VIRTUAL - 09

591 32 2
                                    

Author's POV

Starla membuka matanya perlahan saat ia merasa terusik dalam tidurnya.

Ia menoleh kesamping, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah damai Tama yang masih terlelap. Tangan pria itu melingkar di pinggang Starla, memeluk dari belakang.

Starla perlahan memutar tubuhnya agar menghadap kearah Tama. Mengamati setiap inci wajah pria itu dengan seksama.

Indah. Tama sangat indah.

Tangan Starla terulur membelai wajah Tama dengan hati-hati.

Mata, hidung, bibir, dagu, semuanya tak luput dari sentuhan lembut jari jemari Starla.

Ah, Tama memanglah bentuk nyata dari sebuah kesempurnaan. Pikir Starla.

"Aku ganteng banget kayaknya sampe kamu gak berpaling gitu?"

Starla terkejut saat Tama dengan tiba-tiba memeluknya setelah mengucapkan kalimat tadi.

Lalu pria itu menggigit kecil telinga Starla yang mana membuat Starla langsung tertawa karena merasa geli.

"Udah-udah... Berhenti, ih! Geli tau." Suruh Starla.

Tama pun akhirnya menurut dan melepaskan Starla dari pelukannya.

"Mandi yuk!" ajak Tama.

Starla melirik kearah jam di dinding. Lalu setelahnya menggeleng.

Waktu sudah menunjukkan jam 5 sore dan Starla terlalu malas untuk beranjak dari kasur. Terlebih, setelah ia dan Tama melakukan kegiatan yang cukup menguras tenaga tadi, Starla rasanya ingin melanjutkan tidurnya saja.

"Ih, jangan gitu dong, Sayang. Biar seger badannya. Lagian kita dari pagi belum mandi, lho." ujar Tama memberi tahu.

Starla tidak menghiraukan perkataan Tama, ia justru memeluk tubuh pria itu sambil terus menikmati aroma sensual yang menyeruak memenuhi indera penciumannya.

Tama tersenyum kemudian menghujani puncak kepala Starla dengan banyak kecupan.

Matanya melihat ke sekeliling kamar yang sudah seperti kapal pecah karena ulah mereka. Pakaian tercecer dimana-mana dan jangan lupakan beberapa barang yang sudah tidak pada tempatnya lagi.

Saat ini, bahkan hanya selimut tebal yang menutupi tubuh polos mereka.

"Ronde dua?" Tama tersenyum jahil ketika menawarkan untuk 'bermain' lagi bersama Starla.

Sedangkan Starla, ia langsung melepaskan pelukannya dan menatap Tama dengan tatapan terkejut kemudian ia secara tiba-tiba melayangkan cubitan gemas di permukaan dada Tama.

"Aduh aduh, sakit! Aww, Star... Aduh, berenti heh!" ujar Tama kesakitan.

Tapi bukannya berhenti, Starla justru semakin menjadi-jadi. Bahkan sekarang ia malah menggelitiki perut Tama sehingga membuat tawa pria itu pecah seketika.

Tama dan Starla tak bisa berhenti tertawa, dan sepertinya mereka pun tak ingin berhenti tertawa.

Mereka suka suara ini. Mereka suka kedekatan ini.

Dan mereka juga mengharapkan selamanya mereka bisa terus seperti ini.

Sekarang keduanya mengerti bahwa kalimat ini benar apa adanya.

I meet you virtual, but i love you for real.

-------------------------------

"Besok kita liburan, yuk."

Starla menoleh kearah Tama saat mendengar sebuah ide yang terlontar dari mulut pria itu.

Ia berpikir sejenak, namun setelahnya ia menganggukkan kepala setuju. Sepertinya pergi berlibur memang sedang mereka butuhkan saat ini.

Virtual Masa Gini?™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang