Chapter 3 (Istana Bening)

28 4 0
                                    

Tiga tahun kemudian...

"Cih!" Ryuki mengumpat saat ia kehilangan jejak siluman itu. Siluman yang membuatnya terpaksa keluar dari Istana Hakone. Ia pun masuk ke dalam hutan ketika mengira-ngira bau siluman itu terakhir kali tercium sebelum menghilang.

Ketika itu Sesshomaru bersama Hyoru juga tengah berjalan-jalan di sebuah hutan agak jauh dari Istana Barat.

"Chichi-oye?" Hyoru bingung saat langkah ayahnya mendadak terhenti. Usianya kini sudah delapan tahun.

"Mundurlah Hyoru," perintah Sesshomaru.

"Haik," Hyoru mundur beberapa langkah.

Sesshomaru mencabut bakusaiganya seraya melompat tinggi.

Ting!

Siluman itu muncul. Sesshomaru hanya bisa melihat mata merahnya yang seperti ular, karena hanya itu yang tersisa dari penutup wajahnya yang semuanya warna hitam. Mereka bertarung dengan sengit.

"Disitu kau rupanya!" seru Ryuki yang kemudian ikut dalam pertarungan.

Ryuki melepaskan serangannya begitu juga dengan Sesshomaru. Siluman itu terhimpit ditengah, tidak mampu melarikan diri lagi ketika dua serangan itu bertubrukan di tubuhnya. Ia meraung sebelum menghilang dalam kepulan asap hitam.

Sesshomaru dan Ryuki kembali mendarat di tanah.

Hyoru mengerjap. Ia mengenali Ryuki. Beberapa tahun lalu ketika ia masih lebih kecil, ia pernah bertemu Ryuki di tepi Danau Ashi.

"Hmph... Sesshomaru," Ryuki berkata seraya menyimpan pedangnya.

Sesshomaru juga menyimpan pedangnya, "Tidak biasanya kau keluar istana, Ryuki,"

Ryuki mendengus, "Mau tidak mau. Aku mencium jejak ular,"

"Jejak ular?

"Kudengar ada sekelompok youkai yang bergerak dibawah tanah. Tujuan mereka adalah untuk membangkitkan Orochimaru. Mereka menamai diri mereka Hekishi,"

"Hekishi?"

"Kau tahu bagaimana raja cobra itu. Lebih dari seribu tahun lalu ia berhasil dimusnahkan, itupun juga karena keberuntungan. Hime Shioin yang mampu membaca keadaan langit, menggunakan perhitungannya. Kami semua hanya harus memosisikan Orochimaru agar tepat pada saat meteor besar jatuh untuk menimpanya bersamaan dengan gabungan serangan lain. Kini kelompok bawah tanah itu ingin membangkitkan Orochimaru kembali. Jika hal itu sampai terjadi, maka Istana Hakone dan Istana Selatan yang kini putrinya menjadi ratu Istana Barat berada dalam bahaya," jelas Ryuki.

Ryuki memandang sekilas pada Hyoru yang sedikit lebih besar dari terakhir kali mereka bertemu.

Embun di mata emas Hyoru bergetar saat bertemu tatap dengan mata abu-abu Ryuki. Meski hanya sekejap saja namun sangat berarti.

"Sebaiknya kau waspada Sesshomaru," Ryuki memperingatkan sebelum terbang pergi.

"Hyoru," Sesshomaru memanggil putrinya.

"Chichi-oye?" Hyoru menghadapnya.

"Masalah ini cukup kita berdua yang tahu,"

"Uhm," Hyoru mengangguk patuh.

Sesshomaru menepuk lunak kepalanya, "Kita kembali ke istana,"

"Haik," sahut Hyoru.

Dua tahun kemudian...

Mata Hyoru mengerjap terpesona ketika ia melihat bayang-bayang naga putih itu dari tempatnya berdiri. Ia kini tengah berada di Istana Langit Selatan untuk menunggui orang tuanya yang sedang bertapa hening. Dari kolam belakang istana, ia bisa melihat samudra dibawah sana. Samudra tersebut berbatasan dengan Danau Ashi. Ini sudah hari kesepuluh, setiap sore ia akan berdiri termangu disana melihat tubuh naga putih raksasa berenang-renang dibawah permukaan air. Sesekali kepala naga itu akan muncul sebelum menyelam lagi ke dalam air. Cahaya matahari yang terpantulkan pada tubuh putihnya dan orange samudra membuatnya tampak begitu indah dan mengagumkan. Ia begitu agung seperti para dewa. Begitulah pikiran Hyoru di usianya yang baru sepuluh tahun.

The Empress of The White Dragon (Lanjutan Love of The Goddes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang