VIRTUAL - 04

783 50 2
                                    


✨HAPPY READING✨

Author's POV

Hari ini Starla berniat pergi ke Indomaret untuk belanja keperluan dirumah. Pagi tadi Natalie sudah meminta tolong kepadanya untuk dibelikan bahan-bahan makanan dan persediaan apa saja yang sekiranya sudah akan habis dirumah itu.

Natalie yang biasanya melakukan hal itu sendiri, sepertinya sedang tidak bisa karena ia harus menjenguk Adik Sepupunya yang sedang sakit. Kemungkinan ia akan pulang malam nanti, itupun kalau ia tidak disuruh menemani selama semalaman.

"Pulsanya mau sekalian, kak?"

Starla yang lagi sibuk melihat-lihat betapa lucunya kemasan Kinderjoy, langsung menoleh ke sang Kasir.

"Oh, enggak mbak. Makasih." Jawab Starla seadanya.

"Jadi... Semuanya dua ratus empat puluh ribu, kak."

"Ini mbak."

Starla memberikan dua lembar uang seratusan dan satu lembar uang lima puluh ribu. Lalu menunggu kasir tersebut memberikan kembaliannya.

"Mbak, yang kayak gini ada ukuran yang lebih besar gak?"

Starla yang sedang asik melamun langsung mendongakkan kepalanya saat sebuah suara yang begitu familiar terdengar tepat dari arah belakangnya.

Gadis itu dengan spontan membalikkan badan, yang mana bersamaan dengan hal itu si pemilik suara juga ikutan memandang kearahnya.

"Eh, maaf. Kaget ya mbaknya?"

Starla hanya diam.

Ia sama sekali tidak bergerak ataupun merespon apa yang ditanyakan oleh orang dihadapannya tersebut. Namun matanya masih terus setia menatap wajah itu dengan seksama.

"Gak ada, kak. Itu udah yang paling besar. Oh, iya. Ini kak kembaliannya."

Ditengah-tengah kecanggungan itu, beruntung sang kasir bisa memecahkan suasana.

Lantas, dengan cepat Starla mengambil uang kembaliannya lalu bergegas pergi dari hadapan orang tadi.

Starla terus berjalan menuju halte bis terdekat, ia berniat untuk istirahat dulu.

Disepanjang perjalanan, ia terus saja memikirkan suara itu.

Ia bahkan menggelengkan kepalanya dengan cepat beberapa kali. Mencoba membuat suara itu menghilang dari pikirannya.

Namun semuanya sia-sia. Semakin ia mencoba untuk melupakan, suara itu justru semakin menguasai seluruh isi kepalanya.

"Gila gua lama-lama. Enggak, gak mungkin itu dia. Yah, yang punya suara kayak gitu ada banyak di dunia ini. Jadi gak mungkin kalo itu beneran dia." Starla mencoba meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia dengar tadi bukanlah sesuatu yang ia coba berhenti harapankan.

"Ya Tuhan... Tapi kenapa suaranya harus mirip banget??" Starla merutuk.

Ia tidak mengerti apakah harus senang atau justru merasa sedih.

Pria itu. Pacar virtualnya, baru saja bertatap wajah dengannya dan... Oh, God! Dia sangat tampan dan juga memiliki tubuh yang tinggi.

Virtual Masa Gini?™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang