Chapter 14 (Permaisuri Istana Hakone)

28 4 0
                                    

Hyoru akhirnya diangkat menjadi permaisuri Istana Hakone. Setelah Hyoru tinggal disana, bunga-bunga di hutan Gunung Hakone bermekaran. Teratai-teratai putih bermunculan di kolam dan danau dengan indahnya. Harum yang segar dan semerbak selalu menguar. Kabut tebal menghilang. Istana itu tidak lagi suram dan misterius. Semua penghuni dan pasukan menyukainya.

Hyoru suka menemani Ryuki berkeliling menginspeksi wilayah kekuasannya termasuk Desa Suku Hantu. Desa Suku Hantu seperti halnya desa manusia, terdapat transaksi dan aktivitas kegiatan lainnya. Bedanya mereka bukan manusia, namun youkai-youkai suku hantu biasa yang bukan prajurit dan memiliki keluarga seperti manusia normal.

Setelah Noriko meninggal, Ryuki mewarisi semua tahta itu. Dibawah pimpinannya, Ryuki membuat kehidupan di sekitar Gunung Hakone semakin maju meski dunia mereka terasingkan dari dunia youkai lainnya. Dulu suku hantu kerap kali direndahkan dan suka diserang. Namun setelah dipegang Ryuki yang tangguh, para musuh itu segan terhadapnya dan tidak berani lagi mengganggu suku hantu. Semua penghuni wilayah itu menghormatinya dan kini juga menghormati dan mengagumi Hyoru yang penuh welas asih.

"Ada apa? Apa yang terjadi?" tuntut Ryuki pada para pelayan. Ia tengah duduk di tepi pembaringan Hyoru yang tidak sadarkan diri.

"Kami juga tidak mengerti Ryuki-Sama," para pelayan wanita suku hantu berlutut ketakutan, "Sebelumnya Hime-Sama baik-baik saja, kemudian mengeluh pusing dan tidak sadarkan diri," jelasnya kalut.

"Cepat panggilkan Tsurara!" perintah Ryuki.

"Sudah dalam perjalanan kemari Ryuki-Sama," sahut pelayan.

"Anata..." gumam Hyoru tiba-tiba.

Ryuki memandangnya, "Kau sudah sadar Hyoru?"

"Jangan memarahi mereka," pinta Hyoru

"Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu Hyoru. Aku takut ini adalah efek luka dari pertarunganmu dengan Orochi,"

Perlahan Hyoru menggeleng, "Aku meragukannya,"

"Apakah kau tidak bahagia disini Hyoru? Apakah istana ini menyesakkan? Kau mau aku merubahnya bagaimana agar dirimu nyaman? Mau dibuat mirip Istana Selatan?" Ryuki menanyainya bertubi-tubi.

Hyoru terkekeh pelan melihat kekalutan Ryuki karena mencemaskan dirinya, "Aku bahagia Anata... Tidak perlu merubah apapun... Aku menyukai semuanya..."

"Tsurara disini, Ryuki-Sama," Tsurara muncul seraya mengangguk hormat.

"Cepat periksa dia," Ryuki memberi Tsurara tempat.

Tsurara menekan denyut nadi Hyoru. Keningnya mengkerut saat tengah memeriksa, namun beberapa saat kemudian ia mengerjap tampak senang. Ia pun bersujud menghaturkan hormat dihadapan Ryuki dan Hyoru.

"Selamat Ryuki-Sama, Hime-Sama," Tsurara berkata.

"Nani?" Ryuki memandangnya tidak mengerti.

"Hyoru-Sama sedang mengandung pewaris Istana Hakone," ia memberitahu.

Hyoru mengerjap.

Ryuki terkesiap, "Kau yakin?"

"Hamba yakin, Tuan,"

Ryuki kembali menghampiri pembaringan permaisurinya dan menggenggam tangannya, mata abu-abu cemerlangnya bercahaya, "Kau dengar itu Hyoru?"

"Uhm," Hyoru mengangguk, kemudian mengarahkan genggaman tangan Ryuki ke perutnya yang masih rata, "Sebentar lagi kau akan jadi Chichi-oye..."

Chichi-oye... Ryuki membatin dalam hati. Betapa itu adalah panggilan yang sangat diinginkannya. Impiannya memiliki putra atau putri yang akan mengaguminya sebagai ayah, sudah di depan mata.

The Empress of The White Dragon (Lanjutan Love of The Goddes)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang