11.📍Surat📍

411 48 6
                                    

Natasha mendengar kalimat itu tertegun sejenak sebelum akhirnya, merespon ucapan yang dilontarkan oleh Reiyana. "Itu tidak mungkin rei, aku saja tidak mempunyai saudara." Ucap Natasha, bohong kalau dia tidak mempunyai saudara bahkan ia punya saudara laki-laki satu, atau dua mungkin? Ah sudahlah.

Natasha bangun dari posisinya, berjalan melewati Reiyana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia mngebaikan panggilan dari teman perempuannya itu. Lagi-lagi kakinya membawanya pada suatu tempat yang sangat sunyi, apa lagi kalau bukan perpustakaan.

Gadis itu menuju ke sebuah rak yang berisi novel-novel, entah itu Fantasi, romansa, maupun geng. Tapi Natasha lebih suka pada novel bergenre fantasi daripada romansa, menurut pemikirannya 'di dalam dunia fantasi kita bisa mempelajari arti dari persahabatan, sedangkan romansa heh?! Cinta?! Tidak aku hanya mengikuti takdir saja.'

Setelah menemukan satu novel yang menurutnya menarik, Natasha duduk di salah satu bangku di dekat rak buku tadi. Ia membaca dengan tenang, gadis itu jadi berfikir apa salahnya mencoba curhat pada sebuah kertas lagi?

Ia mengeluarkan kertas dan pulpen dari sakunya. Barang itu selalu ia bawa kemanapun, alasannya? Sudah terbiasa. Ia menuliskan apa yang terus mengganjal dalam hatinya, meluapkan segalanya dalam bentuk tulisan. Dia melipat dan menyimpannya di lembar terakhir novel yang ia baca yang berjudul 'Romeo Take me'. Tak lupa di sudut lipatan surat itu berisi inisial namanya 'A. N. G.'

Tiba-tiba handphone Natasha bergetar, tanda ada pesan masuk.

Tring!

Gadis itu membuka pesan itu dan tersenyum, bukan senyum ramah seperti biasanya. Tapi senyumnya yang lain, senyum sinis lebih tepatnya.

Wakil (*・x・)/
(Audio:0:09)
Dia menyanyi di salah satu cafe terkenal di jakarta .
Nama cafenya Riel's Cafe.
Berhati-hatilah dengannya, dia jauh lebih licik darimu.

Natasha_220205
Terima kasih informasi nya, kak.
Maaf baru membalasnya sekarang.
Aku saat ini sangat sibuk.

Wakil (*・x・)/
Cih! Sibuk katamu!
Sampai kau tidak pernah mengunjungi ku HAH?! 😠
Awas kau, saat kau kemari tidak akan kubiarkan pergi lagi.
CAMKAN ITU BAIK-BAIK.

Natasha_220205
Ya ya ya lakukan sesukamu kak, aku akan menurut saat itu juga.
Sampai jumpa lagi kak.👋

Orang yang menjadi pengirim pesan tadi menggeram, gadis kecil itu. Orang itu hanya menghela nafas lelah, sambil mengelus dadanya sabar.
"Sabar, ini baru perintah pertamanya. Belum yang lain, dia sangat kejam dalam memberikan hukuman itu." Ujarnya menyedihkan.

Sedangkan gadis yang membuat orang itu frustasi saat ini malah sedang tertawa pelan memikirkan reaksi orang itu. "Aku tidak akan tanggung tanggung dalam memberikan hukuman kak, bagiku itu masih dalam batas wajar." Lirihnya kasihan, lalu kembali terkekeh pelan. Kasihan pak wakil ಥ‿ಥ.

Setelah puas berada di ruangan penuh buku itu, Natasha beranjak dari tempat duduknya tadi. Ia melihat sekelilingnya dan mengembalikan buku novel yang sudah ia baca tadi. Dengan langkah pelan namun cepat ia  keluar dari perpustakaan, bertepatan dengan bunyi bel berakhirnya jam istirahat. Gadis itu sedikit menoleh kebelakang saat merasa sedikit aneh akan sesuatu, namun ia abaikan setelahnya.

Setelah punggung gadis itu menghilang memasuki kelasnya, seorang pria yang memakai baju layaknya bodyguard keluar dari perpustakaan. Dia dengan cepat berlari ke pagar samping sekolah, melompat tanpa hambatan seperti pencuri handal Eh?! Maksudnya Bodyguard handal.

Dia mengirim pesan kepada atasannya, dan menaiki motor sport yang memang sudah ada di sana. Motor sport itu meninggalkan tempatnya, menyisakan debu debu yang berterbangan karena kecepatannya. Berdamage sekali (≡^∇^≡)

Sampai di kelas tampak seluruh murid yang sudah berada pada tempat duduknya. Jelas terlihat di kursi samping tempat duduk Natasha, seorang gadis memasang wajah kesalnya. Siapa lagi kalau bukan Reiyana.

Saat ini gadis itu sangat kesal, sudah ditinggal pergi oleh Natasha sendirian pula di kelas. Natasha hanya terkekeh melihat ekspresi kesal Reiyana. Gadis berambut hitam itu mencubit pelan pipi Reiyana, setelah duduk di bangkunya sendiri. "Kenapa kau sangat manis saat kesal? Aku ingin sekali mencubit pipi mu itu" Ujarnya.

"Kau tega meninggalkan ku sendirian di kelas? Kemana saja kau? Aku kesepian di sini." Reiyana merengek seperti ditinggal selama satu tahun padahal, hanya selama 15 menit saja. Waktu yang singkat bukan bagi Natasha, tapi tidak bagi Reiyana yang memang anak yang pemalas.

"Aku hanya pergi ke perpustakaan kau tahu, lagipula orang pemalas seperti mu memangnya sanggup. Membaca buku sebanyak 100 halaman lebih dalam waktu 15 menit? Aku pastikan kau pasti sudah menjauh terlebih dahulu, kecuali itu adalah Novel." Reiyana meringis mendengar ucapan Natasha yang 99% benar itu, lebih nyaman membaca novel bukan untuk ukuran anak pemalas seperti dirinya ini?

"Sudahlah, berbicara dengan mu tidak akan kau dengar kan sama sekali." Ucap Natasha pedas, Gadis di sebelahnya hanya menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal, mengapa ia yang dimarahi sekarang? Hah sudahlah.

Menit berganti menjadi jam, matahari semakin naik yang menandakan hari semakin siang. Bel pulang sekolah berbunyi nyaring, sebagian warga sekolah nampak berlarian berebut keluar dari gerbang sekolah.

Natasha hanya menatap malas kerumunan itu, tak bisakah menunggu sebentar seperti yang ia lakukan saat ini? Kalian tidak akan mati jika disini sebentar.

Diary 'Aqira' √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang