BAGIAN 3

8.7K 503 5
                                    

Brum brum brum

Sebuah mobil Lamborghini baru saja memasuki area parkiran. Tentu saja hal itu membuat siswa dan siswi berteriak histeris karena mereka tau siapa pemilik mobil itu. Tak lama keluarlah dua orang yang menjadi idola sekolah siapa lagi kalau bukan Arven dan Axel.

"Akhirnya dateng juga, lo!" Ucap seseorang menghampiri Arven dan Axel yang saat ini duduk  di Kap mobil.

"Tumben kalian satu mobil?" Tanya yang satunya lagi.

Belum menjawab seseorang keluar dari monil dengan seragam rapi tak lupa kacamata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya. Semua pasang mata menatap kearah gadis tersbeut.

Siapa dia?

Apakah dia pacar Arven?

Atau pacar Axel?

Ya ampun cantik banget sih!

Gue sebagai cewek aja insinyur.

Insecure goblok.

Sama saja.

Masih banyak lagi teriakan histeris dari siswa dan siswi Radjendra High School (RHS).

Radjendra High School (RHS) merupakan sekolah swasta milik keluarga Radjendra dimana dalam penentuan kelas ini tidak memandang siapa yang kaya dan siapa yang berkuasa. Melainkan siapa yang pintar dan cerdas itulah yang akan berada di kelas elit. Untuk masuk ke sekolah ini juga tidak semabarang orang, melainkan akan ada berbagai tes yang akan di lewati oleh siswa dan siswi. Hasil tes tersebutlah yang menentukan masuk atau tidaknya calon siswa dan kelas dari calon siswa tersebut. Walaupun keluarga Shaenette bukan pemilik sekolah ini, namun keluarga Shaenette merupakan donatur terbesar di sekolah ini karena keluarga Radjendra dan keluarga Shaenette merupakan sahabat dekat.

Dan di sekolah ini lah para pentolan sebuah geng ternama yang ditakuti di negara ini bersekolah. VALENTZAS. Itulah nama geng yang sangat terkenal dimana semua anggotanya laki-laki semua.

"Where is the principal's office?" Tanya gadis itu kepada Arven dan Axel.
(Dimana ruang kepala sekolahnya?)

"Biar kita yang antar lo ke ruang kepsek" ucap Arven lembut.

"Dia siapa, Ven?" Tanya temannya tadi.

"Dia adik gue, Gil" jawab Arven.

AGIL DE XENDRIX. Salah satu inti dari Valentzas. Memiliki sifat ramah, murah senyum, dan tentunya jago dalam bidang IT sehingga geng Valentzas tak pernah tertinggal informasi sekecil apapun.

"Kok kita baru tau kalau lo punya adek?" Tanya anggota inti Valentzas lainnya yang paling cerewet diantara inti lainnya.

"Lo nggak nanya" ucap Axel malas.

"Lama, gue sendiri aja" ucap Auris yang hendak pergi.

Dengan cepat Arven dan Axel memegang pergelangan tangan Auris. "Sama kita" ucap mereka berdua bersamaan.

Axel menatap ketiga inti Valentzas lainnya. "Ikut nggak?" Tanya Axel kepada mereka.

"Ikutlah" jawab mereka.

Sedangkan salah satu dari mereka hanya diam memperhatikan Auris sejak tadi. Kini mereka semua sudah berada dikelas masing-masing dimana inti Valentzas itu berada dikelas XII IPS 1 dan Auris berada dikelas XI IPS 1. Semua kelas IPA  dan IPS 1 berada di gedung elit A dimana gedung itu adalah gedung paling luas dan paling mewah diantara kelas lainnya. Siswa dan siswi yang bisa berada di gedung itu hanyalah siswi yang mempunyai kecerdasan tinggi.

Kring kring

Bel tanda istirahat telah berbunyi. Semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas. Dikelas IPS 1, Auris hendak ingin berdiri namun seseorang memanggil namanya.

"Auris!" Panggil seseorang lalu tiga orang siswi cantik menghampiri Auris.

"Kenalin gue, STEVANI HERMANSYAH. Panggil aja Vani." Ucap seseorang bernama Vani dan mengulurkan tangannya.Vani dikenal memiliki paras cantik, cerewet dan manja. Rambut lurus sebahu berwarna coklat.

Auris membalas uluran tangan Vani. "Auris" ucapnya.

"Gue SALSABILA MANGKUNEGARA. Panggil aja Salsa." Ucap Salsa memperkenalkan diri. Salsa memiliki wajah manis dan rambut lurus hitam dan panjang. Suka memakai jepit di bagian kiri.

Auris membalas uluran tangan Vani. "Auris" ucapnya.

"Gue CHYRA LEXABDRA. Panggil aja Chyra. Chyra adalah gadis sedikit tomboy dan juga jago beladiri. Ketua ekskul beladiri dan sifatnya gampang terpancing emosi.

Auris membalas uluran tangan Vani. "Auris" ucapnya.

"Lo mau kan jadi temen kita?" Tanya Vani to the point kepada Auris.

"Gue?" Tanya Auris menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lo, karena kita ngerasa lo cocok sama kita" ucap Salsa.

"Betul" tambah Chyra.

"Kalian belum tau gue" ucap Auris.

"Apapun lo, siapapun lo, kita mau lo jadi sahabat kita" ucap Salsa.

"Betul" tambah Chyra.

"Betul betul aja lo, kek ipin" ucap Vani kepada Chyra.

"Bodoamat" ucap Chyra kesal. "Gimana? Lo mau kan?" Tanyanya kepada Auris.

" Ya udah" jawab Auris.

"Sekarang waktunya kita ke kantin, gue pengen makan siomay" ucap Salsa menyeret ketiga sahabatnya itu.

Kini mereka berempat sudah berada di kantin sekolah dan duduk di salah satu bangku kantin.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesen!" Ucap Salsa menawarkan diri.

"Tumben lo mau pesen tanpa disuruh?" Tanya Chyra.

"Gue lagi seneng karena kita punya sahabat baru" ucap Salsa bahagia.

"Gue siomay deh, lagi pengen minumnya jus jeruk" ucap Vani.

"Gue sama kek Vani, tapi minumnya air putih aja" ucap Chyra.

"Auris, lo apa?" Tanya Salsa kepada Auris.

"Steak, minumnya boba" ucap Auris membuat ketiga temannya melongo. Auris menatap mereka bertiga pun bingung. "Kenapa?" Tanya Auris.

"Auris sayang, ini tuh kantin sekolah bukan restaurant, jadi nggak ada steak" jelas Vani kepada Auris.

"Ya udah terserah kalian, gue nggak tau kantin sekolah Indonesia menjual apa!" Ucao Auris malas.

"Lo sih kelamaan di luar negeri, jadi nggak tau makanan dalam negeri" ucap Chyra.

"Ya udah samain aja ya, kita pesen siomay" ucap Salsa.

"Minumnya coklat" ucap Auris.

"Siap" jawab Salsa lalu pergi memesan makanan.

Tak lama terdengar riuh ramai dari penghuni kantin sekolah sehingga Auris sedikit terusik.

"What happen?" Tanya Auris menatap kedua temannya.

"Lo harus tau ya, disini tuh tempat dimana pentolan geng yang sangat terkenal sekolah. Lihat yang bertingkah konyol itu" tunjuk Vani ke inti Valentzas yang bertingkah konyol. " Dia namanya Angga. Kalau yang murah senyum dan ramah itu namanya Agil" ucapnya menunjuk Agil. "Kalau yang pasang earphone di telinga sebelah kiri itu namanya Axel." Ucapnya menunjuk Axel. "Kalau yang sedang pegang ponsel itu namanya Arven" ucapnya menunjuk Arven. "Dan yang disamping Arven yang tatapannya dingin dan tajam itu adalah Xavier, dia adalah ketua dari Valentzas yang terkenal dingin dan cuek sekaligus anak pemilik sekolah ini" jelas Vani panjang lebar.

ANGGA REVANO PUTRA. Inti Valentzas yang terkenal konyol dengan tingkahnya. Namun alan serius jika waktunya serius.

GALAKSI XAVIER RADJENDRA. Ketua geng Valentzas yang terkenal dingin dan cuek. Memiliki paras tampan, mata tajam hidung mancung serta rambut hitam legam. Anak tunggal dari keluarga Radjendra yang artinya anak pemilik sekolah.

AURIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang