1. 📍Nata📍

1.1K 113 20
                                    

" Nyatanya sebuah awal mampu menentukan sebuah akhir. Tapi, apakah bisa sebuah akhir menentukan sebuah awal? "
- Axelio Arya Alexander-

Aqira Natasha Gabriella, hidup nya tak seindah namanya. Anak yatim piatu, yang pergi merantau ke Jakarta. Berkat otak cemerlang nya ia berhasil mendapatkan beasiswa bersekolah di SMA CAKRAWALA sekolah elit yang berada di jakarta pusat.

Setelah Nata lulus SMP,ia langsung pergi ke Jakarta. Sendiri? Ia memang sudah terbiasa untuk tetap mandiri. Sampai di jakarta ia mencari kost an yang dekat dengan sekolah barunya. Hemat.

" Apa ada lowongan kerja, kak? " Hanya kalimat itu yang Nata lontarkan sedari tadi. Pergi dari toko ke toko yang lain,Hingga-

" Ada dek, kebetulan cafe ini masih baru jadi kami masih butuh pegawai. Adek boleh langsung masuk besok! "Ucapan pegawai tersebut membuat lelah Nata, Hilang seketika.

Sekarang tugas nya hanya tinggal satu. Ia akan memikirkan nya nanti. Yang penting semua nya sudah beres.

Nata POV

Ceklek!

" Rasanya sangat melelahkan ya! " Keluh ku.Wajar saja aku kelelahan, aku belum istirahat dari pagi tadi. Ukh! Sekarang perut ku minta diisi. Untung saja disini dekat dengan supermarket. Kost? Aku sudah membayar nya.

Aku bangun dari posisi ku, kemudian mandi. Baju yang kupakai hanya hodie berwarna hitam, dan juga celana olahraga. Simple.

Setelah mengunci pintu kost, aku berjalan menuju supermarket. Jarak nya lumayan dekat, jadi aku tidak perlu lama-lama berjalan.

Aku mengambil cemilan secukupnya, bahan memasak, mie, dan juga ICE CREAM! Itu tidak boleh terlupakan.

Setelah merasa cukup aku mengangkat belanjaan ku ke kasir. "Total nya berapa mbak? "

"Totalnya jadi 250.000 ribu, dek." Aku menoleh ke arah kasir saat mendengar jumlah nya.

Aku berikan uang yang ku ambil dari saku hodie ku. "Ini kak uang nya."

Aku berjalan keluar dari supermarket, tanpa sengaja aku menabrak seorang pria yang memakai jas dokter. Membuat barang belanjaan ku jatuh berantakan.

"Aduh maaf ya dek saya gak sengaja" Ucap nya sambil mengambil beberapa barang nya yang ikut terjatuh. Aku menghela nafas pasrah. Ada saja yang terjadi pikirku.

"Iya, gak apa apa kok kak, ini juga salah aku. " Kulihat dia ikut membantu mengambil beberapa barang belanjaan ku yang berserakan di lantai supermarket.

Dia mengulurkan tangan nya dan memperkenalkan diri nya sendiri.
"Aku Arya, siapa nama mu? "

Aku ikut mengulurkan tangan ku, menyalami tangan nya. " Namaku Natasha."

Kulihat dia berjalan keluar dari supermarket aku hanya mengikuti nya saja. Dia duduk di depan supermarket aku duduk di depannya.

"Kakak, jadi dokter apa? "Tanya ku penasaran.

" Saya dokter kanker. " Ucap Arya sambil tersenyum lebar.

Deg.. Tidak mungkin.

"Kamu tinggal di daerah sini? Saya baru lihat kamu soalnya. "

"Iya kak, aku tinggal di kost an deket sini. " Arya menganggukkan kepalanya paham. Tangan nya terulur mengacak pelan rambut ku. Aku hanya tersenyum kecil menerima perlakuan tersebut.

" Sampai jumpa lagi ya, Nata. " Seru Arya yang sekarang berjalan memunggungi Nata. Tanpa mereka sadari takdir akan selalu mempertemukan mereka. Ikatan yang mereka punya sangat lah kuat. Sulit untuk menjelaskan nya.

★*★

Nata merebahkan tubuhnya di kasur. Menatap langit langit kamar nya dengan sendu. Sambil bergumam lirih. " Kenapa semua ini terjadi? ".

Air mata nya jatuh begitu saja tanpa diminta. Ia mengubah posisi nya menjadi duduk. Nata mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut kamar nya.

Pandangan nya terpaku pada sebuah figura. Nata beranjak dari posisinya, mengambil figura itu lalu memeluknya sambil terduduk di lantai kamar nya. Figura tersebut adalah foto keluarga Nata.

Pasangan paruh baya yang di depannya, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang menggandeng tangan seorang anak perempuan yang berusia 3 tahun.

"Selamat malam, kak"

Tak jauh dari posisi Nata, Diary bersampul hitam polos dalam keadaan terbuka berada dalam keadaan terbuka. Baru 1 halaman yang baru ditulis oleh sapuan tinta.

Jakarta, 25 Juli 2021

Di supermarket tadi aku bertemu dengan seorang dokter kanker. Kak Arya namanya, ia sangat tampan. Aku merasa mempunyai ikatan dengan nya. Apakah kak Arya adalah 'dia'? Aku juga tidak tau.

Malam disertai beribu gemerlap cahaya. Tetesan air mata dan pelukan menjadi pelampiasan nya,siapapun tolong sampaikan  rindu ku pada nya. Aku bagaikan pesawat kertas yang terbang di tengah badai hujan.

Tertanda, Aqira N. G.
Semoga hari esok tak sesuram malam ini.

Begitulah isi Diary itu, entah apa makna dari puisi yang tertulis disana. Tapi yang pasti maknanya tak jauh dari kondisi sang pemilik nya. Aqira Natasha Gabriella. Sang pecinta hujan dan mimpi.

★★★

Gimana nih sama part nya bagus nggak?

Jangan lupa vote, komen ya!

5 vote sama 10 komen

Kalau udah segitu, nanti aku up😉

Terima kasih udah baca ya!

#mensivWG

Diary 'Aqira' √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang