MAXEL | 19. Polisi |

6.8K 725 200
                                    

Maxel menatap Alexa yang sudah tertidur karna kelelahan menangis. Gadisnya hanya diam meski sudah tidak memberontak kembali.

Ia keluar dari kamar Alexa dan menemukan Elena sedang meminum alkohol sendirian di'Pantry'.

"Mau kau apakan mayat itu?" tanya Elena yang setengah sadar saat melihat Maxel datang.

"Akan aku jual organ tubuhnya untuk ditukarkan dengan uang." jawab Maxel. Mereka berdua seperti lupa, bahwa mereka habis bertengkar beberapa menit yang lalu.

"Sebaiknya jangan keluar rumah, diluar masih ada penyelidikan tentang kasus Alexa dan orang lainnya."

"Aku akan berhati-hati." jawab Maxel.

'TOK TOK'

Mereka berdua langsung menatap pintu yang terdengar ketukan itu. Elena bangkit dari kursinya dan berjalan menuju jendela rumahnya. Dia membuka tirainya perlahan untuk mengintip, lalu berbalik melihat Maxel dan menatapnya tajam.

Maxel langsung mengerti dan berlari menuju kamar Alexa.

()()()()()

Elena membuka pintu rumahnya dan tersenyum ramah pada kedua polisi yang berada didepan pintu rumahnya. Satu orang bertubuh gemuk dan satunya lagi bertubuh kurus dan berkumis menatap Elena dan menujukan kartu identitasnya.

"Selamat Sore, Mrs...", polisi bertubuh gemuk itu membuka buku kecilnya dan membuka satu persatu lembarannya, "Mrs. Elena!" lanjutnya.

"Iya benar." kata Elena.

"Kita dari pihak kepolisian minta waktunya untuk melakukan penyelidikan."

"Tentu, silahkan masuk." Ucap Elena lalu membuka pintunya lebar mempersilahkan dua orang polisi itu masuk.

"Silahkan duduk. Mau minum apa?" Tawar Elena.

"Tidak perlu. Kami hanya sebentar." Kata polisi berkumis.

"Oh tidak apa, kalian pasti lelah melakukan penyelidikan dari rumah ke rumah." Kata Elena sambil tersenyum.

"Tidak perlu, kam-,"

"Oh baiklah satu cangkir kopi hitam kalau ada." Potong polisi bertubuh gemuk itu sambil tersenyum. Polisi berkumis itu hanya menatap lelah pada temannya.

"Baiklah, kalau begitu tunggu sebentar." Ucap Elena lalu pergi meninggal dua polisi itu diruang tamu.

Dia bergegas ke dapur dan mencuci palu yang masih dilumuri darah Kate serta pisau yang digunakan maxel, yang habis dipakainya untuk memotong bagian tubuh kate untuk dijual.

Setelah membereskan semuanya didapur, ia lalu bergegas menutup dan mengunci semua pintu kamar dirumahnya. Ia berjalan pelan melewati ruang tamu yang terdapat dua orang polisi itu yang sedang berbincang. Elena menuju lantai atas menutup pintu gudangnya.

Dia terkejut ketika pintu itu terbuka. Keluar Maxel yang membawa seikat tali dan beberapa kain.

"Ssstt.. ", Bisik Elena sambil menaruh telunjuk dibibirnya, "Jangan keluar, mereka masih dibawah." bisik Elena.

"Aku akan memindahkan Alexa sementara disini." kata Maxel.

"Baiklah, lakukan secepatnya lalu tutup kembali pintunya. Aku tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan lagi." bisik Elena marah, Maxel hanya menatap tajam ibunya itu.

()()()()()

Elena berjalan dari dapur membawa dua cangkir kopi hitam yang mengepul, "Maaf menunggu lama, saya belum memanaskan airnya." ucap Elena.

"Oh tidak apa-apa. Maaf merepotkan." Ksta polisi berkumis.

"Tidak perlu meminta maaf. Jadi saya harus mulai dari mana?" Tanya Elena sambil tersenyum menatap dua polisi itu menahan tubuhnya yang gugup dan gelisah.

Disisi lain, Maxel menatap Alexa yang masih terlelap. Dia mencoba mengangkat Alexa dan mencoba memindahkannya sementara ke gudang bawah tanah sampai dua polisi itu pergi.

Dia membawa Alexa ke dalam pintu gudang dan menyusuri tangga yang membawanya menuju lorong bawah tanah, ke sebuah kamar tempat sebelumnya Kate berada.

Maxel mendudukan Alexa di lantai dengan pelan, menyenderkannya di dinding. Ia mengambil kain yang dibawanya tadi dan menutup mulut alexa agar sewaktu waktu saat ia bangun tidak besuara. Tapi apa yang dilakukannya membuat Alexa terbangun dari tidurnya.

()()()()()

Matanya terbuka pelan lalu mengernyit ketika pupil matanya melihat lampu kekuningan itu. Ia melihat sekelilingnya, lagi-lagi hidungnya mulai mencium bau amis yang pekat. Mulai menyadari apa yang ia lihat disekelilingnya membuat Alexa mengingat jelas tempat ini, ditambah matanya menatap seseorang didepannya sedang mengambil seikat tali.

Alexa berteriak ketakutan, tapi tak bisa berteriak kencang karna mulutnya terikat. Maxel yang mengambil tali terkejut ketika mendengar suara kecil dari mulut Alexa.

"Hey! Tidak apa-apa. Tenang, okay?" ucap Maxel tapi Alexa masih panik.

"Sementara. Kau hanya sementara disini, tidak akan lama. Tunggu sebentar, oke? Tenanglah sedikit." Kata Maxel Lagi.

Maxel menyatukan tangan Alexa, ia meraih tali yang ia bawa dan ingin mengikat kedua tangan Alexa. Melihat itu membuat Alexa bertambah panik dan mendorong Maxel kencang hingga membuat maxel mundur kebelakang dan menabrak rak besar yang berada diruangan itu.

Rak besar kayu yang ringkih itu terjatuh hampir menimpa maxel yang untungnya ia sempat menghindar. Suara debuman keras rak itu dan debunya yang mengepul membuat mata maxel buram. Samar, ia melihat Alexa berdiri dan kabur dari ruangan ini.

Disisi lain, dua polisi itu terkejut ketika mendengar suara rak jatuh itu terdengar walau hanya kecil tapi jelas seperti suara benda berat yang jatuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAXELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang