23. End

175 33 8
                                    

Lio berusaha menghentikan mobil natasha yang terus melaju ke depan dan tanpa mereka berdua sadari sebuah truk melaju tak terkendali dari arah persimpangan di depan sana.

____________________________

PYAARR!!

Suara gelas pecah karena jatuh,la menoleh ke arah pintu masuk ruang UGD. Hatinya mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi, dan firasatnya menyakinkan jika itu berhubungan dengan putra putrinya.

Dan benar saja 3 mobil ambulance datang arah sama.

"DOKTER,3 PASIEN KORBAN KECELAKAAN BERUNTUN HARI INI PADA PUKUL 20;43 2 LAKI-LAKI MENGALAMI LUKA DI BAGIAN KEPALA DAN BAGIAN KAKI. SEDANGKAN 1 PEREMPUAN MENGLAMI LUKA PARAH DI BAGIAN LENGAN KIRI DAN KEPALANYA!" Ucap salah satu perawat yang mendorong brankar salah satu korban.

Dia berlari dengan cepat memasuki ruang gawat darurat, nafasnya terhenti di tenggorokannya saat melihat ketiga korban kecelakaan teresebut yang tak lain adalah putra putrinya sendiri. Tubuhnya meluruh,seiring dengan air mata yang mengalir deras di pipnya.

Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Tangannya yang terus bergetar hebat la usahakan untuk mengambill handphone yang berada di saku jas putihnya,jarinya menekan nama suaminya memberi kabar melalul pesan kepadanya.

Matanya terus menatap sendu pintu ruang UGD Itu dimana ketiga anaknya sedang berjuang antara hidup dan mati,perasan menyesal dan bersalah menyelimuti relung hatinya yang paling dalam.

Menyesal?iya dia sangat menyesal seharusnya la tak mengikuti permainan yang dibuat oleh ayayhnya yang malah membuat hubungan nya dengan anak-anak nya semakin rumit, bisa bisanya dia menuruti permintaan orang yang selalu menyiksa nya dulu.

Dia menatap langit langit rumah sakit ingatannya kembali terlempar dimana putri satu-satunya Natasha kala itu mengungkapkan segala yang ia rasakan selama ini. Hatinya kembali gelisah saat ucapan anak tertuanya kembali terngiang di telinganya.

"Bun,Natasha selama ini hanya butuh kasih sayang bunda. Harta?ia nggak butuh, Semuanya sudah ia dapatkan kecuali bunda. ASAL BUNDA TAHU DIA BAHKAN SELALU PERGI KE MAKAM PALSU YANG BUNDA BUAT ITU!!DAI NANGIS BUN... DIA CURHATDISANA. DIA BAHKAN PERNAH SAKIT KARENAN KEHUJANAN DISANA... Apa bunda nggak kasihan sama Natasha? Lio aku raeat dsri kecil,Sedangkan adik perempuan yang aku kira sudah pergi bersama bunda malah bunda telantarkan!! Sekarang Aryakasih pilihan ke bunda!?! Bunda pilih kita bahagia atau menderita!!"

Ucap Arya sambil menghapus kasar air matanya dengan punggung tangannya, dia berbalik berjalan tanpa menoleh lagi ke belakang. Gabriella menatap kepergian pemuda tersebut dengan pandangan. yang sulit diartikan.

Sungguh hari itu adalah hari terhancur Gabriella,menjadi boneka sang ayah,dibenci anak anaknya dan entah apalagi yang akan menunggunya setelah ini.

3 ranjang rumah sakit keluar darí ruang UGD dokter yang selesai menangani korban-korban tersebut terkejut saat melihat Gabriella menangis di kursi depan ruang UGD,dirinya menghampiri Gabriella dan duduk disamping warita itu.

Gabriella menoleh ke arah dokter itu sambil berusaha tersernyum ke arahnya, "selamatkan mereka,des mereka anak-anakku" Ucapnya memohon,kepalanya menunduk berusaha menahan tangisnya yang kian sesak di dadanya.

Dokter itu, Desila syafakya menutup mulutnya tak menyangka bahwa pasien pasiennya adalah anak dari sahabat perempuannya. Sudah lama desila bersahabat dengan gabriella, Wanita itu juga selalu menceritakana tentang keadaan anak-anaknya sewaktu bayi dulu.

Namun,dalam cerita sahabatrya itu anak-anakmya ia berikan kepada kakak suaminya.

Sekarang dia mulai bimbang karena dari salah satu pasiennya tadi mempunyal sebuah penyakit yang tak bisa dibilang kecil. Dia menatap gabriella dengan pandangan ragu,apa la semburyikan saja? Gabriella mergangguk tanpa ragu ke arah dokter desi,

Diary 'Aqira' √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang