9. Without Feeling?

3.2K 414 50
                                    

Hermione mencari-cari Draco kemana-mana. Hari ini adalah hari kunjungan ke hogsmade, tapi sedari tadi Draco tidak menunjukan batang hidungnya. Bahkan Blaise dan Theo yang sepaket dengan Draco-pun malah bergabung dengan anak slytherin yang lainnya.

Apa dia bersama Pansy? Pikirnya.

"Hermione, kau kenapa? Ada yang sakit?" cemas Ron ketika melihat Hermione hanya diam. Harry pun ikut melihat Hermione. Takut sahabat perempuannya itu mengalami hal-hal tak terduga seperti yang biasa dirasakan oleh ibu-ibu hamil.

"Tidak, Ron. Aku tidak apa-apa." jawab Hermione sekenanya. Harry dan Ron pun percaya saja.

"Omong-omong, aku tidak melihat Malfoy."

Hermione langsung menoleh. Kan? Ternyata bukan hanya dia yang menyadarinya.

"Biasanya kan dia yang selalu sok heboh kalau kau kemana-mana. Apalagi ini ke hogsmade dan cuaca bersalju."

Diam-diam Hermione tersenyum. Entahlah, rasanya lumayan menyenangkan melihat sikap posesif Draco.

"Ya itu kan karena dia tidak mau anaknya kenapa-kenapa. Jangan diambil hati ya, Mione. Aku tahu kau pasti risih berdekatan dengan Malfoy. Tapi mau bagaimana lagi? Dia ayah dari anakmu." ujar Harry prihatin.

Hermione meneguk salivanya, lalu mengangguk kaku.

"Sampai saat ini aku masih tidak menyangka kau punya anak dari Malfoy itu." Ron berkata seraya memasukkan tangannya pada saku celana, "Terlebih kalian masih umur segini. Masih anak-anak ibaratnya."

"Kau juga anak-anak, Ron. Jangan bertingkah seakan-akan kau dewasa." timpal Harry.

Ron mengangguk, "Kau benar. Tapi aku senang jadi anak-anak. Jadi orang dewasa itu merepotkan." katanya sambil terkikik.

Hermione tersenyum mendengar celetukan kedua sahabatnya itu. Ia bersyukur sekali memiliki sahabat seperti Ron dan Harry. Mereka selalu menerima Hermione apapun keadaannya.

"Oh, iya. Aku lupa kau harus selalu hangat, Mione." ujar Ron heboh seraya melepas mantelnya, lalu memakaikannya pada Hermione.

Harry tidak mau kalah. Ia juga melepas jaket, sapu tangan, dan scarfnya untuk Hermione. Kini gadis itu percis boneka salju gempal. Bahkan setengah wajahnya tertutup.

Ron dan Harry tertawa terpingkal-pingkal.

"Seru sekali ya sepertinya kalian?" sindir Hermione, bercanda.

Ron dan Harry masih tertawa, "Ini demi kebaikanmu dan Mico. Ah- aku masih geli mendengar kata Mico. Alay sekali sih si Malfoy itu." gelak Ron.

Hermione menggebuk punggung Ron, "Mico bisa mendengarmu, Ron!" candanya.

"Biar saja. Lagipula harusnya Mico berterima kasih pada dua pamannya ini. Kalau ibunya kedinginan 'kan nanti dia bisa lama lahirnya. Kalau hangat pasti lebih cepat."

"Hey! Anakku bukan ayam yang butuh kehangatan untuk menetas!" Hermione mengejar Ron walau susah payah. Sedangkan Harry ikut berlari mengejar mereka masih dengan tawanya.

Hah, semoga mereka masih bisa tertawa seperti ini untuk waktu yang lama.

...

Akhirnya Hermione berhasil menemukan Draco setelah sekian lama. Waktu sudah mendekati senja. Langit sudah berwarna oranye, menandakan malam akan segera datang. Namun sepertinya Draco masih betah duduk sambil memeluk lututnya sendiri seraya menatap matahari terbenam dari atas menara astronomi.

Hermione ikut duduk di samping Draco, "Kau kemana saja? Aku tidak melihatmu sejak siang. Tidak ikut ke hogsmade?"

Draco hanya menggeleng. Ia malah seakan menolak menatap Hermione. Membuat gadis itu curiga. Ia pun menangkup wajah Draco dan memiringkan kepala laki-laki itu hingga kini Ia bisa melihat wajah Draco seutuhnya.

Young Parents [Dramione]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang