"Jadi saat kau menempati rumah itu, Maxel sudah ada?" tanya Alexa yang dijawab anggukkan Noah.
"Lalu, kau melihat Maxel yang sudah dikursi roda?"
"Tidak, waktu itu Maxel masih bisa berjalan."
"Kalau begitu kau tahu penyebab Maxel bisa berada dikursi roda?" tanya Alexa penasaran.
Noah menganggukan kepalanya, "Itu sudah lama sekali. Yang aku tahu, kakinya dipukuli hingga patah oleh ayahnya." mendengar itu membuat Alexa terkejut.
"Apa? kau serius?! tapi bibi Elena cerita padaku ayahnya meninggal saat Maxel lahir."
Noah mengernyitkan dahinya bingung, "Aku tidak tahu Alexa."
"Lalu apa yang terjadi?" tanya lagi Alexa.
"Alexa, sebenarnya aku tidak berhak menceritakannya. Kejadiannya juga sudah sangat lama. Kecelakaan itu-, aku tidak bisa menceritakannya."
"Kenapa? ku mohon Noah, aku tidak akan memberitahukan siapun." kata Alexa, "Aku hanya merasa dibohongi." ucap Alexa lagi yang dijawab hembusan nafas oleh Noah.
"Kejadiannya saat aku dan Maxel berumur dua belas tahun. Maxel dan keluarganya memang jarang komunikasi dengan tetangga lainnya. Aku hanya tahu dulu ayah Maxel bekerja sebagai dokter didekat Rumah Sakit kota ini. Sampai saat pagi itu, mobil polisi ramai mengelilingi rumah Maxel."
"Apa yang terjadi?" tanya Alexa berbisik.
"Aku dan keluargaku keluar dari rumah ketika suara sirine mobil polisi dan 'Ambulans' terdengar bersamaan. Aku melihat ayah Maxel ditutupi kain putih yang penuh darah, lalu masuk kedalam mobil 'Ambulans'." kata Noah.
Alexa terkejut mendengar hal itu, "Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Aku tidak tahu Alexa. Tapi ibuku bilang, hal itu terjadi karna adanya kekerasan rumah tangga sampai Maxel terkena akibatnya. Tapi semenjak-"
"Alexa! maaf aku telat, jalan begitu padat."
Alexa dan Noah menengok kearah Kate yang baru datang.
"Oh! siapa ini?" tanya Kate sambil tersenyum genit. Noah berdiri dari dudukunya, mengulurkan tangan pada Kate.
"Noah." ucap Noah ramah memperkenalkan diri.
"Kate." kata Kate sambil menggenggam tangan Noah, "Teman Alexa." ucap Kate lagi.
"Kalau begitu aku pulang dulu, Alexa. Selamat belajar." kata Noah pada Alexa yang dijawab anggukkan kepala.
"Alexa, kau jangan berpikir negatif dulu. Ada kemungkinan bibi Elena berbohong padamu karna dia tidak ingin mengingat masa lalunya itu atau kau tidak perlu mengetahui apapun tentang keluarganya." bisik Noah sebelum pergi.
()()()()()
Sepulang dari kerja kelompok itu, Alexa terus memikirkan perkataan Noah. Dia juga memikirkan kejadian yang menimpa Maxel.
Dia jadi mengingat ketika bibi Elena berkata, Maxel tidak suka rumah sakit dan seorang dokter karna ayahnya bekerja ditempat itu.
Maxel tidak menyukai ayahnya bukan karna meninggalkannya ketika ia lahir, tapi karna ayahnya menyakitinya hingga membuat Maxel tidak bisa berjalan.
Ya! Alexa menemukan maksud perkataan bibi Elena. Mungkin benar apa yang dikatakan Noah, mungkin saja bibi Elena hanya tidak mau mengingat kejadian yang menimpa dirinya dan anaknya.
Terus memikirkan Maxel, ia jadi lupa meletakkan 'Flashdisk'nya dimana. Dia mencari dimeja belajar dan tas sekolahnya. Tapi tidak juga ditemukan.
Mendengar suara getar 'Handphone', Alexa langsung menghampiri benda itu yang ia letakkan ditempat tidurnya.
📩Kate
'Flashdisk'mu sepertinya terbawa ditasku. Mau mengambilnya?'
Mengetahui itu, Alexa merasa lega karna ternyata 'Flashdisk' miliknya tidak hilang. Melihat jam dinding, ternyata sudah hampir jam tengah malam.
Kalau ia tidak mengambil benda itu, ia tidak bisa belajar untuk ujian besok pagi karna semua materi ujian besok ada didalam benda itu, Oh sial!
()()()()()
Alexa mengeratkan jaket pada tubuhnya, angin malam membuatnya kedinginan. Ia membalas pesan dari Kate untuk bertemu dengannya disebuah gang dekat rumahnya, agar ia juga tidak perlu berjalan jauh lagi pergi kerumah Kate.
Tapi sudah sepuluh menit Alexa menunggu disini, Kate tidak datang juga. Alexa yang menyender ditiang listrik gelisah karna dinginnya udara malam dan tempatnya yang sepi membuat ia mulai takut.
Alexa ingin mengambil 'Handphone' disaku jaketnya untuk menghubungi Kate, tapi tiba-tiba mobil hitam berhenti didepannya. Tiga orang laki-laki dewasa turun dari mobil itu dan menghampiri Alexa, membuat Alexa curiga sekaligus ketakutan.
Laki-laki yang mempunyai tato naga dilengannya keluar dari pintu kemudi, laki-laki yang mempunyai bekas luka yang lumayan panjang dipipinya membuat wajahnya bertambah seram keluar dari kursi depan, dan laki-laki~kerdil? ingin rasanya Alexa tertawa tapi rasanya belum tepat untuk situasi seperti ini.
"Halo, manis!" panggil laki-laki kerdil itu yang keluar dari pintu penumpang, membuat Alexa mengernyit tidak suka.
"Gadis cantik tidak boleh berkeliaran dimalam hari, nanti banyak srigala yang ingin memakanmu." kata pria yang terdapat tato dilengannya sambil tertawa.
"Ayo ikut kita saja jalan-jalan!" ucap laki-laki yang mempunyai luka diwajahnya, menarik tangan Alexa masuk kedalam mobil.
Alexa memberontak, ia sungguh takut. Dia terus meminta 'Tolong' tapi tidak ada satupun yang datang menolongnya. Tangannya terus ditarik oleh pria berwajah jelek itu, sedangkan Alexa berusaha mencekalnya.
"Bos susah sekali menariknya! bantu saya bos!" teriak pria berwajah jelek yang kesusahan menarik Alexa.
"Hey kau! bantu dia menariknya, atau ambil saja obat bius ditasku!"
Sikerdil langsung berlari kedalam mobil mencari obat bius yang dibawa bosnya. Teriakan Alexa bertambah keras ketika melihat sikerdil membawa obat biusnya.
"Cepat!" teriak pria bertato.
Karna terburu-buru dan mendengar teriakan bosnya. Sikerdil menumpahkan semua cairan yang berada dibotol kecil itu pada sebuah kain dan langsung menutupi hidung Alexa.
Alexa menjerit tertahan, ia menangis karna ketakutan. Mencoba menahan nafasnya agar tidak terhirup obat bius itu.
"AARGGHH!!" teriak sikerdil nyaring.
Alexa bingung ketika tiba-tiba ia didorong keras hingga terjatuh. Kepalanya sakit karna sedikit terhirup obat bius dan terkejut ketika melihat sikerdil diangkat tinggi dan dipenggal kepalanya oleh seseorang berjaket hitam yang menutupi kepalanya serta memakai masker rumah sakit membawa tongkat besi.
Alexa teriak ketakutan. Wajahnya pucat melihat kejadian itu.
"Oh 'Shit'!!!" teriak pria bertato naga itu ketika melihat temannya terbunuh.
Pria misterius itu berjalan cepat ke arah pria berwajah jelek, hingga pria berwajah jelek itu tidak dapat menghindar.
'KLEKK'
Pria berwajah jelek itu tewas karna tulang lehernya dipatahkan, sedangkan Alexa melihat itu langsung menutup mulutnya menahan tangisan dan jeritannya. Pria bertato naga langsung berlari ke mobilnya dan pergi dengan cepat.
Alexa merasa kakinya lumpuh ketika pria itu berjalan menghampirinya. Dia benar-benar ketakutan. Pria misterius itu duduk dihadapan Alexa yang terjatuh ditanah. Melihat wajah Alexa yang memerah dan penuh air mata.
"Ssstt.," bisik pria itu menenangkan sambil menghapus air mata Alexa dan mencium hidungnya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAXEL
Mystery / ThrillerAlexandra dan keluarganya pergi ke desa terpencil New Orleans dengan rumah barunya. Disana Alexandra mencoba beradaptasi dengan rumah barunya, sekolah, dan lingkungannya. Berawal saat ibunya menyuruhnya untuk memberikan kue sebagai 'Salam Tetangga'...