BAGIAN 15

3.3K 224 14
                                    

Xavier langsung menuju pintu dan mendobrak paksa. Satu kali dobrakan gagal, dan dua kali dobrakan dengan bantuan Arven dan Axel pintu langsung terbuka.

Pemandangan yang mereka semua lohat setelah pintu terbuka adalah Auris yang duduk dibawah jendela yang ia pukul tadi. Pecahan kaca masih berserakah dibawahnya. Bahkan pecahan kaca itu sudah tercampur dengan darah.

Xavier langsung membawa Auris kedalam pelukannya. Xavier tau kalau saat ini gadisnya sedang menangis meskipun tidak ada air mata karena Auris adalah tipikal orang yang menyembunyikan air mata.

"Menangislah, jangan pendam kesedihan itu, luapkan" ucap Xavier.

Mendengar itu Auris langsung menangis dalam pelukan Xavier. Tubuhnya bergetar dan Xavier dapan merasakan itu. Bahkan seragamnya basah dengan air mata Auris. Auris menangis namun tidak mengeluarkan suaranya. Hal itu membuat siapa saja yang melihat akan merasa sakit.

Inti geng Valentzas pun ikut sedih melihat Auris terpuruk seperti ini. Bahkan sahabat Auris yang notabennya baru mengenal Auris pun ikut menangis melihat keadaanya seperti ini.

Beberapa saat kemudian Auris sudah tenang. Bahkan terdengar dengkuran halus yang menandakan bahwa Auris sedang tidur. Ya. Auris tertidur dalam pelukan hangat Xavier.

"Dia tidur" ucap Xavier menatap yang lain.

"Kita bawa pulang saja." Ucap Arven kepada Xavier.

Xavier mengangkat tubuh Auris membawa ke parkiaran. Lalu masuk kedalam mobilnya. Ia duduk di kursi belakang karena Auris berada dalam pangkuannya. Sedangkan Arven mengemudikan mobil. Axel membawa mobil Xavier. Mereka bertiga lebih dulu meninggakan sekolah dengan membawa Auris.

"Kalian pulang saja" ucap Agil kepada Vani dkk.

"Tapi kita khawatir sama Auris" ucap Vani.

"Gue akan kabarin tentang kondisi Auris" ucap Agil.

"Baiklah" ucap mereka pasrah.

Akhirnya Vani dkk pulang kerumah masing-masing. Sedangkan Agil dan Angga menyusul kerumah Auris. Mereka juga sangat khawatir dengan kondisi Auris. Mereka bukan hanya menanggap Auris sebagai adik Arven dan Axel saja melainkan adik mereka sendiri.

Sampai di kediaman keluarga Shaenette, Xavier membawa Auris ke kamarnya. Dengan bantuan Arven untuk membuka pintu Auris karena Arven tau kata sandi pintu Auris. Sedangkan Axel mencoba menghubungi keluarga mereka lewat grup chat keluarga karena ia yakin bahwa keluarga mereka tidak akan mengabaikan pesan dari grup chat tersebut.

KELUARGA LACNAT😜

Axelio Sharon Shaenette
Semuanya pulanglah.
Princess tidak baik-baik saja

Diperusahaan Shaenette Company, Jarvis dan Aldebara sedang melakukan rapat penting dengan client mereka yang dari Italia. Tiba-tiba ponsel mereka berbunyi dengan notif khusus. Mereka tau kalau itu berasal dari grup chat kelaurga. Jarvis dan Aldebara saling tatap dan mereka langsung membuka isi chat tersebut.

KELUARGA LACNAT😜

Axelio Sharon Shaenette
Semuanya pulanglah.
Princess tidak baik-baik saja

Isi pesan tersebut langsung membuat kedua wajah  pembisnis itu khawatir dan cemas.

"Sorry, we have to go home soon. Our princess needs us. If you want to cancel this collaboration, it doesn't matter because for us family is number one" ucap Jarvis sopan kepada client nya.

AURIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang