「 Nʟᴜ ❖ 29 」

4.1K 386 36
                                    

Semesta akan selalu memiliki cara untuk menyatukan apa yang semestinya bersama.
Begitu pun sebaliknya...

***

"Eomma tidak akan mencium bibirku. Jikalau pun ada orang yang mencium bibirku, aku pastikan itu hanya kau, Kookie!"

Pemuda berambut hitam itu membuka sepasang hazelnya pelan, menangkup wajah seseorang yang dia panggil Kookie, merasa namanya disebut sosok itu pun tersenyum bahagia, hingga tanpa sadar sepasang manik legamnya kembali berembun.

"Selamat pagi, Taehyungie hyung! Tidurmu nyenyak? Aku sangat merindukanmu! Dan selamat ulang tahun," ucap seseorang seraya tersenyum. Menatap sepasang manik hazel yang berada di depannya, wajah bahagia pun terpancar di wajahnya.

"Selamat pagi, sayang. Kesayangan hyungie. Terima kasih dan ini adalah kado terindah untukku, sayang. Uhm, rupanya Tuhan mengabulkan doaku. Aku meminta agar aku bisa bertemu denganmu bukan hanya lewat mimpi meskipun itu hanya sekali, dan sekarang aku bisa melihatmu, menyentuhmu...." Taehyung mengusap lembut pipi Jungkook, lalu turun pada bibir cherry yang selalu menggoda baginya. Mengusapnya pelan, hingga kini tak lagi mengatup.

"Menyentuhmu dan... tentu saja menciummu," ucap Taehyung saat menarik tengkuk Jungkook hingga bibir cherry itu menempel sempurna pada bibirnya. Taehyung mencium bibir Jungkook singkat, meskipun begitu, pemuda manis itu tampak memejamkan kedua manik legamnya pelan.

Ya, dia sangat merindukan pemuda tampan itu, bibir hingga semua yang ada pada pemuda pemilik suara husky itu Jungkook merindukannya. Termasuk semua sentuhan lembut, dan juga ciuman hangat yang selalu dia dapatkan dari pemuda yang menjadi kekasihnya.

Taehyung menarik wajah Jungkook hingga kini pemuda manis itu berada di depannya, dia masih memejamkan matanya saat Taehyung menghentikan ciuman singkatnya.

"Kau baik-baik saja di sana? Pipimu sedikit lebih kurus, sayang. Bagaimana makanmu? Lalu tidurmu? Apa saja yang kau lakukan di sana? Bibi Jeon, bagaimana kabar bibi Jeon? Ah, maafkan aku kalau banyak berㅡ " ucapan Taehyung terjeda saat tiba-tiba Jungkook memeluknya. Dia menjatuhkan kepalanya telat di atas dada Taehyung.

"Aku merindukan suara yang selalu bertanya tanpa henti padaku. Kau cerewet sekali, hyung! Aku merindukan saat hyungie memelukku, aku juga sangat merindukan saat hyungie memelukku saat aku tidur. Aku sangat merindukanmu, hyung. Hyungie tidak membenciku, 'kan?" tanya Jungkook saat mengangkat kepalanya menatap Taehyung, masih menumpukan dagunya pada dada Taehyung lalu mengerucutkan bibirnya lucu.

Taehyung tersenyum mendengar semua ucapan manja Jungkook. Dia benar-benar merindukan pemuda manis itu, sangat. Hingga dia menggeser sedikit tubuhnya, menyisakan ruang di sebelahnya lalu menepuk pelan ruang itu. Seolah paham maksud Taehyung, Jungkook pun tersenyum dan membaringkan tubuhnya di samping Taehyung. Mereka tidur saling berhadapan, tak henti-hentinya Taehyung mengusap lembut pipi Jungkook. Dan dia sungguh berharap kalau ini bukanlah mimpi. Hingga di menit berikutnya, tampak Taehyung memeluk pemuda manis itu erat.

"Bukankah appa tidak mengijinkanmu menemuiku sampai waktunya tiba? Lalu kenapa appa malah memintamu datang menemuiku?!" tanya Taehyung heran. Jungkook kini tengah berada dalam dekapan Taehyung, dan tentu saja Jungkook membalas pelukan hangat Taehyung.

"Appa yang memintaku datang. Jika tidak aku pun tidak bisa menemuimu, hyung. Maafkan aku," ucap Jungkook dengan suara membenam.

NOTHING LIKE USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang