BAGIAN 21

2.6K 202 6
                                    


Di sebuah cafe seseorang dengan celana jeans hitam, dan kaos putih pendek, serta sepatu sneaker yang melekak pada kakinya tengah fokus pada laptopnya. Ya. Dia adalah Auirs.

"Adek udah lama?" tanya seseorang yang baru saja datang.

Mendengar suara itu, Auirs menoleh kesamping dan melihat siapa yang memanggilnya. "Belum kok" ucap Auris.

Orang itu langsung duduk di samping kanan Auris. "Apa yang adek dapatkan hari ini?" tanya orang itu.

"Kak Bara, aku akan segera mengungkapnya, bukti yang aku dapatkan sudah cukup" ucap Auris. Ya orang itu adalah Aldebara Lesham Shaenette, kakak pertama Auris.

"Bagus dong. Apa bukti yang kamu dapat?" tanya Bara.

"Cukup mengejutkan sih, tapi aku sudah menduga dari awal" ucap Auris.

"Kapan kamu akan membongkar semua?" tanya Bara

"Di pesta kelulusan nanti. Dan pada jam 11 malam nanti aku akan berangkat ke Italia" ucap Auris.

"Apa inti geng kakakmu itu akan ikut mengantarmu, sayang?" tanya Bara.

"Iya. Mereka akan ikut mengantarku nanti. Dan ketika aku sudah dalam perjalanan menuju bandara dan saat itu lah semua akan terbongkar. Dan aku ingin kakak membuat perhitungan kepada keluarga mereka karena anak mereka sudah membuat aku kehilangan sahabat aku satu-satunya. Apalagi dia adalah sepupu dari Xavier" jelas Auris dengan kemarahan yang menguasai dirinya saat ini.

Bara mengetahui adiknya sedang menahan amarah langsung memeluknya. "Kamu tenang saja. Kakak akan menyelesaikan semua ini dengan Xavier, sebelumnya terima kasih sudah memberi kakak dan Xavier bagian ini" ucap Bara.

"Aku memberi kakak bagian karena aku harus segera ke Italia, dan Xavier, dia berhak karena Xelina adalah sepupunya." jelas Auris.

"Yang kakak bingungkan itu, kenapa mereka menganggap Xelina dan Xavier pacaran? padahal mereka adalah sepupuan?" tanya Bara.

"Awalnya Xelina ingin membantu Xavier agar terjauh dari para wanita termasuk sahabatnya itu, ya ambisi sahabatnya untuk memiliki Xavier terlalu besar sehingga menghalalkan segala cara tanpa tau yang sebenarnya" ucap Auris.

"Apakah sampai sekarang mereka belum tau kalau Xavier dan Xelina itu sepupu?" tanya Bara.

"Sepertinya sudah karena berita kematian Xelina banyak dimuat di berbagai media, bahkan saat itu keluarga Xavier yang menangani semua karena orang tua Xelina sedang terpuruk. Mereka kehilangan anak tunggal mereka" jelas Auris.

"Baiklah, apa kamu sudah selesai dengan laptopmu itu?" tanya Bara mengalihkan pembicaraan karena tidak mau adiknya itu larut dalam amarah dan kesedihan.

"Sudah kak, tinggal kita mainkan gamenya sesuai waktu yang sudah ditentukan saja" ucap Auris sambil menutup laptopnya itu.

"Baiklah waktunya sekarang kita pulang" ajak Bara kepada sang adik.

Auris menganggkuk mengiyakan ajakan kakaknya itu. Mereka berdua keluar dari cafe dan langsung menuju mansion mereka dengan beriringan karena Auirs membawa mobil sendiri begitu pula dengan Bara, ia juga membawa mobil sendiri karena habis ada meeting dengan client.

***

Hari-hari semakin berlalu, ujian kenaikan kelas maupun ujian kelulusan sudah terlaksana semua. Hari dimana semua akan berpesta merayakan kenaikan kelas mereka serta kelulusan bagi siswa kelas XII sudah tiba.

Semua siswa dan siswi sudah berkumpul di aula sekolah dimana acara prom night dilaksanakan. Namun inti geng Valentzas dan juga Auris belum datang. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.45 dimana 15 menit lagi acara akan dimulai, semua orang tua murid serta tamu undangan juga sudah berada di dalam pesta.

Brumm brumm brumm

Citttt

Cittt

Suara mobil dan motor yang memasuki area parkiran khusus sontak membuat semua yang berada dalam aula menengok ke pintu aula yang tertutup rapat itu. Mereka menebak kalau itu adalah tamu penting atau tidak inti geng Valentzas.

Pintu pun terbuka masuklah keluarga Radjendra dimana mereka sebagai pemilik sekolah, namun disusul keluarga Shaenette yang dimana mereka merupakan orang tua dari Axel dan Arven. Dibbelakangnya lagi ada keluarga Xendrix yang merupakan orang tua Agil, dan keluarga Putra yang merupakan orang tua dari Angga.

Dibelakang 5 keluarga besar tersebut ada inti geng Valentzah yaitu Xavier, Axel, Arven, Agil dan Angga yang berjalan beriringan, ditengah mereka tepatnya di antara Xavier dan Arven ada Auris. Dibelakang geng inti geng Valentzas ada para anggota geng Valentzas yang bersekolah yang sama.

Tatapan semua orang tidak lepas dari mereka sama sekali. Semua orang yang ada diaula menatap dengan kagum terutama kelima keluarga kelas dunia itu. Mereka semua langsung menuju tempat yang sudah disediakan untuk mereka.

Pembawa acara memasuki panggung dan mengambil tempat untuk membuka dan memandu acara. "Good night all, perkenalkan saya Amelia disini saya akan memandu jalannya prom night pada malam hari ini, semoga kita semua yang ada disini dalam keadaan sehat dan bahagia. Sebelum acara puncak dimulai akan ada sambutan terlebih dahulu. Sambutan yang pertama akan disampaikan oleh ketua pelaksana acara prom night pada malam hari ini yaitu kak Adam, kepada kak Adam tempat dan waktu dipersilahkan" Amelia keluar panggung.

Adam memasuki panggung dan mengambil mic kemudian menyampaikan laporannya. Setelah itu, Adam turun panggung. Amelia masuk kembali dan membacakan sususan acara selanjutanya.

"Terimakasih kak Adam atas laporannya, kemudian sambutan dari kepala sekolah, kepada bapak kepala sekolah tempat dan waktu dipersilahkan" Amelia turun panggung kembali.

Kepala sekolah menaiki panggung kemudian menyampaikan sambutannya. Seyelah itu turun panggung kembali dan duduk ditempatnya lagi.

Amelia memasuki panggung kembali "Terimakasih kepada Bapak Kepala Sekolah atas sambutannya, kemudian setelah ini ada sambutan dari pemilik yayasan yang kebetulan bapak pemilik yayasan hadir dengan keluarga lengkapnya. Kepada bapak Andito Radjendra, tempat dan waktu dipersilahkan" Amelia turun panggung kembali.

Andito Radjendra memasuki panggung dan menuju mimbar yang sudah disediakan kemudian menyampaikan sambutannya, sebelum mengakhiri sambutan, Andito mengatakan "Pada pukul 22.00 nanti akan ada sebuah penayangan film dimana film ini merupakan real life dari salah satu keluarga kami bersama teman-temannya. Cukup sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, selamat malam dan wassalamu'alaikum wr wb". Andito turun dari panggung dan menuju tempat yang sudah disediakan khusus untuknya.

Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Andito atau papi dari Xavier cukup membuat semua orang tegang kecuali kelima keluarga besar itu beserta geng Valentzas yang notabennya mereka ikut andil dalam semua ini.

Amelia memasuki panggung meskipun ia juga bingung dengan apa yang disampaikan oleh Andito selaku pemilik yayasan . namun ia akan mecairkan suasana karena itu adalah tugasnya sebagai pembawa acara. "Baiklah setelah ini akan ada penampilan-penampilan dari perwakilan angkatan. Sambil menunggu jam 22.00, baiklah angkatan kelas XII yang akan menampilkan pertama kali, kepada kelas XII dipersilahkan". Amelia turun panggung dan perwakilan kelas XII akan menampilkan bakatnya.

AURIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang