「 Nʟᴜ ❖ 18 」

4K 400 70
                                    

Love is the bridge between you and everthing
***

Melihat Jungkook yang menatap datar ke arahnya, sungguh membuat Taehyung hatinya sakit. Bahkan ini adalah kali pertama baginya melihat Jungkook menatapnya dengan tatapan datarnya. Bahkan dia selalu menghindari tatapan hazel Taehyung ataupun semua afeksi yang kekasih tampannya itu berikan padanya.

Jungkook bahkan hanya melirik sekilas saja, saat tahu telapak tangan Taehyung tampak terluka dengan noda merah disana. Tak lama polisi pun datang dan segera memborgol pria yang telah pingsan saat polisi itu datang ke rumahnya. Taehyung masih terduduk diam di sebuah kursi kecil tak jauh dari posisi Jungkook yang kini tengah berada di dalam kamar sang eomma.

Sudah hampir satu jam Taehyung di sana, namun tak sepatah katapun terucap dari bibir Jungkook. Meskipun itu hanya untuk menanyakan keadaan tangan Taehyung. Rumah kecil itu tampak hening. Yang terdengar hanyalah suara langkah kaki pelan Jungkook yang beralih dari kamar sang eomma dan noonanya bergantian.

"Sayang, sini aku bantu?!" ucap Taehyung saat meraih sebuah mangkuk besar dari tangan Jungkook yang berisi sebuah air dan juga handuk kecil.

Tak menjawab, Jungkook menepis tangan Taehyung, bahkan Taehyung tampak meringis pelan saat tangannya terasa sedikit perih terkena air dari mangkuk karena Jungkook menariknya kembali.

Hingga tak lama, Taehyung mendengar suara bibi Jeon sadar. Taehyung pun menghampiri kamar eomma Jungkook. "Tetaplah di tempatmu, Kim Taehyung! Bukankah sudah kukatakan, tinggalkan kami! Aku tidak ingin tuan Kim mencelakai keluargaku lagi karena mendekati, Anda, tuan muda!" ucapnya datar.

"Sayang, ijinkan aku bertemu dengan bibi, aku ingin meminta maaf. Kumohon!"

"T-tuan muda..." sapa bibi Jeon lirih. Wajahnya tampak sayu, ada bekas lebam di salah satu sudut bibirnya dan juga pipinya. "Maaf, bibi tidak bisa menemuimu. Tubuh bibi rasanya lemas sekali, maafkan bibi, Nak" Bibi Jeon tampak tersenyum tipis meskipun Taehyung tahu fisik san batinnya sangat terluka.

"Tidak apa, bibi. Aku yang seharusnya minta maaf, karena akuㅡ Maafkan aku, aku mohon maafkan aku, bi.." ucap Taehyung tulus, bahkan dia sudah tidak lagi berdiri. Dia sudah melipat kedua kakinya bersimpuh dari luar kamar bibi Jeon dan menundukkan kepalanya hingga dahinya mencium lantai rumah itu.

"Bibi tahu itu bukan salahmu, jangan seperti itu, Nak. Tapi, apa tanganmu tidak apa-apa?" ucap bibi Jeon saat melihat noda darah di telapak tangan Taehyung. Jungkook melirik sekilas, dan tanpa sengaja Taehyung juga tengah menatapnya. Dia pun mengakihkan pandangannya pada sang eomma.

"Tidak apa-apa bi, hanya luka kecil."

"Kookie, apa kau ingin melihat luka tuan muda infeksi? Cepat bersihkan?"

"Tidak eomma! Bahkan luka itu tidak sebanding dengan apa yang eomma dan noona alami." Jungkook tampak memelankan ucapannya, lalu teringat sang noona yang belum juga sadar. "Noona!" Jungkook keluar kamar eommanya menuju kamar Aera.

Dan dia langsung saja terkejut saat melihat noonanya tergeletak di lantai dengan beberapa butir pil di tangannya. "Noona! Noona! Bangun Noona! Noona!" pekik Jungkook sambil menggoyangkan tubuh noonanya, namun sayang. Tidak ada hasil.

Mendengar ucapan Jungkook, eomma Jeon pun keluar kamarnya dan dibantu Taehyung, menuju kamar Aera. "Aera-a, bangun sayang! Ini eomma, bangun, Nak!" ucap sang eomma, mengusap lembut pipi Aera.

NOTHING LIKE USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang