Author's POV
Segelas smoothies pisang dicampur dengan buah blueberry nampaknya sangat cocok dinikmati pada siang hari yang terik ini.
Namun, tidak untuk Starla. Setelah berusaha menyibukkan diri dengan membuat berbagai hidangan untuk makan siang, ia justru nampak tak tergiur dengan semua makanan yang ada di hadapannya.
Pikirannya berkelana kesana kemari. Dan yang paling mengganggu adalah memikirkan saat dimana ia bertemu lagi dengan pria itu, Tama namanya.
Bahkan ia masih tak percaya tentang apa yang Tama lakukan padanya di taman tadi.
Argh, Starla bisa-bisa gila hanya dengan memikirkan hal tersebut secara terus-menerus.
"Jangan pernah hubungin aku lagi."
Kalimat itu terus terngiang di kepala Starla. Entah seberapa banyak kesadaran yang Starla miliki hingga ia bisa dengan lantangnya berbicara seperti itu pada Tama sesaat sebelum ia meninggalkan pria itu sendirian di taman.
Starla juga tidak mengerti mengapa ia melakukan itu semua. Yang ia pikirkan saat itu adalah bahwa Tama sudah benar-benar melewati batasnya dan ia merasa bahwa Tama hanya ingin membuat Starla jatuh terlalu dalam pelukannya.
Starla melirik ponselnya yang tergeletak diatas meja dapur. Beberapa jam yang lalu, Tama terus membombardirnya dengan banyak pesan dan panggilan masuk. Namun tak ada satupun yang Starla hiraukan.
Dan setelahnya, Starla memutuskan untuk memblokir semua akun sosial media Tama.
Ia benar-benar berusaha membentengi diri dari ekspektasinya sendiri.
Bagi Starla, semuanya memang sudah harus berhenti sampai disini.
Hubungan Virtual dirinya dengan Tama harus segera diakhiri.
"Star, lo liat koper gua yang warna merah gak?" tanya Natalie yang baru saja kembali dari luar.
Pandangannya masih fokus pada ponsel. Entah apa yang sangat menyita perhatiannya.
"Ada tuh disamping lemari. Emang kenapa?" jawab sekaligus tanya Starla balik.
"Gua disuruh balik nih sama Bokap gua. Ada urusan penting katanya." Jawab Natalie dengan nada bersalahnya.
"Apa? Terus... Gua gimana?" tanya Starla sedih. Pasalnya, itu artinya ia akan sendirian lagi dinegara ini karena Natalie harus kembali ke kampung halamannya, Havana.
"Ya lo tetap disini sampe gua balik lagi. Palingan juga gua cuma dua mingguan disana. Terus kalo udah kelar semuanya ya gua bakalan balik lagi kesini." ujar Natalie.
Starla terdiam. Ia sadar bahwa dirinya tak punya kuasa apapun untuk menahan Natalie pulang kerumah orang tuanya, karena bagaimanapun Natalie juga punya urusan yang harus ia selesaikan.