ㅈCHAPTER 3ㅈ

160 13 1
                                    

'|¢|'
Happy
Reading's
'|¢|'

°
°
°
°

°
°
°
°


Lima belas menit telah berlalu selama itu viona hanya diam menunduk dengan tangan yang bertaut gadis itu hanya bisa terduduk malas di sebuah kursi cafe--gatrio--cafe milik mami nya--meilisyi.

Sesekali tangan gadis itu menarik narik drees hitam selutut nya.

Viona masih nyaman dengan keterdiaman nya entah mengapa dia merasa sendiri padahal di sini tempat nya begitu ramai dan jangan lupakan mami nya yang terduduk tak jauh dari nya.

"Assalamualaikum.sorry banget kami telat"suara seseorang membuat viona mengangkat kepala nya.

Pandangan mata nya langsung terkunci  pada cowok tampan  bernetra hitam yang tengah menatap nya juga.

"Heeem"deheman seorang pria paruh baya membuat viona tersadar buru-buru gadis itu mengalihkan atensinya.

"Wallaikumsalam .aah tidak apa-apa silahkan duduk semua nya"tutur mei tersenyum ramah membuat viona ingin muntah saja!

"Bagaimana kabar mu nyonya mei?"tanya seorang pria paruh baya yang bernama bram--suami sofi.

"Saya baik baik saja tuan bram.Bagaimana dengan mu?"mei tersenyum hangat menatap bergantian teman SMA nya sekaligus rekan bisnis nya.

"Alhamdullilah saya juga baik nyonya"ucap bram membuat mei mengangguk-angguk kan kepala nya.

"Jeng kamu makin cantik aja"celetuk sofi--istri bram--yang sedari tadi diam bersama kenyamanan nya.

"Bisa aja kamu makasih loh.oh ya apa ini anak mu jeng?"tanya mei melirik seorang pemuda tampan di depan nya.

"Iya dia anak ku"sofi mengelus lengan putra nya.

"Sangat tampan siapa nama mu?"tanya mei dengan suara lembut nya.

Tersenyum tipis pemuda itu membuka mulut --berbicara"saya leon tan"

"Lihat dia begitu tampan cepat sebut namamu"bisik mei pada putrinya

Viona mendegus Malas dengan terpaksa bibir ranum itu melengkung membentuk semyum yang di penuhi tipu tipu.

"nama ku viona"sapa viona dengan nada selembut mungkin membuat gadis itu jijik sendiri.

"cantik ya pa "sahut sofi  menyenggol bahu bram yang hanya di balas dengan senyuman tipis oleh suaminya.

"Langsung saja keintinya jadi bagaimana mei apa anak mu setuju di nikahi putraku?"Bram berucap dengan suara baritonnya.

"Bersedia pasti.Kira-kira kapan pernikahannya pak?"Tanya mei antusias pliis yang mau nikah itu vio atau mei sih?

Dasar mak mak rempong!

"Secepatnya.Lebih cepat lebih baik bukan?"canda bram terkekeh pelan.

"Hahaa benar pak"sahut mei tergelak.

"Pah anakmu diam sedari tadi.Coba tanyakan apa dia mau tunangan terlebih dahulu atau bagaimana"saran sofi melirik anak tengahnya yang sedari tadi diam.

"Leon kamu ingin bertungan dahulu atau langsung nikah?"tanya bram

"Langsung nikah aja pah"sahut leon membuat viona kezel.

"Yasudah mau nya kapan?"

"Nunggu viona lulus saja pah"pinta leon menatap sang papah.

"Eits tidak bisa.Minggu depan kamu nikah titik"buat apa nanya kalo punya jawaban ndiri sih!

"Seterah papah"jawabnya menghela nafas berat.

" tante?"panggil leon memanggil

Mei mendonggak  menatap leon teduh"kenapa?"

"leon boleh meminjam viona Sebentar?" mendengar hal itu viona mendelik tajam ke arah leon melalui tatapannya seolah gadis itu berkata

'mau ngapain lo? Dasar om-om'

"Tidak usah meminta izin leon bawa saja semau mu dia kan calon istrimu benar tidak sof?"canda mei yang di sambut dengan gelak tawa oleh sepasang suami istri itu.

Letak lucunya di mana?---batin viona

•••••••••

Viona pov.

"apa kau keberatan di nikahi oleh saya?" pake nanya segala!

Ya keberatan lah!

Gue tuh emang suka sama om-om tapi yang modelan kim soekjin tuh!

"Sangat amat keberatan om"jawab gue natap dia sengit.

"Gue herman ples bingung ntar kalo lo nikahin gue,anak ama bini lo mau lo gantung di mane om?"lah si kasep malah ngakak perasan saya teh  saya tidak bercanda terus kunaon dia ketawa.

Aya aya wae teh

"Lah napa lo abis obat?"

"Salah minum obat?"setdah gue di kacangin anying.

"Saya bukan om-om jangan kan punya anak istri saja saya tidak punya viona"jelas leon gue mah mangut mangut wae!

"Kalo bukan om-om terus lo apaan?"gue liat si leon nampak berfikir.

"ddk?"tebak gue ngebuat alis tebal bak ulat bulu itu terangkat keatas.

"Ddk apa?"katrok nih orang.

"Ddk itu duda om"setengah minat gue ngejawab.

"Btw kenapa lo mau di jodohin om?"iseng aja gue nanya.

"Karena saya menyayangi mama"jawabnya enteng tanpa beban sedikit pun.

"Oooo"

"Kalo kamu?"

Leon bertanya refleks gue naikin satu alis gue .

"gue ?"tanya gue setengah percaya.

Dia ngangguk

"Ya gak mau lah!di paksa ama nyokap!"jerit gue dengan muka memerah.

Viona pov end.

••••••

V I O N A ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang