Author's POVSudah beberapa hari semenjak Starla menerima telepon dari pacar virtualnya itu, sejak saat itu pula ia enggan memeriksa semua akun sosial medianya.
Ia bahkan tak membalas semua pesan masuk dari teman-temannya dan juga dari sang Virtual.
Pria itu, terbukti dari banyaknya pesan dan panggilan yang ia tujukan pada Starla, sudah bisa dipastikan bahwa ia begitu mencemaskan sekaligus merindukan kehadiran sosok Starla.
Hal itu sangat jelas terlihat dari semua isi pesan yang ia kirimkan. Disana, ia mengatakan bahwa ia meminta maaf atas perlakuannya kemarin dan juga meminta Starla untuk tidak mendiamkannya seperti ini.
Tak sampai disitu, ia juga bahkan dengan beraninya mengatakan bahwa ia sangat membutuhkan Starla. Ia merindukan gadis Virtual itu.
"Star, bengong aja lo dari tadi. Makan sana." Natalie yang baru datang dari dapur langsung mengambil posisi duduk disamping Starla yang tengah melamun.
Ia dengan khidmatnya menyantap salad buah yang tadi ia pesan secara online sambil matanya terus fokus menonton acara infotainment di Televisi.
Starla menghembuskan napas kasar. Ia berencana untuk segera pergi tidur saja guna mengistirahatkan tubuh, pikiran serta hatinya yang begitu kacau akhir-akhir ini.
Natalie mengalihkan pandangannya dari layar Televisi saat melihat Starla bangkit berdiri.
"Heh, makan sana. Badan lo makin kurus gitu, ntar sakit gua yang repot, Star." ujar Natalie memarahi Sahabatnya itu.
"Gua gak napsu makan, Nat. Gua mau langsung ke kamar aja, capek banget soalnya. Gua duluan ya,"
Setelah berucap demikian, Starla lantas beranjak menuju kamarnya. Meninggalkan Natalie yang masih setia menatap punggung Starla dengan perasaan iba.
Natalie tidak tahu apa yang membuat Starla menjadi seperti itu, pasalnya beberapa hari yang lalu gadis itu tampak baik-baik saja. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini Starla terlihat begitu murung dan tak banyak bicara. Ia juga jarang makan, ia hanya akan makan jika sudah dipaksa oleh Natalie.
Natalie menunduk sedih, ia tak bisa melakukan banyak hal untuk mengembalikan senyum gadis itu.
Tapi ia berharap, Starla akan segera membaik dan keluar dari segala keterpurukannya.
------------------------
Next morning...
"Starla, jalan-jalan yuk!"
Natalie memeluk tubuh Starla dari belakang sambil menggoyang-goyangkannya ke kiri dan ke kanan.
Pagi ini, Natalie entah dari mana mendapatkan inisiatif untuk mengajak Sahabatnya itu pergi jalan-jalan keluar.
Terserah kemana saja, asalkan itu bisa membuat suasana hati Starla kembali membaik.
"Gua lagi males mau kemana-mana, Nat. Lo aja deh yang jalan-jalan." ucap Starla pelan.
Natalie langsung mengeluarkan jurus andalannya. Pasang tampang melas sekaligus maksa.
"Yahh, masa gua perginya sendiri sih? Gak seru dong. Nanti disana gua mau ngobrol sama siapa? Sama pohon, hah?" tanya Natalie.
"Ya lo kenalan lah sama siapa kek yang ada disana. Pasti ada lah satu atau dua cogan disitu, yakan? Gak mungkin gak ada dong," balas Starla tak mau kalah.
"Iihhh, tetep gak mau ah! Kalo sama mereka pasti rasanya bakalan canggung, kalo sama lo kan enggak. Lagian kan kita juga bisa ghibahin orang-orang freak disana. Hm?" Natalie menaikturunkan alisnya menggoda, yang mana hal itu hampir membuat Starla ingin menampol wajah Natalie.