Malam ini langit terlihat amat indah. Hogwarts sangat ramai karena sedang diadakannya pesta penyambutan sekolah beuxbaton dan durmstrang. Biasalah, untuk turnamen triwizard.
Hermione dan kedua temannya -Harry dan Ron- berjalan memecah kerumunan. Gadis kecil yang dulu dijuluki rambut singa kini perlahan mulai berubah menjadi gadis remaja cantik. Rambutnya sudah mulai bisa terurus. Tidak awut-awutan seperti dulu. Namun ada satu hal yang tidak pernah berubah.
Yaitu, maniak buku. Hermione itu ibarat psikopat ilmu, dimana Ia akan melibas habis buku-buku yang ditemukannya.
Oke, ini berlebihan. Tapi sungguh, Ia sangat mencintai buku.
"Apa aku bisa berkencan dengan salah satu dari gadis-gadis itu ya? Agar bisa kuajak ke yuleball." halu Ron ketika melihat segerombolan murid beuxbaton. Harry diam saja. Padahal dalam hati dia juga menanyakan hal yang sama.
"Mereka tidak buta, Ron." sahut Hermione.
Ron mengernyit, "Maksudmu?" tanyanya tak mengerti.
Hermione diam saja. Namun pertanyaan Ron malah dijawab oleh sebuah suara tengil yang tiba-tiba masuk ke dalam kelompok mereka bersama kedua temannya.
"Maksudnya, hanya gadis buta yang akan memilihmu weaselbe. Oh, bahkan mereka masih bisa mencium baumu, sih. Mungkin lebih tepatnya hanya gadis bodoh yang akan memilihmu."
Wajah Ron memerah. Baru Ia hendak menyihir Draco dengan kutukan slug lagi, tapi tidak jadi karena Hermione sudah maju lebih dulu dan menatap Draco dengan tajam.
"Jaga ucapanmu Ferret albino tukang ngadu, manja, sok pintar, sok kaya, sok segala-galanya." desis gadis itu. "Perlu kau tahu, kau bahkan lebih rendah dibanding troll bodoh. Jadi bisa dipastikan, hanya gadis idiot tingkat akhir yang akan memilihmu."
Kini wajah Draco yang memerah. Tangannya terkepal dan giginya bergemeretak marah.
"Diam kau darah-"
"Apa?!" Hermione menantang maju. Membuat Draco mundur selangkah. "Mau memanggilku darah lumpur? Iya?! Kalau begitu kau darah kotor!"
Draco menelan salivanya susah payah. Seram betul Hermione kalau sedang mengamuk, batinnya.
"Sudah, Mione. Kelas sebentar lagi mulai." Harry meraih bahu Hermione dan menggiring gadis itu menjauhi Draco. Namun Hermione tetap menatap Draco walau kini dia sudah agak jauh. Ia menunjukan jari tengahnya, membuat Draco mengernyit bingung. Apa artinya?
Sesampainya di kelas, Hermione masih saja bersungut-sungut. Emosinya belum reda.
"Sudahlah, Hermione. Kau kenapa sih emosi sekali dengan Malfoy? Kau tahu sendiri kan mulutnya memang tidak pernah disekolahkan." hela Harry.
"Ya, aku muak saja dengannya. Selalu saja menghina kita. Dikira dia apa yang paling baik? Cih!"
Ron merangkul Hermione dengan sebelah tangannya, "Bilang saja kau membelaku kan, Mione?" ledeknya seraya menaik-naikan kedua alisnya.
Hermione menatap Ron jijik, "Dalam mimpimu Ronald!"
Pelajaran profesor slughorn sudah dimulai. Mereka diminta untuk membuat ramuan pembalik emosi.
"Apa itu ramuan pembalik emosi profesor?"
"Ramuan pembalik emosi adalah ramuan yang akan membuat siapapun yang meminumnya mengalami keterbalikan perasaan atau emosi. Contohnya, jika kalian mencintai seseorang lalu meminum ramuan ini, maka kalian malah akan membenci orang itu. Begitu sebaliknya. Dengan ramuan ini, kalian bisa jatuh cinta dalam sekejap dengan musuh kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parents [Dramione]
Fanfic"Malfoy, aku hamil." "Tapi Granger, kita masih 16 tahun! Aku belum siap jadi ayah!" Cover : by Pinterest #1 - Emma Watson #1 - Ronald Weasley #3 - Dramione