Chapter 1 (Anak Kesayangan)

141 7 0
                                    


Terdengar suara tangis bayi di Istana Langit Barat pada suatu siang yang cerah. Para Yashahime terutama si kembar bersorak gembira karena adik baru mereka telah lahir. Adik bungsu mereka ini lahir disaat kondisi Hime Hyori dalam keadaan sangat prima dan selama kehamilan sampai melahirkan tiada guncangan maupun serangan di Istana Barat. Bayi itu datang dengan keadaan diselimuti kedamaian. Bahkan di kolam istana kini tidak hanya ada teratai biru namun telah muncul baru teratai putih.

"Selamat Sesshomaru-Sama," Tsubame keluar setelah menyelesaikan persalinan Hime Hyori, "Bayinya perempuan,"

"Wah pasti kawaiii," Towa selalu yang paling antusias.

Sesshomaru pun memasuki ruangan permaisurinya.

"Onee-chan," Hirayoshi memanggil Towa.

"Nani?"

"Apa aku juga boleh gendong dia nanti?" tanya Hirayoshi.

"Tentu saja!" sahut Towa riang.

"Kau jadi yang paling tampan Hirayoshi, karena semua kakak dan adikmu perempuan," kelakar Moroha.

Sesshomaru menghampiri pembaringan Hime Hyori yang matanya masih terpejam karena kelelahan. Bayi perempuan mungil itu tidur nyenyak di sisi pundaknya. Ketika Sesshomaru mendekat, Hime Hyori membuka mata.

"Anata..." panggilnya Hime Hyori lemah.

Sesshomaru menduduki tepi pembaringannya, "Mo daijobu," gumamnya sambil menggenggam tangan permaisurinya.

"Uhm," Hime Hyori mengangguk

Kemudian Sesshomaru melihat bayi mungil dalam bungkusan itu. Seolah dapat merasakan tatapan ayahnya, bayi itu membuka matanya. Sesshomaru mengerjap tatkala melihat mata emas mungil itu memandangnya balik.

Hime Hyori tersenyum, "Semua mewarisi matamu,"

Mata emas cemerlang itu bening, seperti ada embun yang melekat disana persis dengan embun milik ibunya. Sesshomaru kemudian menjulurkan telunjuknya untuk menyibak poni si bayi dan melihat ada lambang teratai putih kecil di keningnya.

"Teratai putih," gumam Sesshomaru.

"Uhm," Hime Hyori mengangguk, "Haha-ue teratai merah, aku teratai biru dan kemudian dia teratai putih,"

Dia dewi kecil yang mengagumkan.

"Boleh kali ini aku yang memberinya nama?" tanya Hime Hyori

"Lakukan sesukamu Hyori," Sesshomaru mempersilakan.

Hime Hyori menatap bayinya penuh sayang, "Aku ingin memanggilnya Hyoru,"

"Hyoru..." Sesshomaru mengulang.

Hyoru tampaknya juga senang, mata emas beningnya mengerjap ceria memandang ayahnya seraya mengeluarkan gumaman-gumaman lembut manja dari bibir mungilnya.

Hime Hyori terkekeh lembut, "Sepertinya dia menyukaimu, Anata..."

Sesshomaru juga menyukainya, dewi kecil yang istimewa.

***

"Aree? Sejak kapan kau bisa keluar dari tempat tidurmu?" tanya Hime Hyori ketika melihat Hyoru merangkak mendekatinya. Saat itu ia baru saja selesai mengikat pita di sabuk kimono Sesshomaru.

Hyoru yang baru berusia beberapa bulan hanya mengerjap bengong.

"Kau ingin apa?" tanya Hime Hyori seraya mendekatinya dan menggendongnya dalam dekapannya.

Hyoru hanya memandang Sesshomaru dengan tatapan sedih. Embun di mata emasnya bergetar.

"Ah, aku tahu. Tampaknya dia mengerti kau akan keluar istana beberapa hari Anata. Sejak dia lahir dia tidak pernah ditinggal lama oleh dirimu," ujar Hime Hyori.

The Empress of The White Dragon (Lanjutan Love of The Goddes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang