18. Young Couple

2.8K 370 69
                                    

Draco dan Hermione terus berjalan melewati lautan manusia di tengah kota London. Mereka harus mencoba berbaur dengan para muggle agar tidak tertangkap. Berjalan sejauh mungkin dari tempat terakhir ber-apparate dan tidak menggunakan sihir sedikitpun. Penyihir yang masih dibawah umur akan sangat mudah terdeteksi bila mereka menggunakan kekuatan sihir mereka di dunia muggle.

Draco dan Hermione naik bus dengan tujuan yang entah kemana. Mereka sama-sama bingung, panik, dan cemas. Kedua tangan saling bertaut tanpa pernah terlepas sekalipun. Namun tidak ada yang mengeluarkan suara.

Saat pemberhentian bus terakhir, akhirnya kedua anak remaja itu turun. Mereka melihat sebuah tanah lapang yang lumayan luas dan kosong. Hermione pun mengeluarkan tenda kemahnya dan membangunnya di tanah lapang itu bersama Draco.

Setelah kepanikan dan kecemasan yang berlangsung lebih dari dua jam, akhirnya mereka bisa sedikit bernapas lega. Keduanya masuk ke dalam tenda dan duduk di masing-masing sisi tenda dengan saling berhadapan.

Hermione menatap Draco, begitu juga sebaliknya. Napas mereka masih memburu. Keringat bercucuran di sekitar dahi. Merekapun tersenyum bersama.

"Aku tidak percaya kita melakukan ini." ujar Hermione.

Draco kehilangan senyumnya, "Maafkan aku."

"Tidak, kau tidak bersalah. Apa yang harus dimaafkan?"

"Aku sudah membuat hidupmu susah. Seandainya kita-"

"Stop, Draco. Jangan lanjutkan. Aku tidak suka kau bicara begitu." Hermione menatapnya sinis, "Ini pilihanku. Ini hidupku."

Gadis itu beranjak dari duduknya dan menempatkan diri di samping Draco. Ia meraih tangan laki-laki itu dan merapikan rambut platinanya yang berantakan, "Kita harus buktikan pada semuanya kalau kita mampu."

"Kau yakin kita mampu?"

Hermione terdiam. Ia melepas tangannya dari Draco lalu memeluk lututnya sendiri, "Entah. Tapi yang aku yakin, aku senang bersamamu." gadis itu menoleh menatap Draco dan tersenyum.

Laki-laki itu ikut tersenyum dan memeluk lututnya juga, "Hidup ini lucu ya?"

"Begitulah."

"Apa kau dulu pernah membayangkan akan kabur bersamaku? Apa dulu kau pernah berpikir untuk menyukaiku?"

Hermione tertawa, "Tentu saja tidak. Kalau aku berpikir seperti itu dulu, mungkin aku akan membenamkan kepalaku ke dalam bathup selama 30 menit saking menggelikannya."

Draco tersenyum, "Tapi nyatanya kita di sini sekarang."

"Ya, benar-benar kejutan kan?"

"Kejutan yang manis."

Hermione meluruskan kakinya dan merebahkan kepalanya pada bahu Draco. Ia semakin menipiskan jarak karena cuaca yang semakin dingin. Jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Sudah tengah malam dan angin seakan menghujam keduanya.

Mereka tidak bisa menggunakan mantra penghangat atau mantra-mantra yang lainnya. Draco hanya bisa merangkul Hermione dan mendekapnya erat agar mengurangi rasa dinginnya. Namun gadis itu tetap kedinginan. Wajahnya kelamaan makin memucat. Membuat Draco semakin khawatir dengan kondisinya. Hermione tidak boleh terlalu kedinginan.

"Hey, apa kita bisa mencari tempat yang lain? Sepertinya kita tidak akan bisa tidur di sini."

Hermione mendongak, "Aku tidak tahu daerah ini. Tapi mungkin kita bisa menemukan motel atau penginapan kecil di sekitar sini." 

Draco segera bangkit lalu membantu Hermione merekatkan mantelnya, "Kau bisa berjalan? Atau mau aku gendong di belakang?"

Hermione terkekeh, "Aku hanya kedinginan, Draco. Aku baik-baik saja."

Young Parents [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang