3.📍 X Mipa 3📍

761 75 5
                                    

" Kisah ini baru dimulai! "

Setelah sesi perkenalan siswa-siswi angkatan baru, bergegas menuju kantin. Hanya Natasha yang tidak pergi, eits... Kan Nata bawa bekal.

" Nata, kau mau ke kantin? " Tanya Reiyana sambil berdiri dari kursinya.

" Sayangnya aku sudah membawa bekal, Rei" Ujar Nata sambil mengangkat kotak bekal nya.

" Owh, baiklah tapi nanti kau harus menemaniku ya? "

"Uhm, baiklah" Jawaban Nata membuat Reiyana meompat bahagia.

Nata menatap aneh Reiyana, biarkan saja pikir nata sambil memakan bekalnya. Ia menatap jendela yang kini memperlihatkan awan yang semakin abu-abu pertanda sebentar lagi akan hujan.

Perlu kalian ketahui kalau Nata sangat menyukai hujan.

Kringg....

Bel  berbunyi guru yang mengajar sudah masuk ke dalam kelas. Tapi, Nata masih menatap awan dari balik jendela kelas nya. Ia bergumam lirih.

"Ah.. Sudah waktunya ya" Gumam Nata lirih hingga tidak ada satupun yang mendengar nya.

Ingatannya terlempar pada kejadian 8 tahun yang lalu, yang membuatnya merasakan sakit yang hancur Sehancur-hancurnya. Pertama meninggal nya kedua orang tuanya, kedua hilangnya sang kakak, dan ketiga yang membuat Nata ingin menyerah saat itu juga.

Brak!

Nata terlonjak kaget mendengar suara tersebut. Ternyata Reiyana lah yang menggebrak meja Nata. Ternyata istirahat kedua sudah dimulai. Ahh.. Berapa lama aku melamun? Batin Nata.

" Ayo! Nata kau sudah berkata tadi akan ikut dengan ku! " Rengek Reiyana pada Nata. Uhh.. Suara rei sangat imut pikir satu kelas.

Nata menatap wajah Reiyana yang masih merengek di depannya, tangannya terulur mencubit pelan pipi Reiyana yang sangat gembul. " Ukh kenapa kau punya pipi yang seperti ini sih" Geram Nata pelan sambil memainkan pipi Reiyana.

"Nata! Hentikan itu, itu sangat sakit ! " Ucap Reiyana sambil menjauhkan pipinya dari tangan Natasha.

Nata tertawa pelan melihat tingkah aneh temannya ini. "Kau sangat menggemaskan! " Ucap Nata sambil tersenyum lebar serta tangannya yang seolah ingin memainkan pipi Reiyana lagi. Reiyana bergidik ngeri membayangkan jika Nata memainkan pipinya. Rasanya ia ingin berteriak TIDAK MAU.

Nata mengusap wajahnya pelan sambil menghentikan tawanya. " Rei, apa kau tidak ingin ke kantin? Kurasa saat ini kantin mulai penuh! " Ucap Nata sambil terkekeh pelan melihat Reiyana yang langsung melebarkan bola matanya. Tanpa basa basi dia menarik tangan Natasha.

Natasha hanya pasrah ia yang mengingatkan, dia juga harus menerima konsekuensinya bukan?

" Nata, kenapa kau tidak memberi tahu ku daritadi? " Ucap Reiyana marah tapi malah terlihat imut di mata orang-orang yang ia lewati.

Bibir yang mengerucut dan mata yang menyipit, membuat pipinya menggembung bebas. Natasha saja sampai menahan tangannya untuk tidak memainkan pipi Reiyana.

" Cukup jangan tunjukkan muka seperti itu lagi, kau membuatku sangat ingin memainkan pipi bakpao mu itu Reiyana. "  Geram Natasha sambil menunjukkan muka memelasnya.

Beginilah sifat asli Natasha, ia akan sangat cerewet jika sudah dekat dengan orang lain. Jadi, jangan heran jika temannya sangat banyak saat SMP dulu.

Reiyana yang melihat raut wajah memelas Natasha, kini berganti menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi Natasha. Bagaimana tidak? Mata yang sipit dengan dahi yang mengernyit sedikit dan bibir yang dimajukan sedikit juga. Membuat kesan imutnya melebihi siapapun.

Karena mereka berdua berjalan tanpa melihat kedepan, membuat keduanya menabrak seorang guru muda yang tadi mengajar di kelas mereka.

Brak..

Keduanya lansung tersadar dari lamunannya dan saling pandang satu sama lain seolah satu pikiran mereka bersiap.

Natasha menoleh ke arah Reiyana yang juga menatapnya " Kau memikirkan apa yang aku pikirkan, Rei?" Yang dijawab anggukan oleh Reiyana mereka membantu guru tersebut sebentar dan setelah itu berlari secepat mungkin.

" Ayo kejar aku wle!! " Ucap Nata sambil terus berlari menghindari kejaran Reiyana. Ini sungguh diluar rencana mereka berdua. Niatnya ingin menghindar dari guru tadi, tapi malah membuat mood mereka naik untuk bermain.

Sontak aksi kejar-kajaran mereka membuat sebagian siswa-siswi dan juga para guru melihat ke arah mereka berdua sambil tertawa pelan. Sepertinya sekolah ini akan sangat berwarna kembali oleh sifat bar-bar mereka ini.

Hingga sebuah kejadian tak diinginkan terjadi, Natasha tanpa sengaja menabrak seorang Siswi yang memakai almamater OSIS . Entah apa yang terjadi setelah itu.

Bruk..

"Aduh.. Sakit. " Ringis Natasha sambil dibantu berdiri oleh Reiyana. Sedangkan orang yang ditabraknya juga melakukan hal yang sama dengannya di membersihkan debu yang berada di almamaternya.

Dia menatap marah pada Natasha yang saat ini menatap lugu kearahnya  seolah tak berdosa melakukannya. Natasha merinding melihat tatapan orang tersebut, sangat tajam. Andaikan itu adalah pisau mungkin Natasha sudah dicabik-cabik olehnya.

****
Gimana nih cerita nya?

Bagus gak?

Jangan lupa komen sama vote ya 😉
5 vote + 10 komentar
Aku bakal update lagi xixixi

Happy Reading guys
See you 🤗

#mensivWG

Diary 'Aqira' √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang