinya pun harus dikeluarkan jika ingin memikat hati wanita.
Kini Nanami berada di depan etalase toko, berniat memilih beberapa roti yang menurutnya enak dan segera mungkin melakukan PDKT terhadap doi. Walau dengan cara yang sedikit..... Membingungkan. Meskipun sudah dikirimkan saran oleh Gojo si ganjen cap playboy, tapi tetap saja otaknya masih belum berfungsi dan bingung tindakan yang diambilnya.
Dan disaat Nanami bingung sembari mengambil roti dan menaruhnya di nampan-
"Wow! Anda suka roti lapis ini?" Tanya si doi yang ternyata sudah berdiri di samping Nanami.
Terkoejoed? Of course. Seandainya itu bukanlah si doi, Nanami dengan senang heart akan mengkill dia ditempat ini juga.
"Iya, saya suka" jawab Nanami bernada datar, sedatar dada reader.
Tidak tidak tidak. Nanami tidaklah sengaja berbicara dengan nada seperti tadi. Sebenarnya dia linglang, bagaimana caranya berbicara dengan seorang gadis imoed kaya auth- maksudnya kaya nekoma?
"Tunggu, perasaan tadi ada yang bilang neko-"
"Kuro.... Hayaku"
Mari abaikan lagi orang-orang kesasar itu, dan beralih pada Nanami lagi. Saat ini Nanami tengah dilanda jedag jedug seer, atau sebutan kawaii nya doki-doki coklat asli~ bercamp- yah pokoknya dia lagi deg-degan karena si doi yang kita sebut sebagai (y/n) ini, tengah di berdiri sangat dekat dengan Nanami.
Ok, ini kesempatan. Nanami melirik (y/n) sekilas, lalu mengambil nafas dan mengeluarkan nya dengan pelan. Sekaranglah kesempatan untuk mendekati Doi da-
"Yo, (y/n). Kau sudah selesai bekerja?"
"Eh, Draken! Sudah kok, yuk jalan"
Suara musik Titanic namun versi suling mengalun saat (y/n) pergi dengan seseorang yang menurutnya bagai preman pasar. Pupus lah sudah harapan nya, dan roti lapis yang dibelinya pun diambil begitu saja oleh (y/n) tanpa menunggu izin dari Nanami.
Baiklah, mungkin sekarang dirinya gagal. Tapi hari esok pasti bisa!
Sementara itu, (y/n) dan Draken.
"Draken, kita putus kuy"
"Lah, napa?"
"Soalnya gua disuruh kepicut om berduid sama author dimari"
"..."
****
Sekian untuk hari ini. Dan sekedar info, saya ingin menambah hutang karena lagi.
Setuju atau tidak? Kalau tidak saya off lagi dan menghapus projeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi sensei! (Nanami Kento X Reader)
FanfictionMenikah dengan guru? Seru tidak ya? 16+