| 9. Pentas Seni |

11K 1.2K 48
                                    

"Kate, kau harus berjanji jangan beritahu siapapun." bisik Alexa.

"Tenang saja, aku tidak akan memberitahukan siapapun. Tapi kau tidak terluka?" tanya Kate.

"Tidak, aku hanya ketakutan saja."

Kejadian itu sama-sama membuat Alexa dan Kate ketakutan. Kate berteriak ketika melihat banyak darah tersebar ditanah, dan para pria jahat yang ingin menculik Alexa tewas ditempat.

Wanita itu tambah terkejut ketika melihat Alexa yang menangis bersama pria asing tak dikenalnya. Ketika Kate ingin menghampiri mereka, Pria itu langsung pergi berlari dan menghilang.

"Tapi pasti akan ada yang tahu! Mayat dan darah dijalan itu pasti akan ditemukan dan ada yang melaporkannya ke polisi." panik Kate.

"Tidak apa-apa, yang penting kita tidak ada ditempat kejadian. Kau sudah izin pada orang tuamu kau akan menginap?" tanya Alexa yang dijawab Kate anggukkan kepala.

Setelah pria misterius itu pergi Kate langsung mengantarkan Alexa pulang sampai rumah. Beruntungnya orang tua Alexa sudah tidur sehingga tidak melihat apa yang terjadi pada anaknya. Hari ini sangat melelahkan bagi Alexa.

()()()()()

Benar kata Kate, beritanya tersebar dengan cepat. Alexa yang sedang istirahat dari kegiatan Pemandu Soraknya mendengar banyak yang membicarakan tentang kejadian tadi malam.

"Ada yang bilang mereka diserang binatang buas karna salah satu korban kepalanya terlepas." Alexa mendengar temannya berbicara.

"Tapi ada yang bilang mereka bertengkar hingga membuatnya sama-sama tewas, atau..mereka dibunuh oleh seseorang?"

"Malam itu aku pergi dengan ayahku ingin ke Market ditengah jalan kami melihat banyak mobil polisi dan Ambulans. Aku tidak boleh melihatnya tapi aku melihat sedikit, kepala tanpa tubuh dengan mata masih terbuka, menyeramkan sekali!"

"Sudahlah, apapun beritanya kita hanya bisa menunggu. Aku dengar ayahnya Stev sedang mencari jawabannya." ucap Kate sambil menatap Alexa yang dari tadi hanya diam mendengarkan.

"Berarti rumor tentang bahwa kita tidak boleh keluar saat malam hari benar adanya? tapi bagaimana besok kita bisa pergi ke acara Pentas Seni besok malam?"

"Oh iya! aku sampai lupa! aku bahkan belum membeli baju buat acara besok." panik Kate, "Oh itu dia Stev!" ucap Kate lagi yang melihat Stev dan teman-temannya selesai berlatih Basket.

"Stev!" panggil salah satu teman Alexa, "Acara besok malam jadi?" Stev langsung menghampiri para perempuan yang sedang berkumpul.

"Tentu saja jadi, undangan sudah disebarkan." kata Stev.

"Tapi bagaimana dengan kejadian-,"

"Semua aman, tenang saja. Acara besok malam banyak penjagaan. Kalian berangkat bersama saja, jangan sampai sendirian." sela Stev dan menatap Alexa sambil tersenyum.

"Alexa, ayo pulang bersama, aku antar. Aku ingin tahu dimana rumahmu." kata Stev lagi. Mendengar itu membuat teman-teman Alexa saling berbisik dan tersenyum.

"Sudah ikut saja!" kata salah satu teman Alexa.

"Ah.. aku-,"

"Sudah ikut saja! Stev antarkan dia pulang dengan selamat ya!" sela Kate.

"Tentu saja, ditunggu digerbang sekolah ya."

Alexa menatap Kate dengan kesal, sedangkan Kate balas menatap Alexa sambil mengedipkan sebelah matanya.

()()()()()

Alexa merasa dalam situasi yang gugup, Dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Stev ketika mereka hanya berduaan didalam mobilnya.

MAXELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang