BAGIAN 16

3.3K 212 1
                                    

Sudah dua jam lamanya Auris nampak seperti putri tidur. Xavier setia menunggu Auris disampingnya bahkan sudah ikut merebahkan tubuhnya disamping Auris dan memeluk ear seakan takut kehilangan.

Sementara yang lain seperti inti geng Valentzas sedang berdiskusi mengenai penyebab Auris bisa hilang kontrol seperti ini. Dan keluarga yang lainnya juga sedang menunggu diruang keluarga untuk mengatur keamanan Auris. Sudah bisa dipastikan bahwa setelah ini Auris akan memiliki banyak penjagaan tersembunyi.

Tangan Xavier setia memegang tangan Auris sampai jari-jari Auris bergerak. Xavier yang merasakan ada gerakan yang awalnya mata terpejam langsung membuka matanya dan melihat ke arah Auris. Mata indah itu mulai mengerjap hingga senyum bahagia terbit dibibir Xavier.

"Sayang" panggil Xavier kepada Auris saat mata itu terbuka lebar.

Auris mengedarkan pandangannya hingga panggilan sayang itu membuat ia melihat ke arah sumber suara sambil tersenyum manis.

"Butuh sesuatu?" Tanya Xavier menatap bahagia Auris.

Auris tak menjawab pertanyaan Xavier. Ia langsung memeluk erat tubuh atletis itu dengan erat sambil menyembunyikan wajahnya didada bidang lelaki itu.

Xavier yang melihat kelakuan gadisnya langsung memeluk erat tubuh mungil baginya itu. "Kenapa hmm?" Tanyanya.

"Ada orang lain di balik tersangka kita" ucap Auris dengan suara lemah.

"Siapa?" Tanya Xavier menatap Auris.

Auris hanya geleng-geleng kepala menandakan bahwa saat ini ia tidak tau.

Xavier tidak ingin melanjutkan pembahasan ini sehingga ia mengganti topik pembicaraan. "Istirahat dulu ya, gue panggil yang lain" pinta Xavier.

Auris hanya menganggukkan kepalanya menandakan ia menyetujui ucapan Xavier.

Xavier melepas pelukan itu dan bangun dari ranjang kemudian menuju ruang keluarga dimana semuanya sedang berkumpul.

***

Diruang keluarga nampak semua orang tengah berkumpul dan berdiskusi sesuatu hal yang penting.

"Kita akan memperketat penjagaan" putus Jarvis yang sudah tidak dibantah.

"Secara sembunyi saja, dad. Kau tau kan Auris tidak suka terlalu ketat" ucap Bara memberi saran.

"Baiklah"Jarvis mengangguk menyetujui.

"Dari rekaman CCTV ini terakhir bertemu dengan Jesi dan Naya" ucap Arven dengan mata fokus kepada laptop.

"Apa yang mereka bicarakan?" Tanya papa Marcel.

"Aku tidak bisa mendeteksinya lewat penyadap suara CCTV karena mereka berbisik" jawab Arven.

"Sepertinya kita harus mengganti penyadap suara itu dengan yang baru dan canggih agar kejadian seperti ini dapat kita ketahui" usul Axel.

"Biar ku suruh orangku, kebetulan aku memiliki yang baru yang kuciptakan sendiri" ucap Bara.

"Bagus" ucap Jarvis.

Tiba-tiba Xavier datang "permisi semuanya" ucapnya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Bella khawatir.

"Tenang saja, mom. Auris tidak apa" ucap Xavier.

"Lalu ada apa?" Tanya Alin.

"Auris sudah sadar" ucap Xavier membuat senyum semua orang terbit. Karena hal inilah yang mereka tunggu-tunggu.

"Alhamdulillah" ucap mereka semua bahagia dan bersyukur.

"Ayo kita lihat keadaanya" ajak Bella sudah tida sabar.

AURIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang