sepuluh.

8.8K 739 15
                                    

Selamat membaca ♡

.

.

.

***

Saat ini berlin tengah berada di sebuah cafe yang lumayan ramai. Setelah acara melihat tawuran tadi berlin bukanya ke sekolah tetapi malah berbelok tujuan menjadi ke cafe.

Seminggu lagi adalah acara ulang tahun berlin yang ke 16 tahun, yang menandakan plot dalam cerita akan segera dimulai, huft.. Memikirkan itu membuat joy pusing sendiri. Ya walaupun joy adalah seorang gadis polos tapi itu semua tidak mengurangi kepintaran dan kecerdikan nya dalam suatu hal.

"Huft.. Keadaan ayah gimana ya? Jadi kangen deh joy sama ayah hiks.. hiks" Gumam joy

"Huft.. Joy gak boleh lemah, demi semuanya joy harus bertahan ya harus" Ucap jay menyemangati dirinya sendiri.

Menghabiskan waktu lumayan lama berlin di cafe tersebut, entahlah apa yang membuat berlin nyaman berada di cafe tersebut.

Sekarang jam menunjukan pukul setengah satu siang, berlin sampai tak menyadari bahwa dirinya telah berada di cafe tersebut lebih dari dua jam.

Memutuskan untuk kembali pulang ke rumah berlin pun segera keluar dari cafe tersebut tapi sebelum keluar tidak lupa berlin membayar makanan yang tadi ia makan selama di cafe tersebut.

Berjalan di trotoar sembari mencari kendaraan umum, berlin berjalan dengan riang sambil bergumam tidak jelas yang membuat atensi jalanan teralihkan kepada nya, namun itu semua tidak membuat berlin terganggu. Hingga...

Bruk..

Awss.
Ahh..

"Sakit  banget sih ini bokongnya, mana keras lagi yang berlin tabrak, lagian siapa sih yang taruh papan di tengah jalan, huh bikes deh" Gerutu berlin yang hanya didengar oleh nya dan orang yang tadi berlin tabrak.

Tidak mendengar suara berlin pun mendongak dan yang berlin dapati adalah seorang pria bertubuh kekar tinggi dan satu lagi cogan cuyy .

"Aduh, maap ya om berlin gak sengaja sumpah deh " Ucap berlin sembari mengangkat dua jari membentuk huruf v.

"Di maap in kan om? Masak enggak sih, iya kan? Iya lah, kalau gak di maap in berlin traktir permen kapas deh om, gimana? " Ceocos berlin

"Tak usah" Balas orang tersebut dengan nada dingin dan datar.

"Okeh deh om, dadahh" Berlin sambil melambaikan tangan nya dan ngacir pergi.

'Heh'~ batin orang tersebut

Sedangkan disisi Berlin sekarang telah berada di dalam taxi, ya setelah berlari tadi Berlin langsung memberhentikan sebuah taxi.

.

.

.

Saat ini berlin sudah berada di dalam kamarnya.

Saat ini berlin sedang memikirkan perkataan sang mami ah maksudnya mami berlin yang asli. Sang mami tadi bilang kepada berlin bahwa besok sudah akan mulai mempersiapkan acara ulang tahun berlin yang ke 16 tahun dan akan mengundang banyak kolega bisnis sang papi dan sang mami menuntut berlin agar terlihat sempurna. Huft.. Semua itu membuat joy pusing sendiri. Tak mau memikirkan semuanya berlin pun segera beranjak ke ranjang untuk tidur siang.

.

.

.

Drett... Drett..

Suara dering handphone membuat tidur berlin terganggu, meraba-raba nakas untuk mencari handphone nya yang berbunyi dan mengangkat nya dengan keadaan nyawa masih setengah.

"Halo, siapa? "

"Berlin, ini keyva"

"Oh keyva, ada apa kok telfon? "

"Ini besok kamu aku jemput ya , kamu jangan berangkat dulu, oke"

"Iya - iya besok Berlin tunggu dirumah"

"Jangan sampai telat bangun ya, awas aja"

"Iya-iya, gak akan deh"

"Oke Berlin, see you"

"to"

Setelah telpon mati berlin pun segera beranjak untuk mandi.

.

.

.

.

Maap ya gengesss dikit, tapi tenang nanti malam rora up lebih banyak yeyy.

Jangan lupa vote + komen

Tandai typo!!

Dadahh.

My Love : Antagonis [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang