| 5. Pesta |

13K 1.4K 85
                                    

Alexa melihat ke kanan dan ke kirinya sambil melihat kertas yang ia pegang. Hari ini ia berada di 'Market' untuk belanja harian. Mata Alexa melihat satu daftar lagi belanjaan yang ibunya perlukan.

Ketika tangannya ingin menyentuh botol minyak zaitun, seseorang disampingnya menyentuh tangannya. Membuat Alexa menengok ke arah sampingnya.

"Eh, maaf. Ambil saja, aku akan ambil yang belakangnya."

Alexa menatap laki-laki itu. Pipinya bersemu merah. Pemuda itu sangat tampan, pikirnya.

"Oh, ya. Terima kasih." Alexa buru-buru mengambil botol minyak zaitun itu dan pergi dengan cepat, sedangkan laki-laki itu bingung melihat tingkah Alexa yang aneh.

Alexa membawa barang belanjaannya melewati rumah Maxel. Ia melihat tante Elena yang sedang menyiram tanaman rumahnya.

"Tante Elena!" sapa Alexa. Elena langsung melihat asal suara itu yang ternyata Alexa yang menyapanya.

"Hey! habis belanja Alexa."

"Iya tante. Maxel sedang apa?" tanya Alexa.

"Terakhir tante lihat dia sedang menonton televisi."

"Kalau begitu habis menaruh belanjaan ini aku main ke rumah tante, boleh?"

"Tentu saja. Maxel sepertinya kesepian dirumah."

"Okay, tante Elena." kata Alexa langsung berjalan menuju rumahnya. Merapihkan barang belanjanya, tidak lupa dia pamit pada orang tuanya untuk bermain kerumah Maxel.

Setibanya dia dirumah Maxel, Alexa melihat ke kanan-ke kiri melihat sekelilingnya sepi. Ia melihat tante Elena yang berjalan menuju ke dapur.

Elena pun juga melihat ke arah Alexa yang kebingungan, dia pun menunjuk dengan tangannya ke arah kamar Maxel. Menyuruhnya untuk pergi ke sana jika mencari keberadaan Maxel, yang dibalas Alexa dengan simbol tangan 'OK'.

Alexa langsung menuju pintu kamar Maxel dengan mengetuk terlebih dahulu pintu kamarnya. Lalu ia membuka pintu kamar Maxel perlahan dan tersenyum melihat Maxel yang sedang membaca novelnya ditempat tidur.

"Hai!" sapa Alexa sambil menghampiri Maxel. Ia masih fokus dengan buku yang dibacanya.

"Sudah sampai mana bacanya?" tanya Alexa yang didiamkan Maxel.

"Maxel!" teriak Alexa yang lagi-lagi didiamkan oleh Maxel. Alexa menatap Maxel diam.

"Kau marah ya?" tanya Alexa. Maxel masih mendiamkannya.

"Lihat aku bawa sesuatu!" seru Alexa sambil menggoyangkan sebuah kertas didepan wajah Maxel. Tapi Maxel masih sibuk membaca novelnya itu.

"Baiklah, maafkan aku jika aku salah." ucap Alexa, "Padahal aku tidak tahu salah apa." gumam Alexa yang masih bisa didengar Maxel.

Maxel menatap Alexa tajam, membuat Alexa menjadi takut.

"Jangan melebarkan bola matamu itu." ucap Alexa.

"Aku tidak suka dengan temanmu itu!" kata Maxel.

"Temanku yang mana?" Alexa mengernyitkan dahinya bingung.

"Teman jalangmu itu yang datang kesini."

Alexa meringis mendengar perkataan Maxel yang kasar.

"Issh, kau! dia namanya Kate. Memangnya kenapa dengan dia? kau marah hanya karna aku pergi bersamanya kemarin dan tidak mengajakmu?"

Maxel menaruh bukunya diatas tempat tidur. Dia menatap Alexa diam, kemudian mendekat ke arah Alexa yang ada disampingnya. Tatapan mereka sama-sama terarah, membuat Alexa menahan nafasnya.

"Dengarkan aku Alexa. Aku punya 'Feeling' yang selalu benar. Teman jalangmu itu tidak pantas berteman denganmu, dia hanya memanfaatkanmu."

Maxel memundurkan tubuhnya seperti semula, menatap Alexa sambil menaik turunkan bahunya. "Tapi terserah kau, jika nanti kau dikhianati jangan datang padaku dan menangis seperti anak kecil." ejek Maxel yang membuat Alexa kesal.

Alexa mendelik pada Maxel yang kembali melanjutkan membaca bukunya.

"Sudahlah. Ini! kau harus datang. Awas aja kalau tidak datang." kata Alexa sambil melemparkan sebuah kartu pada Maxel.

Maxel menatap benda yang dilemparkan Alexa. Ia melihat kartu itu yang terdapat bacaan 'Party'. Melihat isinya, ternyata pesta ulang tahun Alexa.

"Pokoknya harus datang. Sekali-kali keluarlah dari rumah. Kau bisa menemukan teman yang seru." Ucap Alexa.

"Aku tidak akan datang." kata Maxel kembali membaca bukunya. Mendengar itu membuat Alexa kesal.

"Kau ini!" teriak Alexa sambil merebut buku yang dibaca Maxel dan melemparnya sembarangan.

Pintu kamar Maxel terbuka, Mrs.Elena datang dengan membawa nampan ditangannya berisikan berbagai cemilan kaleng dan dua gelas 'Orange Juice'.

"Hey! kalian bertengkar lagi."

"Maxelnya tante! dia tidak akan datang ke pesta ulang tahunku. Padahal jaraknya tidak jauh, hanya sebelah rumahnya." adu Alexa.

"Baiklah kalau Maxel tidak mau datang, tante mau kan datang ke pesta ulang tahunku?" kata Alexa lagi.

"Memangnya kapan?" tanya Elena sambil menaruh nampannya diatas meja.

"Besok."

Elena menatap Maxel, kemudian menatap Alexa yang menunggu jawaban.

"Sepertinya tidak bisa." kata Elena dengan menyesal.

"Memangnya kenapa? acaranya malam, memangnya tante mau pergi?"

"I-iya tante mau pergi, kemungkinan akan pulang malam." ucap Mrs.Elena.

"Dan aku harus menjaga rumah." Ucap Maxel tiba-tiba.

Alexa menatap Mrs.Elena dan Maxel bergantian dengan cemberut, "Baiklah kalau begitu." ucap Alexa lemah.

"Tenang saja, aku akan memberikanmu kado. Tidak perlu cemberut begitu."

()()()()()

Alexa memakai 'Dress' putih tanpa lengan dengan motif bunga yang panjangnya sampai lutut kaki. Sederhana tapi elegan.

Pesta yang diadakan didepan halaman rumah Alexa begitu ramai dengan teman-teman sekolahnya.

"Selamat ulang tahun sayang. Semoga diumurmu yang ke tujuh belas tahun ini kau mempunyai banyak pengalaman baru yang baik."

"Thank you, Mom." Alexa tersenyum dan memeluk ibunya.

"Sepertinya kau menunggu seseorang?"

"Tidak, Mom." Alexa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Benarkah? kalau begitu bersiaplah acaranya akan dimulai." kata ibu Alexa sambil meninggalkan Alexa untuk mempersiapkan pestanya.

Alexa menatap dari jauh temannya yang terburu-buru menghampirinya sambil tersenyum melihat tingkahnya.

"Hay Alexa! Selamat ulang tahun. Aku mengira akan telat."

"Terima kasih, Kate. Acaranya sebentar lagi akan dimulai sepertinya." kata Alexa.

"Benarkah?! Kalau begitu dimana letak kamar mandimu? aku harus merapihkan 'Make Up' ku."

"Lurus saja dan belok kiri."

Kate langsung pergi terburu-buru meninggalkan Alexa. Alexa yang melihatnya hanya menggelengkan kepala. Dari kejauhan ibunya memanggilnya, memberitahukan bahwa acara akan dimulai, Alexa tersenyum dan menganggukkan kepala menghampiri kue yang tinggi dan terpajang rapih.

Semua teman-temannya berkumpul menyanyikan lagu ulang tahun untuk Alexa sambil bertepuk tangan. Alexa tersenyum senang melihat teman-temannya yang ikut gembira dalam pestanya.

"Waktunya meniup lilin ulang tahunmu. Jangan lupa permohonanmu." bisik ibu Alexa.

Alexa tersenyum sambil menutup matanya. Dia berdoa dalam hati tentang keinginannya dihari ulang tahunnya ini. Lalu Alexa membuka matanya dan bersiap meniupkan lilin kue ulang tahunnya.

Dan ketika Alexa berhasil meniupkan lilinnya, cahaya lilin itu padam bersama seluruh lampu rumah Alexa.

MAXELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang