「 Nʟᴜ ❖ 23 」

3.6K 364 103
                                    

***

Setelah mendengar ucapan bibi Jeon, dan meletakkan paperbag di atas meja, Taehyung keluar sejenak dari ruangan kecil itu. Melangkahkan kakinya menuju gang kecil yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Dan seperti yang bibi Jeon katakan, tampak seseorang mengawasi tempat tinggalnya. Seolah tak tahu apa-apa, Taehyung pun menghampiri sosok itu.

"Pergi dari sini, atau aku akan memukulmu sampai kau tidak bisa bangun lagi!" ucap Taehyung tepat di samping telinga sosok itu. "Appa yang menyuruhmu, bukan? Bilang pada appa, jangan menyentuh mereka lagi, karena aku tidak akan tinggal diam!"

"Ah, maaf...sepertinya kau salah paham. Appa? Apa maksudmu Kim Taesung? Aku bahkan tak mengenalnya," ucap sosok itu.

Mendengarnya, Taehyung pun tampak mundur dua langkah, menatap tajam sosok pria di hadapannya. "Lalu? Siapa kau dan untuk apa mengawasi tempat tinggalku?!"

"Aku kesini karena Kim Namjoon. Kau mengenalnya 'kan?"

"Ya, tentu saja! Dia hyungku...lalu kau...?"

"Jimin, Park Jimin!" Sosok yang menyebut namanya Jimin itu mengulurkan tangannya seraya tersenyum. Lucu, dengan sepasang matanya yang membentuk garis lurus.

"Apa yang Namjoon hyung katakan padamu? Kalau dia kembali ingin memberiku uang seperti tempo hari, maaf, katakan padanya aku tidak bisa. Uang itu hasil kerja kerasnya, aku tidak mungkin menggunakannya," jelas Taehyung.

"Ah, ituㅡ dia hanya mengatakan padaku, untuk mengajakmu bekerja denganku. Itu pun kalau kau menyetujuinya, pasalnya aku pun tidak bekerja pada perusahaan yang besar. Dan aku hanya seorang staff biasa. Dan aku mengenal Namjoon hyung karena dia pun yang memberikan pekerjaan itu untukku," jelas Jimin.

"Be-benarkah? Apa mereka mau menerimaku? A-aku bahkan belum lulus, aku...aku memutuskan berhenti kuliah," ucapnya memelan di akhir kalimatnya.

"Aku tidak bisa berjanji apapun padamu, tapi... beberapa waktu lalu, aku dengar mereka membutuhkan seseorang tapi..."

"Tapi...?"

"Maaf, hanya sebagai pesuruh saja. Aku bahkan sudah mengatakan pada Namjoon hyung kalau pekerjaan ini tidak cocok untukmu," lanjut Jimin.

"Aku akan memikirkannya, jangan khawatir. Dan, terima kasih, aku akan menelepon Namjoon hyung nanti. Bisa kau memberikan nomor ponselmu padaku?" Taehyung mengeluarkan ponselnya, menyodorkannya pada Jimin.

Jimin mengangguk pelan seraya tersenyum, "Baiklah," ucapnya. Lalu mengetikkan sesuatu pada layar ponsel Taehyung. "Ini!" Jimin menyerahkan kembali ponsel pada pemiliknya.

"Terima kasih, Jimin ssi." Taehyung tersenyum menatap sosok di depannya.

Merasa ditatap tajam sosok itu, Jimin pun hanya mampu berdehem menghilangkan kecanggungannya. Hingga akhirnya memutuskan untuk pamit pada Taehyung, karena dia harus bekerja pagi itu.

"Maaf, Taehyung ssi, aku harus bekerja sekarang. Apapun keputusanmu nanti, aku menghargainya dan aku tidak ingin memaksamu. Karena aku tahu, pekerjaan ini sangat tidak cocok untukmu," ujar Jimin hendak berlalu meninggalkan Taehyung.

"Terima kasih. Aku akan menghubungimu. Dan hati-hati di jalan." Taehyung meninggalkan Jimin dengan wajahnya yang tampak memerah.

NOTHING LIKE USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang