lima belas.

7.4K 704 79
                                    

Selamat membaca ♡.

.
.
.

***

"Heh lo, lo kan yang tadi pagi berangkat bareng kaiden? " Tanya seorang gadis berambut ungu tersebut.

"Iya kak, kenapa? "

"Kenapa, kenapa, heh lo jangan pernah deketin pacar gw ngerti gak lo? "

"A-ah, oke kak" Balas Berlin sembari menunduk.

"Dah berani? " Suara dingin milik keyva membuat gadis tersebut menegang, ya keyva memang sangat dihormati di sini, siapa sih yang tidak tau keyva si gadis kejam yang selalu berbuat semena-mena.

Gadis berambut ungu tersebut langsung lari ketakutan dikala ia melihat seringai tajam dari keyva.

"Udah ayok kita ke kantin aja"

"Oke"

Sesampainya di kantin berlin dan keyva langsung memesan makanan nanti memakan nya dengan dibarengi canda tawa. Hingga suara ricuh membuat atensi mereka teralihkan kepada segerombol orang yang memasuki kantin.

Ya mereka adalah rombongan dari kaiden dkk dan ditambah dengan 2 orang yang asing menurut Berlin.

Tiba-tiba bsebuah suara mengalihkan perhatian Berlin.

"Maaf boleh gabung gak? " Tanya seorang gadis yang asing menurut Berlin.

"Oh boleh kok, duduk aja" Balas Berlin ramah.

Sedangkan orang yang dibelakang gadis itu hanya menyerit bingung dengan kelakuan Berlin yang sangat ramah.

Ya gadis itu adalah gadis yang tadi bersama kaiden dkk.

"Udah , kamu makan aja " Ucapan kaiden membuat Berlin mengalihkan pandangan nya.

"Ehh, kaka sini duduk" Ucap Berlin sembari menepuk ganggu di sampingnya.

Dengan senang hati kaiden duduk di samping berlin.

Mereka semua makan dengan hening, hingga suara kaiden membuat mereka menyerit bingung.

"Mau tambah lagi gak, sayang? " Tanya kaiden lembut kepada berlin sambil mengusap lembut pucuk kepala berlin.

"Emm, gak udah deh kak udah kenyang soal nya, hehe" Balsa berlin disertai cengirannya.

"Lucu banget sih kamu, jadi pengen gigit " Gemas kaiden

"Apaan sih kak malu tau"

"Hahahaaha"

Sedangkan mereka semua hanya menonton interaksi antara kaiden dan berlin dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Emmm, kak boleh kenalan gak? " Tanya gadis yang tadi bersama kaiden dkk

"Oh boleh kok, kenalin aku berlin" Sapa berlin ramah.

"Oh Hai kak aku Kanaya Gerhana Bulan dan ini kaka aku Samudera Gerhana Bintang" Papar gadis tersebut yang tak lain adalah adik dari sang pemeran utama.

Ya naya adalah panggilan gadis itu, naya memiliki sifat seperti joy, polos dan mudah sekali untuk ditipu banyak orang.

Berlin yang mendengar nama tersebut terkesip sebentar, berlin merasa sangat tidak asing dengan nama itu, tapi siapa? Berlin lupa.

Ah udah lah - batin berlin

"Oh, Hai kak aku berlin salam kenal ya" Sapa tumbang berlin.

Sedangkan keyva yang melihat itu pun mengepalkan tangan nya, ia tidak mau gadis polosnya ini terluka hanay karena lelaki bajingan ini.

Semua umpatan keyva ucapkan di dalam batinan nya.

"Berlin" Ucap keyva

"Iya, keyva? " Tanya berlin

"Kamu jangan deket² sama dia ya, dia gak baik buat berlin, pokoknya jangan deket², ngerti ya? "Bisik keyva

" Oke keyva, berlin gak akan deket deket"

Sedangkan orang mereka omongan menatap berlin dan keyva secara bergantian dengan pandangan yang sulit diartikan 

*udah, kalau lagi makan jangan pada bisik bisik gak baik"suara kaiden membuat berlin dan keyva menghentikan acara berbisik itu

***

Sekarang keyva sedang berada di dalam kamar nya yang bernuansa hitam itu, seperti tidak ada kehidupan memang di kamar tersebut walau pun siang gorden mya tidak pernah dibuka ditambah hanya ada lampu remang² yang meneramgai menambah kesan horor kamar itu.

Saat ini pikiran keyva tengah melayang ke berlin, ya yang ia khawatir kan hanya lah berlin karena kaya tidak memiliki orang lain selain berlin.

Orang tua nya yang sudah bercerai dan akhirnya keyva memilih hidup sendiri dengan menjadi pembunuh bayaran.

Gerhana.

Nama itu lah yang terlintas dipikiran nya ya karena keyva tau seberapa busuk gerhana itu.

Ia hanya tidak mau jika sampai berlin menjadi korban nya, cukup dia saja...

Huft..

Helaan napas pun terdengar hingga menjadi dengkuran halus.

***

Sedangkan disisi lain kaiden dan berlin hanya mereka berdua yang ada di mansion yang lain entah pergi ke mana berlin pun tidak tau.

Saat ini berlin tengah berada di kamarnya setelah tadi pulang sekolah berlin langsung tidur.

Dan sekarang berlin tengah berada di kamar mandi untuk membersihkan diri.

Namun saat ia keluar ia menemukan kaiden yang sudah terbaring di ranjang nya yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan.

"Loh kak, ngapain ke sini? " Tanya berlin

Kaiden yang mendengar suara orang sedari tadi ia tunggu pun segera mengalihkan pandangan nya.

"Mau hukum kamu sayang" Ucap kaiden dengan nada rendah dan senyum miring nya.

"Hah, kok di hukum sih kan aku gak ngapa-ngapain" Sangkal berlin.

"Kau telah membuat ku marah sayang " Ucap kaiden dengan nada yang lebih datar deri yang tadi sembari mendekatkan dirinya ke berlin yang masih menggunakan handuk.

"K-ka ma-mau ngapain? " Tanya berlin ketakutan.

tiba-tiba kaiden menarik pinggang berlin untuk merapatkan tubuh mereka dengan berlin yang menahan takut nya.

"K-ka, sadar aku adek kaka" Ucap berlin berusaha menyadarkan kaiden.

Dengan tiba-tiba kaiden mendium leher jenjang berlin sembari menggigit kecil hingga meninggal kan bekas di sana.

Hingga saat tangan besar kaiden ingin menyentuh area sensitif berlin dan....

.

.

.
"ENGGAKKK...... " teriak berlin saat terbangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran di dahinya.

Ya berlin bermimpi buruk, setelah pulang sekolah tadi berlin langsung tertidur dan ya sekarang ia malah bermimpi akan di lecehkan oleh kaiden yang notabe nya adalah kaka nya sendiri.

Sungguh sangat aneh, memikirkan semua itu membuat berlin pusing dan akhirnya memutuskan untuk berendam di air hangat  untuk menyegarkan pikirannya.

.
.
.

Hai gengss up nih, niat nya sih mau up kemarin malem tapi saking posesif nya my kasur diriku ini tertidur.

Lanjut?

Maapin typo ya gengss, tandai juga oks.

Dadahhhh


My Love : Antagonis [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang