BAGIAN 17

3.2K 218 17
                                    

Hari ini adalah hari dimana Auris bisa kembali bersekolah. Sampai diparkiran sekolah, Auris keluar dari mobil Lamborghini Gallardo putihnya tak lupa wajah datar yang selalu ia tampilkan setiap hari ketika berada diluar rumah. Kacamata hitam bertengger manis dihidung mancungnya.

Aurin melihat ke sekeliling sepertinya kelas sudah sepi karena pelajaran sudah dimulai sejak lima menit yang lalu yang artinya Auris datang terlambat.

"Hey, lo" ucap seseorang yang menghampiri Auris yang masih berada diparkiran. "Lo telat kan?" Tanyanya setelah berada di depan Auris.

Aurin menatap orang itu. Cewek yang memakai almamater OSIS yang diyakini merupakan anggota OSIS yang bertugas hari ini. " Ya" jawabnya singkat.

"Sesuai peraturan karena lo telat lima menit maka lo dihukum keliling lapangan sebanyak lima kali putaran" ucap anggota OSIS itu.

"Hmm" ucap Auris lalu pergi meninggalkan anggota OSIS itu.

Anggota OSIS itu yang dikenal dengan nama Farah merasa geram karena Auris meninggalkannya. Farah dikenal dengan orang yang judes dan mulut toa. "Woy, lo mau kemana?" Tanya Farah sambil berteriak.

Auris menghentikan langkahnya lalu menatap arah Farah yang masih berdiri ditempatnya. "Lapangan" ucap Auris malas.

Farah merasa heran dengan Auris yang menerima hukumannya tanpa ada protes sama sekali. Pasalnya ketika ada siswa yang melanggar peraturan pasti adu bacot dulu. "Lo kok nggak protes?" Tanya Farah kepada Auris.

Auris jengkel kepada Farah. Maunya apa sih nih orang. Pikir Auris. " Lo bago apa tolol sih?" Tanya Auris kepada Farah.

"Hah?" Farah masih mencoba mencerna pertanyaan Auris.

"Lo nyuruh gue ngejalanin hukuman kan? Terus ngapain lo nanya gue protes apa enggak? Lo nggak bego atau tolol kan?" Auris sudah sangat jengkel dengan semua ini.

Fara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu." Iya juga ya, kok gue jadi bego sih?" Tanyanya pada diri sendiri. Sedangkan Auris meninggalkannya dan menuju lapangan untuk menjalankan hukuman. Melihat Auris yang sudah menuju lapangan ia segera menyusul Auris.

Auris meletakkan tasnya di bangku samping lapangan lalu mulai berlari mengelilingi lapangan yang luas itu. Sedangkan Farah mengawasi Auris takut terjadi sesuatu karena biasanya cewek akan pingsan kalau dihukum lari keliling lapangan sebanyak lima kali putaran.

Lima putaran sudah selesai dan Auris menuju pinggir lapangan dimana ia meletakkan tas nya dan disitu juga ada Farah.

"Oke hukuman lo selesai, besok jangan telat lagi" ucap Farah kepada Auris.

"Hmm" Auris langsung pergi meninggalkannya Farah begitu saja.

Sampai dikelas ternyata jam kosong karena guru sedang rapat. Auris langsung duduk dengan wajah yang penuh dengan keringat dan seragam sedikit basah karena Auris tak memakai almamater sekolahnya.

Salsa yang melihat Auris langsung menghampiri Auris. "Le telat ya?" Tanya Salsa.

"Iya" jawab Auris singkat lalu duduk dibangkunya dan tidur.

"Lo kenapa?" Tanya Vani khawatir.

"Gapapa" ucap Auris dengan nada cuek.

"Kok lo berubah sih? Kalau ada masalah bilang jangan kek gini" bentak Chyra dengan tiba-tiba.

Semua orang kaget dengan Chyra yang tiba-tiba membentak Auris karena yang mereka tau Chyra nggak akan membentak sahabat mereka.

Auris yang dibentak pun langsung menatap Chyra. "Emang kenapa? Lo nggak terima?" Tanya Auris tersenyum remeh.

Chyra semakin tersulut emosi "iya gue nggak terima kenapa? Lo itu hanya anak baru yang masuk ke kehidupan gue sama sahabat gue, lo nggak bisa seenaknya sama kita" ucap Chyra sambil menunjuk wajah Auris.

Vani dan Salsa kaget dengan kalimat yang keluar dari mulut Chyra. Bagaimana mungkin Chyra mengatakan hal ini kepada Auris? Pikir mereka.

Auris tersenyum miring. "Gue nggak pernah minta lo, Vani ataupun Salsa buat jadi temen atau sahabat kalian. Tapi kalian sendiri yang meminta gue buat jadi sahabat kalian. Mulai hari ini gue pastiin, kalian bukan temen bahkan sahabat gue dan satu lagi, jangan pernah meminta dan mengucapkan kata teman sama gue lagi. Apapun yang terjadi" ucap Auris dengan nada dingin.

Vani dan Salsa kaget dengan apa yang di ucapkan oleh Auris. "Auris" panggil mereka kepada Auris.

Sedangkan Chyra tersenyum miring kepada Auris. "Bagus deh, lo nggak cocok masuk kedalam geng kita" ucapnya kepada Auris.

"Chyra lo apa-apaan sih?" Salsa kesal dengan Chyra.

"Lo sadar nggak dengan apa yang lo katakan?" Tanya Vani kepada Chyra.

"Drama" ucap Auris lalu dari bangkunya dengan membawa tasnya. Auris menuju bangku lain yaitu bangku pokok kanan yang kosong. Auris menaruh tasnya dengan kasar dan meletakkan kepalanya di meja dengan tumpuan kedua tangannya. Tak lama kemudian Auris sudah terlelap.

Seisi kelas menatap bingung dan tidak percaya. Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi dengan semua ini karena mereka yakin Chyra tidak akan membentak sahabat mereka.

"Lo kenapa sih, Chyr? Lo ada masalah sama Auris?" Tanya salsa kepada Chyra.

"Lo belain orang nggak tau diri itu? Lo temen gue apa dia?" Chyra masih tersulut emosi.

"Gue nggak belain siapapun, tapi kenapa lo lakuin ini ke Auris? Dia sahabat kita" jelas Salsa kepada Chyra.

"Bener itu. Seharusnya lo nggak marah dan ngebentak Auris" ucap Vani kepada Chyra.

"Udahlah, kalian pilih gue sahabat kalian dari kecil atau cewek nggak tau diri itu?" Chyra memberi pilihan kepada Vani dan Salsa.

"Kok gitu, kita nggak bisa milih" ucap Salsa.

"Gue atau dia?" Tanya Chyra dengan penuh penekanan.

"Oke kita pilih lo" ucap Vani pasrah karena Vani nggak mau persahabatan mereka yang mereka bangun dari kecil hancur.

"Bagus. Kalian nggak boleh deket-deket lagi sama dia" ucap Chyra sambil melihat arah Auris.

Salsa dan Vani hanya bisa pasrah dengan keputusan ini karena mereka tak mau kehilangan sahabat mereka lagi.

Gue nggak mau jauh-jauh dari lo, Auris. Tapi gue nggak bisa ngerusak persahabatan gue sama Chyra gitu aja. Batin Vani menatap Auris.

Ini nggak bener. Ada apa sebenarnya. Gue harus turutin dulu kemauan Chyra sambil gue cari tau ada apa sebenarnya ini. Batin Salsa menatap Auris dan Chyra bergantian dengan isi kepala yang penuh dengan tanda tanya.

***

Tettt tettt tettt

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua siswa dan siswi RHS meninggalkan sekolah dengan hati yang senang karena sampai jam terakhir mereka tidak ada pembelajaran sama sekali.

Auris segera menuju parkiran sekolah lalu memasuki mobilnya tanpa melihat inti geng Valentzas yang melihat kearah Auris. Mereka berlima bingung ada apa dengan Auris. Kenapa hari ini Auris terlihat lebih dingin dari biasanya. Bahkan Auris juga tidak bergabung  dengan Vani dkk karena biasanya mereka akan berpisah diparkiran.

AURIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang