BAGIAN 4

8.3K 441 14
                                    

Auris sepertinya tidak terlalu memperdulikan apa yang dijelaskan oleh Vani. Malahan Auris sedang memasang earphone di kedua telianganya. Lama kelamaan geng Valentzas berjalan ke arah meja Auris dkk.

"Omo, mereka berjalan kesini!" Pekik Vani pelan.

"Tapi kenapa mereka berjalan kesini? Apa kita ada masalah sama mereka?" Bingung Chyra karena selama ini geng Valentzas tidak dekat dengan Vani dkk.

Semua pasang mata mengamati geng Valentzas kecuali Auris yang sibuk dengan ponselnya. Auris duduk sendiri karena Salsa Belum kembali. Tiba-tiba dua orang mencium kedua pipi Auris lalu duduk disamping kanan dan kirinya. Tentu saja hal itu membuat semua yang ada dikantin heboh. Siapa lagi dua orang itu kalau bukan Arven dan Axel.

Ketiga inti Valentzas yang lain juga duduk di bangku yang sama dengan Auris karena bangku itu panjang jadi muat untuk enam bahkan delapan orang.

"Kak"  Auris kesal karena ia merasa kaget dengan tingkah kedua kakaknya ini.

"Kok belum makan?" Tanya Arven lembut tambah membuat kaget seluruh kantin. Bahkan tangan Axel mengelus lembut kepala Auris.

"Temen gue lagi pesen" jawab Auris lalu kembali fokus ke ponselnya.

"Makanan da" Salsa kaget ketika sampai dimejanya ternyata ada geng Valentzas bahkan duduk disamping Auris semua dan tambah kaget lagi ketika Auris diperlakukan lembut oleh Arven dan Axel "tang" Salsa melanjukan kalimatnya yang belum selesai.

"Eh dedek Salsa, duduk aja" ucap Ramah Angga.

Salsa kemudian duduk di samping Vani karena dan memberikan makanan pesanan teman-temannya kepada mereka. Namun Vani dkk canggung untuk makan karena ada geng Valentzas.

Agil paham dengan apa yang terjadi "Makan aja nggak usah canggung" ucapnya kemudian Vani dkk memakan siomay pesanan mereka.

Arven melihat adiknya masih memegang ponsel miringnya itu bahkan tidak menyentuh makanan. "Makan dulu, nanti lanjutin" ucap Arven.

"Bentar ntar gue mati" Auris menjawab tanpa melihat Arven yang sedang menatapnya.

Xavier yang tak pernah melepaskan pandangannya kepada Auris pun merebut ponsel Auris karena kebetulan Xavier duduk di samping Axel. "Gue aja yang main"ucapnya kemudian memainkan game Auris yang ternyata sedang main mobile legends.

"Hp gue" ucap Auris menatap ponselnya yang sudah dimainkan oleh Xavier.

"Makan dulu adek" ucap Axel lembut.

Auris menatap makanan yang ada didepannya. "Jadi ini yang namanya siomay?" Tanya Auris kepada Vani dkk.

"Ya, coba aja enak kok." Jawab Salsa semangat karena Salsa memang tidak punya rasa malu kepada siapapun jika sudah bertingkah.

Arven mengambil pirinh siomay itu kemudian menyuapi Auris. "Nih aaa" ucapnya menyodorkan siomay ke mulut Auris.

Auris menerima dengan senang hati. "Tapi kak ada yang kurang" ucap Auris menatap Arven.

Axel langsung paham apa yang dimaksud oleh adiknya ini kemudian beridir dari duduknya. "Biar kakak yang pesan" ucapnya kepada Auris. "Ngga, ikut. Sekalian pesen makanan" ucapnya kepada Angga.

"Oke, makanan I'm coming" ucapnya semangat dengan tingkah konyolnya.

Auris memakan siomay dengan disuapi oleh Arven. Arven jika sudah melakukan sesuatu tidak bisa dicegah apalagi menyangkut adik kesayangannya itu.

Xavier pindah duduk disamping Auris dan menyerahkan ponselnya. "Nih" ucapnya.

"Widih, hebat juga ya ternyata lo, kak" ucap Auris senang.

"Kak?" Ucap Xavier membuat vani dkk bingung. Namun tidak dengan geng Valentzas.

"Why?" Tanya Auris bingung.

Xavier mendekat kepada Auris dan berbisik. "Sayang" kemudian mengecup pipi Auris.

Auris yang diperlakukan seperti itu kaget dan berkedip-kedip lucu. Semua isi kantin pun tak kalah kaget apalagi Vani dkk yang menyaksikan didepan mata mereka bahkan secara dekat.

"Kalian nggak usah kaget, Auris dan Xavier memang dekat" ucap Agil memecah suasana.

"I iya kak" ucap Vani dkk.

"Jadi gue jelasin panjang kali lebar kali tinggi tadi percuma dong, toh Auris udah tau bahkan deket" ucap Vani kesal.

Pletak

Chyra menyentil jidat Vani membut Vani meringis kesal. "Kan Auris juga nggak nanya tadi" ucapnya kepada Chyra.

"Iya ya, kok gue jadi mendadak bego sih" ucap Vani berfikir bahwa memang Auris tidak bertanya.

"Ya lo emang bego sih dari dulu" ucap Salsa tambah membuat Vani kesal.

"Kamu masih marah?" Tanya Xavier lembut kepada Auris.

"Nggak!" Jawab Auris ketus.

Xavier memeluk tubuh Auris dari samping tambah membuat seisi kantin heboh bahkan ada yang memotret untuk dimasukkan akun gosip sekolah.

"Apa nih kok peluk-pelek" ucap Angga yang baru datang dengan makanan mereka bersama Axel. Axel meletakkan es krim coklat didepan Auris lalu duduk disamping Xavier.

"Kalian udah selesia?" Tanya Auris kepada Vani dkk.

"Sudah" Vani kdd menjawab kompak dan menatap bingung Auris.

"Gue mau keliling sekolah, kalian ikut?" Auris menatap Vani dkk berharap mereka akan ikut.

" Ya udah, yuk!" Vani menjawab kemudian mereka berempat pergi meninggalkan kantin sekolah.

"Kenapa mereka tiba-tiba pergi?" Tanya Agil penasaran.

"Aelah gue belum pdkt ama si Chyra" Angga kesal karena gagal pdkt karena selama ini Angga suka sama Chyra namun Chyra sulit untuk didekati entah karena apa.

"Auris masih marah sama lo?" Tanya Arven kepada Xavier.

Xavier membuang nafas kasar. "Sepertinya" ucapnya lesu.

"Ya udah, ntar lo coba bujuk lagi aja"ucap Axel memberi solusi.

"Emang neng gelis kenapa?" Tanya Angga.

"Kepo lo, kek dora" bukan Xavier yang menjawab tapi Agil sambil menjitak kepala Angga.

Pletak

"Adohh, kepala anjir bukan batu" kesal Angga.

Mereka berlima melanjutkan makan mereka. Dsri arah lain terdapat tiga orang siswi yang tidak menyukai kejadian dikantin hari ini. Salah satu diantara ketiga siswi tersebut nampak sangat kesal.

"Siapa sih tuh cewek?" Tanya siswi yang nampak kesal.

"Sepertinya salah satu diantara mereka berempat anak baru deh, Jes. Soalnya kita nggak pernah lihat." Ucap teman siswi yang kesal tadi bernama NAYARA PURNOMO. Biasa dipanggil Naya. Satu kelas dengan Xavier dkk.

Siswi yang paling kesal tadi bernama JESIKA MANDALA KUSUMA. Biasa dipanggil Jesi. Siswi yang menyukai Xavier dari awal kelas X, tapi Xavier selalu acuh. Jesi tidak pernah lelah ngejar Xavier bahkan suka memberi hadiah dalam diam, namun Xavier memberikan kepada teman-temannya.

"Adik kelas mereka" ucap teman Jesi satunya lagi yang bernama AMANDA ADIJAYA. Biasa dipanggil Manda. Kebiasaannya suka membawa kaca kemana saja.

"Perlu kasih peringatan?" Tanya Naya menatap Jesi.

"Jangan dulu, kita lihat besok apakah masih berulah apa nggak. Jika masih baru kita samperin" putus Jesi.

"Ya udah kekelas aja yok, males gue" kesal Manda.

"Lah ngapa?" Tanya Naya bingung pasalnya mereka baru saja sampai kantin.

"Tau ah" kesal Manda langsung pergi ke kelas duluan.

"Lah ngapa tuh anak?" Bingung Naya menatap tingkah Manda.

"Bodoamat, ke kelas aja yok" ucap Jesi lalu menyusul Manda yang sudah berjalan duluan. Naya pun juga ikut berjalan tanpa pikir panjang lagi.

AURIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang