「 Nʟᴜ ❖ 32 」

4.2K 364 61
                                    

***

Hingga sepasang manik hazelnya melihat bagaimana sebelah tangan sosok yang tengah berbaring terkulai lemas begitu saja di atas rerumputan. Dia pun panik hingga sepasang matanya pun mengembun.

"S-sayang...jangan bercanda! Hey, jawab hyung! Yak, Kookie! Yak, Jungkookie!"

Taehyung menarik begitu saja tubuh seseorang yang dia panggil Jungkook itu dan memeluknya.

"Bangun, sayang... kumohon jangan bercanda!" Taehyung mengeratkan pelukannya dan masih menggoyangkan tubuh Jungkook saat dalam dekapannya, namun hasilnya nihil. Tak ada jawaban ataupun respon dari pemuda manis itu.

"Sayang! Tidak! Jungkook!" pekiknya saat membuka manik hazelnya kembali, dia mendapati dirinya berada di kamarnya, dengan Jungkook yang tampak tertidur pulas. Wajahnya tenang, dan terdengar pelan dengkuran halus dari bibirnya.

Mimpi? Semuanya seperti nyata.

Taehyung mengangkat tangannya, menyentuh dahi kekasih manisnya itu, dia menghela napasnya lega saat kini tubuh Jungkook tak lagi demam tinggi seperti sebelumnya. Taehyung memiringkan tubuhnya hingga Jungkook kini di hadapannya. Tangannya bergerak menyingkirkan beberapa anak rambut yang menutupi dahi dan juga sebagian mata Jungkook. Lalu bergerak turun menyentuh alis, bulu mata, menyusuri lekuk hidung dan berakhir di bibir yang tak lagi terlihat pucat.

"Jangan sampai sakit, sayang. Hm? Aku takut sekali. Setelah ini, aku akan mohon pada appa, agar membiarkanmu kembali, tak perlu lagi kembali ke Boston," monolognya.

"Eeunggh...hyung..." lenguh Jungkook pelan, namun matanya masih terpejam, tangannya tampak mencari sesuatu; Taehyung!

"Uhm, ini hyung, sayang. Aku disini. Apa yang kau rasakan? Hm?" Taehyung mengusap lembut pipi Jungkook, dan di detik berikutnya, sosok manis itu membuka matanya perlahan. Dan sontak tersenyum saat melihat seseorang di hadapannya.

"Hyung!" Jungkook langsung memeluk tubuh Taehyung, dia membenamkan wajahnya pada dada bidang kekasihnya. "A-aku takut sekali, hyung! Aku takut tidak bisa bertemu denganmu, jangan tinggalkan aku..." lirihnya. Suaranya membenam pada dada Taehyung. Taehyung pun mengusap lembut punggung Jungkook.

"Tentu saja aku tidak akan meninggalkanmu, sayang. Tidak akan pernah! Uhm, apa sudah baik-baik saja? Tubuhmu panas sekali," ucap Taehyung saat kembali menyentuh dahi Jungkook.

"Aku tidak apa-apa, hyung... sungguh!" Jungkook meyakinkan Taehyung, tak lupa dia tersenyum menampilkan gigi kelincinya.

"Kau tahu, kalau hyung sangat cemas sekali? Hyung bahkan bermimpi buruk tentangmu..." Taehyung mengeratkan pelukannya, kini tangannya mengusap kulit punggung Jungkook. Tubuh itu masih sedikit hangat, meskipun tak sepanas saat dia demam beberapa saat lalu.

"Maafkan, Kookie, ya?"

Taehyung mengangguk seraya tersenyum. Sehingga siang itu pun akhirnya mereka cuddle bersama, menikmati kebersamaan mereka. Hanya ada senyum dan tawa bahagia menggema di kamar Taehyung hari itu.

Waktu merambat dengan cepatnya, Jungkook kini sudah tampak lebih baik. Suhu tubuhnya pun kembali normal. Dia masih berada di kamar Taehyung saat kekasihnya itu pamit sejenak untuk menemui appanya. Dan disinilah Taehyung sekarang, ruang kerja sang appa. Saat masuk, Taehyung bisa lihat sang appa tampak serius sekali menatap layar monitor di depannya.

"Appa, bolehkah aku meminta sesuatu? Bisakah Jungkook tidak kembali ke Boston? Jika...jika dia harus kuliah, biarkan dia kuliah di sini, appa. Dan jika appa melarang kami sementara waktu untuk bertemu, aku tidak akan menolaknya asalkan dia tidak kembali. Aku tidak ingin dia sakit seperti beberapa saat lalu," ucap Taehyung.

NOTHING LIKE USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang