15. Will Begin

2.7K 378 177
                                    

Draco dan Hermione menatap cemas Pansy Parkinson yang tengah pingsan. Mereka sudah memindahkan gadis itu ke sebuah ruang kelas kosong. Tongkatnya pun sudah mereka amankan.

Astoria berdiri canggung. Ia melihat Draco dan Hermione secara bergantian. Tak tahu harus bilang apa. Ia juga sebenarnya penasaran tentang perkataan mereka tentang 'anak'. Tapi Ia merasa tidak berhak tahu lebih jauh. Biar bagaimanapun dia tidak dekat dengan Draco ataupun Hermione. Maka dari itu Ia menunggu saja. Kalau diberitahu syukur, tidak juga ya sudah.

Ditengah kesunyian itu, Harry dan Ron masuk dengan wajah panik. Diikuti oleh Theo selanjutnya. Kenapa Theo? Karena Draco merasa membutuhkan temannya itu. Setelah memindahkan Pansy, Draco langsung menyuruh anak kelas satu untuk segera memberitahu Harry, Ron dan Theo.

"Greengrass? Parkinson?" Ron berseru kaget ketika melihat kedua orang yang sangat tidak Ia harapkan untuk mengetahui masalah ini.

"Aku kan sudah bilang untuk berhati-hati. Kalian jangan ceroboh. Kalau semua orang di Hogwarts ini tahu bagaimana?!" Harry berseru frustasi.

Hermione menatapnya bersalah. Lalu pandangannya jatuh kepada tangan Harry yang memerah. Gadis itu pun mengambil tangan itu dan melihatnya, "Harry, ada apa? Kenapa tanganmu memar?"

"Harry hendak meninju Oliver karena- ya kau tau lah. Tapi kau tahu sendiri kan? Harry tidak bisa bersikap kasar. Maka dia lebih memilih meninju tembok. Dia juga bertengkar dengan Oliver tadi." jawab Ron.

"Ja-jadi, kalian lihat aku-"

"Ya. Aku dan Ron tidak mungkin meninggalkanmu sendirian, Hermione." ujar Harry sambil menatapnya tajam namun penuh kekhawatiran. Hermione sudah seperti saudara perempuan baginya. Ia tidak akan membiarkan gadis itu berada dalam masalah.

Mendengar itu membuat Hermione semakin diliputi rasa bersalah. Ia menatap keduanya dengan tatapan memohon minta maaf. Namun Harry sepertinya masih kesal. Ya, Hermione terlalu ceroboh. Tidak seharusnya Ia berdekatan dengan Draco di tempat umum seperti tadi.

Theo yang tidak tahu apa-apa akhirnya mulai bersuara, "Excusme, ada yang bisa menjelaskan padaku ada masalah apa ini? Dan kenapa Pansy tertidur di sini?"

Draco maju mendekat ke arah Theo. Hendak memberitahukannya. Namun Astoria menyela, "Maaf, apa sebaiknya aku pergi? Aku pikir, aku tidak berhak tahu kan?"

Semuanya diam. Saling lirik satu sama lain. Namun akhirnya Hermione mengizinkan Astoria untuk tetap tinggal. Biar bagaimanapun, gadis itu sudah menyelamatkannya. Kalau dia tidak bertindak cepat terhadap Pansy, sudah dipastikan kalau nama Hermione dan Draco akan menjadi topik utama di Daily Prophet.

"Hamil di luar nikah, bagaimana nasib Hermione Granger - Murid teladan Hogwarts, dan Draco Malfoy -pewaris utama kekayaan keluarga Malfoy? Bagaimana respon Lucius Malfoy? No.5 akan membuatmu terkejut."

"Jadi bagaimana?" tagih Theo.

Draco pun menceritakan semuanya. Theo langsung menutup mulutnya terkejut, "Woah, kau mantap juga mate! Sekali tancap langsung -AWWW!!" Draco menendang kaki Theo.

"Berpikir sebelum bicara, bodoh!"

Theo meringis, "Kau yang harusnya berpikir sebelum bertindak! Keluarin kok di dal-AWWW!!"

Oke, sepertinya Draco salah meminta bantuan dengan teman laknatnya itu.

Harry menengahi, "Jadi bagaimana? Mau kita apakan dia?" tunjuknya pada Pansy yang masih belum sadarkan diri.

Young Parents [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang