Chapter 9 (Putus Hubungan)

27 4 0
                                    


"Ada apa Hyoru?" tanya Ryuki ketika Hyoru muncul di tepi Danau Ashi depan Istana Hakone.

"Kau baik-baik saja?" tanya Hyoru.

"Seperti biasanya saja," jawab Ryuki acuh tak acuh.

"Ryuki... Aku..."

"Jangan menemuiku lagi Hyoru," Ryuki berkata cepat.

"Nani?" Hyoru terhenyak.

"Mulai saat ini kita tidak perlu bertemu lagi,"

"Kenapa? Jika kau memang tidak peduli dengan anggapan mereka terhadapmu, kenapa kau ingin menyingkirkanku?"

"Karena bagaimanapun juga kau putri Sesshomaru,"

"Kenapa kau harus berkeberatan sekarang?"

"Karena setelah aku melihatnya kembali kemarin, hal itu semakin menyadarkanku. Aku masih membencinya dan membenci apapun yang berhubungan dengannya, termasuk dirimu,"

"Kau seharusnya mengatakannya sejak awal, kenyataannya kau yang memulai semua ini!"

"Aku akui aku salah ya. Karena aku telah memulainya. Aku bimbang melihat kemiripan dirimu dengan Hyori. Tapi sekarang aku kembali terhempas pada kenyataan. Dalam dirimu mengalir darah daiyoukai yang paling kubenci. Mata emasmu hanya semakin mengingatkanku padanya,"

Tangan Hyoru yang berada dibawah moko-mokonya mengepal, "Masihkah?"

"Apanya?"

"Masihkah kau menyukai Haha-ue?"

"Apa hal itu masih perlu ditanyakan?"

Embun di mata emas Hyoru bergetar, "Aku mengerti sekarang. Kau sengaja melakukannya. Kau tahu aku putri kesayangan Sesshomaru, kau ingin menyakiti dirinya melalui diriku,"

"Benar sekali!"

"Sekarang aku mengerti kenapa Haha-ue lebih memilih bersama Chichi-oye... Chichi-oye tidak pernah mempermainkan perasaan seseorang..."

"Hmph! Kau memang selalu mengagumi ayahmu. Kau punya seribu alasan untuk memujanya,"

"Kau takkan berhasil Ryuki,"

"Nani?"

"Kau takkan berhasil menyakiti Chichi-oye melalui diriku. Sebagai putri Sesshomaru aku takkan membiarkannya,"

"Hmph! Yah, kau memang benar-benar putrinya kalau begitu,"

Hyoru berbalik memunggunginya untuk menyembunyikan airmatanya yang mulai mengalir. Ia berjalan untuk pergi, namun baru dua langkah ia berhenti lagi.

"Alasanku memainkan seruling...." Hyoru bergumam.

Ryuki menatap punggungnya.

"Karena aku tidak ingin diidentikan dengan Haha-ue... Aku ingin berbeda... Aku ingin dilihat sebagai Hyoru..."

Ryuki terdiam.

"Haru no Umi. Samudra musim semi. Bercerita tentang seorang teratai putih kecil yang suka diam-diam memandang naga putih yang berenang-renang di samudera...."

Kelopak mata Ryuki membesar.

"Setiap kali teratai kecil melihat naga putih itu... Hatinya selalu berbunga-bunga... Tidak peduli apapun musim yang sedang berlangsung saat itu, hatinya akan selalu bermusim semi...Tapi kini musim seminya sudah berlalu. Aku takkan memainkannya lagi," Hyoru menggigit bibirnya untuk menahan isakan karena airmata yang mengalir semakin deras.

Ryuki tetap bergeming, berusaha mati-matian untuk tidak berlari menghampirinya dan memeluknya.

"Jaga dirimu Ryuki," pinta Hyoru dengan harga diri terakhir yang masih tersisa, kemudian ia melayang pergi tanpa meninggalkan keanggunannya.

Ryuki memandangnya hingga hilang di balik awan sebelum berjalan kembali ke tepi danau. Mendadak Hebihito pengawal setianya muncul.

"Ryuki-Sama..." Hebihito memanggil dengan nada penuh simpati.

Ryuki memejamkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya untuk meredam kegetirannya sendiri.

"Anda sendiri tahu, bukan itu maksud anda terhadap Hyoru-Sama," ujar Hebihito.

Hening. Ryuki masih berusaha menstabilkan dirinya.

"Anda menyukainya sebagai Hyoru bukan Hime-Sama," lanjut Hebihito yang sangat mengerti perasaan tuannya.

Ketika Ryuki membuka mata, ada getaran bening di mata abu-abu cemerlangnya, "Tidak ada pilihan lain Hebihito. Tidak ada masa depan antara diriku dan Hyoru,"

"Anda telah gagal dengan Hime-Sama tapi kenapa anda tidak berusaha membuatnya berhasil dengan Hyoru-Sama?"

"Aku tidak mau kejadian 1500 tahun lalu terulang,"

"Tapi kali ini berbeda Ryuki-Sama! Hime Hyori-Sama memang tidak memiliki perasaan pada anda namun hamba bisa melihat Hyoru-Sama sangat tulus terhadap anda,"

"Aku tahu itu Hebihito. Namun aku sudah memutuskannya. Aku tidak mau bertarung lagi dengan Sesshomaru dan menyebabkan luka pada pihak lain. Cukup akhiri sampai disini saja,"

"Ryuki-Sama..."

"Hyoru adalah putri kesayangan Sesshomaru, jika ia bersamaku, ia akan direndahkan karena dianggap mengkhianati ayahnya sendiri. Aku tidak mungkin membiarkannya melalui hal itu. Cukup aku saja yang dipandang rendah oleh para daiyoukai. Terlebih lagi, aku tidak tahu bagaimana pertarunganku nanti dengan Orochimaru. Aku tidak ingin Hyoru tertekan dengan kematianku. Aku terpaksa membuatnya membenci diriku,"

"Ryuki-Sama... Tampaknya anda benar-benar telah jatuh hati pada Hyoru-Sama..."

Ryuki memandang hamparan Danau Ashi dengan tatapan menerawang seraya mendesah, "Ketika semua itu dimulai... Aku tidak bisa menghentikannya... Mengapa mereka harus memiliki putri yang begitu menyenangkan?"

Maafkan aku Hyoru....

***

"Uh? Setsuna nee-chan?"

Jalan Hyoru terhadang oleh Setsuna yang sudah menunggu sejak tadi di perbatasan antara wilayah Istana Hakone dengan Istana Selatan.

"Diantara banyak daiyoukai, kenapa harus Ryuki?" tanya Setsuna.

"Nani?"

Setsuna mendesah, "Hirayoshi terlalu sibuk dengan urusan kerajaan, Towa terlalu polos, tapi aku mengetahui segalanya Hyoru. Belakangan ini kau suka diam-diam bertemu dengan Ryuki,"

Hyoru menunduk, "Jangan khawatir nee-chan, hal itu tidak akan terjadi lagi,"

"Aku bisa melihatnya dari wajahmu. Dia bersikap kasar padamu?"

Mata Hyoru bergetar lagi, "Dia tahu aku kesayangan Chichi-oye. Dia hanya menggunakanku untuk balas dendam demi menyakiti Chichi-oye. Dia hanya menganggapku sebagai pengganti Haha-ue karena kemiripan kami,"

"Tapi kau sungguhan menyukainya bukan?"

Hyoru menunduk semakin dalam, "Gomene Setsuna nee-chan... Aku tahu aku salah..."

Setsuna mendekatinya, "Aku seharusnya menghentikannya sejak awal saat mengetahui hal ini. Aku juga bersalah Hyoru. Tapi mungkin jalannya memang harus seperti ini agar kau beranjak dewasa,"

"Uhm," Hyoru mengangguk tercekat.

Setsuna merengkuh bahu adiknya, "Sebagai putri kesayangan Sesshomaru, kau harus kuat. Tunjukkan wibawamu,"

"Arigatou nee-chan..."

"Tapi melihat duka diwajahmu, aku mengijinkanmu menangis sebentar saja,"

Hyoru pun tidak kuasa menahannya lagi, sambil memeluk Setsuna erat ia menangis sesenggukan, "Setsuna nee-chan...."

Setsuna menepuk-nepuk bahu Hyoru sebagai tanda simpati. Meski adik bungsunya ini merupakan daiyoukai seperempat dewi yang tangguh, namun ia yang memiliki hati paling melankolis diantara saudara yang lainnya. Ia yang lebih mewarisi sifat welas asih Hime Hyori. Terlebih lagi, ia yang paling banyak menerima limpahan kasih sayang dari Sesshomaru. Hyoru tidak pernah mendapatkan didikan keras seperti yang dialami oleh ketiga kakaknya.

"Kau memang selalu yang paling manja. Tapi kami semua menyayangimu Hyoru. Tidak perlu hiraukan naga itu lagi,"

"Uhm," Hyoru mengangguk dalam pelukan Setsuna.

The Empress of The White Dragon (Lanjutan Love of The Goddes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang