5.📍Penguntit📍

656 72 11
                                    

" Akh.. Sakit gue cuma mau nanya!! Akh.." Ringisnya saat ia merasakan tangannya semakin diputar ke belakang.

Kalian tahu siapa yang diputar tangannya sampai hampir 90°? Orang itu adalah orang yang sama saat mendengarkan pembicaraan Nata dan Reiyana di perpustakaan tadi.

" Lo mau tanya apa hah?! " Nata akan sopan pada orang yang juga sopan dengannya. Walaupun Nata adalah seorang perempuan, Dia juga sering diajari Beladiri oleh ayahnya dulu.

" Iya.. Lepas dulu tapi sshh... " Ringisnya sambil memohon. Nata melirik Nickname pemuda tersebut disana tertulis Axallio Atasqa Alexander. Itu yang dilihat Nata.

" Gue familiar sama kata-kata lo ya g di UKS tadi! " Seru Asqa setelah tangannya dibebaskan oleh Nata.

Nata mengangguk mengerti kemudian menjelaskannya saat sudah duduk di depan pagar sekolah. " Kata-kata itu, aku diberi pesan oleh nomor gak dikenal. Aku gak tahu dia dapat nomorku darimana. " Jelas Nata.

Sedangkan Asqa terdiam mendengar penjelasan tersebut. Tidak mungkin juga jika dia mengenal Nata. Tapi semuanya bisa terjadi bukan.

"Rumahmu dimana? " Tanyanya untuk memastikan bahwa apa yang ada di pikirannya salah. Tapi jawaban Nata membuatnya semakin terdiam.

"Deket sini kok, disebelah supermarket. "

'Deket sama rumah gue!! ' Batin Asqa. Sekali lagi ia ingin menyakinkan satu hal tapi terpotong dengan pertanyaan Nata.

" Oh ya kamu kenal sama Kak Arya? " Asqa membeku ia sangat mengenal siapa yang bernama arya 'itu'. " Maksud lo kak Arya yang dokter itu? " Tanyanya. Yang langsung diangguki oleh Nata.

Mampus gue. Lirih Asqa dalam hati.

Sebelum sekolah tadi ia memang sudah diperingati oleh Dokter itu yang sialnya adalah abangnya sendiri untuk menjauh dari seorang gadis yang bernama Natasha. Dia dengan mudahnya mengiyakan, dan sekarang apa yang terjadi? Rasanya membuat kepalanya mau pecah.

" Lo mau gak ke rumah gue? " Sekarang usaha pertamanya adalah membuat Nata masuk ke rumahnya terlebih dahulu.

" Boleh kok! " Seru Nata, lagipula ia sangat bosan di kost-kostan tidak ada teman kecuali Reiyana itupun di sekolah.

" Yaudah ayo! "

Ajakan Asqa disambut baik oleh Nata, amarahnya beberapa menit yang lalu seolah lenyap begitu saja.

Sambil berjalan mereka saling berbicara menanyakan tentang identitas masing-masing.

" Oh ya nama lo siapa? " Tanya asqa.

Natasha menoleh ke arah asqa ia tersenyum tipis dan berbicara.
"Namaku Aqira Natasha Gabriella. Kamu bisa manggil aku Natasha. "

" Nama gue Asqa. "

Nata hanya tersenyum " Aku udah tau kok,kan tadi lihat di seragam kamu. " Asqa tersenyum malu mendengarnya. Sudah tau pakai seragam pasti ada namanya kan. Bodoh juga ya gue. Pikir asqa miris.

" Oh ya kamu punya saudara? " Tanya Natasha penasaran.

Asqa hanya tersenyum masam mendengar pertanyaan itu. " Gue punya kakak dia Psikiater, sumpah gue gak bisa bohong kalau di depan dia. Jadi dia itu bisa tahu kalau gue itu bohong atau jujur. " Curhatnya sambil sesekali mengumpat kakaknya yang satu itu. Oh ayolah dia itu 3 bersaudara, you know?

" Aku juga punya kakak, dia hebat banget bisa pergi tanpa ketahuan. " Ucap Nata, sambil tersenyum miris, asqa merasa janggal dengan ucapan Nata tapi tidak ia tanyakan.

10 menit mereka berjalan, sebuah rumah minimalis dan elegan dengan gerbang yang tak terlalu tinggi membuat taman kecil yang berada di depannya terlihat jelas.

Asqa membuka pintu dan langsung berteriak,tidak menyadari ada banyak orang yang mentapnya dengan pandangan berbeda-beda.
" ASSALAMU'ALAIKUM MAMA!!! ASQA PULANG!!!." Teriaknya membuat orang yang berada di dalam rumah menutup telinganya masing-masing termasuk Natasha.

Plak!!

Natasha memukul kepala Asqa karena kaget. Asqa hanya meringis pelan mendapat pukulan tiba-tiba tersebut. Pasalnya pukulan seorang perempuan bukan main sakitnya, apalagi saat marah mereka pasti akan jadi singa betina Pikir Asqa.

" Apa kau tidak punya malu sedikit saja? Berteriak di depan banyak orang! " Celetuk Nata, membuat Asqa meringis pelan melihat tatapan orang-orang yang berada disana tepatnya ruang tamu.

Asqa baru menyadari kalau ada rapat kakaknya, untung saja hanya beberapa dokter spesialis.

" Astaghfirullah gue malu ya Allah! " Bisiknya pelan pada Nata sambil menundukkan kepalanya.

Orang-orang yang Asqa maksud tidak lain adalah teman-teman Arya, masih ingat bukan? Mereka mengadakan rapat di ruang tamu karena jika di dalam ruangan, mereka tidak bisa fokus.

Arya menatap datar adiknya, siapa lagi kalau bukan Asqa. Dia berjalan lalu menarik kasar telinga remaja itu.

Srek!!

" Aaa... Ampun kak... " Teriak Asqa sambil meminta ampun. Oh ayolah dia sudah berkali-kali terkena hukuman sang kakaknya itu dan selalu aneh-aneh. Entah itu menguras kolam ikan dengan tangan dll.

                             *****
Bagaimana chapternya?

Kritik dan saran kalian sangat berharga bagi ku.

Jangan lupa Vote dan komentar ya 😉
Aku berterima kasih banyak pada kalian yang sudah memvote chapter-chapter sebelumya.

Happy Reading 🤗
#mensivWG

Diary 'Aqira' √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang