BAGIAN 10

5.2K 295 0
                                    

Hari sudah berganti dan hari ini adalah hari kamis dimana kelas XI dan kelas XII persiapan untuk mengumpulkan proposal penelitian sejarah. Kelompok satu yaitu Xavier, Arven, Auris dan Salsa dimana mereka ditempatkan di Bali. Kelompok dua yaitu Axel, Agil, Angga, Vani dan Chyra, mereka juga ditempatkan di Bali.

Dikelas XII IPS 1 inti geng Valentzas sedang menunggu kelas XI yang sekolompok dengan mereka karen ketua kelompok wajib kelas XII dan proposal mandiri dikumpulkan ke ketua kelompok setelah itu diserahkan ke penanggung jawab penelitian sejarah ini.

Sedangkan Auris dkk sedang menyusuri koridor dari arah kantin ke kelas XII untuk mengumpulkan proposal individu mereka. Kenapa mereka dari arah kantin? Jawabannya karena mereka lebih baik mengisi perutnya terlebih dahulu sebelum mengumpulkan proposal penelitian sejarah.

Auris berjalan dengan menenteng kresek merah yang berisi coklat dan satu kresek merah lagi yang berisi boneka kecil. Auris mendapatkan itu semua dari fansnya baik cowok maupun cewek.

"Gilaa. Ini mau dikemanain aja?" Heboh Salsa melihat coklat dan boneka yang dibawa oleh Auris.

"Untuk coklat ntar pulang sekolah kalian ikut gue aja biar tau mau dikemanain" ucap Auris.

Untuk proposal Auris dibawa oleh Vani karena tangan kanan dan kiri Auris memegang dua kresek, bahkan Salsa dan Chyra juga memegang beberapa boneka yang tidak bisa dimasukkan ke dalam kresek.

"Terus untuk bonekanya mau lo apain?" Tanya Vani kepada Auris.

"Gue simpen" jawab Auris.

"Serius lo simpen?" Tanya Chyra karena Chyra berfikir akan dibuang saja karena tidak penting menurutnya.

"Sebelum mereka ngasih sesuatu ke gue baik cewek maupun cowok gue selalu bilang kepada mereka bahwa barang yang mereka kasih harus berdasarkan persahabatan dan gue akan anggap itu sebagai hadiah persahabatan agar gue bisa simpan barangnya. Untuk yang mau nyatain cinta dan sayang sebagai pacar, nggak bisa karena gue sudah ada orang yang gue sayang dan gue akan anggap kalian sahabat bahkan saudara jika kalian menganggap gue seperti itu" jelas Auris.

"Wahhh kerennnn" ucap Salsa.

"Terus lo mau bawa pulang dan simpan barang ini di kamar lo gitu?" Tanya Vani.

" Gue punya ruangan khusus buat itu karena dari kecil jika dikasih sesuatu gue akan simpan jika itu berupa barang karena gue selalu menghargai pemberian orang lain." Jelas Auris lagi membuat ketiga temannya kagum.

Mereka semua sudah sampai di depan kelas XII IPS 1 namun mereka harus masuk satu persatu karena jika barengan tidak muat apalgi Auris yng sedang membawa barang.

"Permisi kak" ucap Salsa sopan diambang pintu.

Semua pasang mata melihat ke arah Salsa yang masih berdiri diambang pintu sedangkan yang lain masih dibelakangnya.

"Masuk aja" ucap Doni sang ketua kelas.

Salsa masuk diikuti oleh Vani lalu Chyra kemudian Auris dibelakang sendiri. Semua pasang mata melongo melihat mereka masuk ke kelas XII IPS 1 dengan membawa barang.

"Kalian mau ngumpulin proposal atau mau jualan?" Tanya Angga dengan wajah bingungnya mewakili satu kelas.

"Sorry kak, ini punya gue" ucap Auris merasa tak enak. Harusnya dibawa kekelas atau ditaruh mobil tapi hari ini ia tidak membawa mobil karena berangkat bersama Axel.

Axel dan Arven sudah tidak kaget lagi dengan apa yang dilakukan Auris saat ini. Karena mereka sudah hafal apa yang terjadi jika Auris mendapatkan semua barang itu.

Salah satu kakak kelasnya Melihat dikantung plastik yang Auris pegang ada salah satu coklat yang ia cari. "Dek, itu dikantung plastik lo ada salah saru coklat yang gue cari, boleh gue minta?" Tanya kakak kelas Auris berambut panjang sebahu dan wajah manis serta gigi gingsul disebelang kiri.

"Emang lo cari coklat apa kak?" Tanya Auris kepada kakak kelasnya yang cantik itu.

"Gue cari Pipiltin Cocoa, kakak ipar gue ngidam tapi itu coklat ada dibali dan penerbangan saat ini tujuan bali sedang ditutup karena cuaca tidak baik, kakak ipar gue nggak mau makan kalau belum ada coklat itu" jelas kakak kelas itu.

"Ya ampun Ninda, kakak ipar lo ngidamnya enak ya coklat" ucap Doni sang ketua kelas.

Ya, kakak kelas itu bernama Ninda.

"Ya mana gue tau" ucap Ninda kepada Doni.

"Ambil aja kak" ucap Auris lalu meminta Ninda untuk ambil sendiri karena ia kesulitan.

Vani berjalan menuju Axel dan Xavier. "Kak ini proposal individu kita, sorry lama, kita makan dulu tadi" jelas Vani.

"Hmm" Xavier hanya berdehem saja karena Xavier emang cuek kecuali kepada Auris.

"Iya gapapa, makan lebih penting" ucap Axel dingin. Meskipun begitu Axel tetap menghargai dan menjawab lawan bicaranya meskipun dingin dan datar.

"Oh iya kak Axel, pinjam kunci mobil dong buat naruh semua barang ini" ucap Auris kepada Axel.

"Kita sama-sama kemobil aja, kakak bantuin" ucap Axel berdiri dari duduknya menghampiri Auris dan mengambil alih barang yang dibawa Auris.

"Nanti ikut kakak aja, karena kelas kakak akan bakti sosial di salah satu panti asuhan" ucap Arven yang juga menghampiri Auris dan mengambil salah satunya lagi.

"Emang boleh?" Tanya Auris

"Boleh" jawab Xavier.

"Ish kok lo sih yang jawab. " Ucap Auris kesal.

"Kenapa?" Xavier menaikkan sebelah alisnya menatap Auris dan menghampiri Auris.

"Gini deh, kalau temen sekelas kakak ngizinin kita berempat ikut maka kita akan ikut" ucap Auris.

"Boleh kok kalau kalian ikut" ucap Soraya teman Ninda.

"Bener tuh" ucap Beni sang bendahara kelas.

"Jadi semua coklat ini mau lo sumbangin?" Tanya Salsa mengambil kesimpulannya sendiri.

"Auris dari kecil memang selalu di kasih hadiah dari teman-temannya, untuk yang berupa barang seperti boneka, gambar, dan sebagainya akan disimpan, kalau berupa makanan seperti coklat, snack atau apalah akan dikasih ke yang membutuhkan" jelas Agil panjang kali lebar.

"Baik banget lo dek" ucap Doni.

"Bener banget" ucap Ninda.

"Semua orang juga pasti ngelakuin hal yang sama kok, gue simpan barang karena gue menghargai apa yang dikasih buat gue, dan Untuk makanan gue sumbangin bukan maksud tidak menghargai tapi gue kasih ke yang membutuhkan saja. Dan buat kakak-kakak boleh bersahabat sama gue bukan karena sisi baik gue, tapi juga menerima sisi buruk gue juga. Karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing." Ucap Auris panjang lebar.

Prok prok prok

Semua orang kagum dengan ucapan Auris.

"Oh iya kak, gue juga ada barang dirumah untuk disumbangkan juga nggak banyak sih cuma butuh orang aja buat bawa" ucap Auris.

"Barang apa? Soalnya kita kalau barang hanya berupa buku, alat tulis, mainan, untuk baju dan sejenisnya enggak" jelas Doni karena Doni yang bertanggung jawab.

AURIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang