duapuluh satu.

4.2K 347 23
                                    

Kelas Berlin kali ini sangat sepi, semua orang tengah mengisi perut nya di kantin.

Tapi tidak dengan Berlin yang sedari tadi masih melamun di kelas dengan pandangan lurus ke depan yang mengisyaratkan sesuatu.

"Luci, apa kau yakin akan bertahan dengan semua ini, tidak cukup kah joy saja? " Seru dari dalam diri Berlin yang tak lain adalah dex.

"Kau tak perlu ikut campur dex, jika aku membutuhkan mu pasti aku akan meminta nya kau tenang saja..
" Ah.. Dan untuk joy, sudah lah lupakan saja aku sungguh muak dengan semua itu"sentak Berlin dengan nada tak bersahabat di dalam batin nya.

"Bukan begitu, menurut ku cukup joy saja yang menjadi korban, Berlin jangan. Seharusnya kau tidak mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya " Saran dex yang masih saja di abaikan oleh Berlin.

"Aku akan memikirkan nya, tapi bagaimana dengan tujuan ku, semua akan gagal jika aku mengubah semua nya, dan ya pasti si bajingan itu tidak akan membuat hidup ku tenang, bukan lagi si munafik.

Huft...

Kenapa semua orang bermain playing victim dengan ku, ah.. Aku sungguh membenci ini semua"papar Berlin menuangkan isi hati nya kepada dex.

"Aku sih hanya terserah kepada mu saja, yang terpenting kau harus selalu menjaga diri dengan baik, aku ada di sisi mu" Lembut dan penuh kasih sayang sekali dex mengucapkan itu semua untuk seukuran mahluk iblis.

Kring..
Kring...

Suara belum masuk menyadarkan Berlin dari lamunan nya.

Semua murid di kelas Berlin mulai memasuki ruang kelas satu persatu dengan di susul lah seorang wanita paru baya dengan kaca mata yang bertengger manis di hidung nya dan buku di tangan, tas di pundak. Bu Ajeng guru seni.

"Oke, Anak-anak di pelajaran kali ini ibu akan memberi kalian sebuah tugas yang tak lain adalah membuat kliping, di dalam kliping tersebut kalian harus mencantumkan beberapa orang pelukis, penyanyi dan penari tradisional serta beberapa karya yang telah mereka buat" Jelas buat ajeng panjang lebar.

Salah satu siswi pintar mengangkat tangan "maaf Bu mau tanya, bukan nya pelajaran ini pelajaran SMP ya Bu?" Tanya disini tersebut panggil aja tea.

"Wah, tea kamu memang murid pintar, ini semua memang pelajaran smp, ibu hanya ingin kalian mengulang kembali agar besok ulangan tidak lupa, karena bulan depan ibu akan mengadakan ulangan mengenai materi ini jadi kalian pelajari lagi ya, semangat " Seru Bu Ajeng menyemangati murid-murid nya.

"SIAP BU AJENG, CANTIK" Seru kompak mereka semua yang ada di kelas termasuk Berlin.

Skip...

"Halo, pa"

"Ya sayang, ada apa?..
   Apakah ada masalah?.. "

"Aku semakin tidak bisa menahan nya pa, bagaimana ini?..
Dia semakin menjadi, aku takut.. "

"Sudah lah kau tenang saja, nanti akan ada yang membantu mu"

"Siapa pa? Si brengsek itu aku tidak mau "

"Sudahlah, ketrina kau cukup menjalankan nya saja jangan membantah, mengerti!! "

"Oke oke, terserah papa"

Tut..

Ya yang sedari berbicara di telfon adalah ketrina dengan sang ayah.

"Memang asu, kalau bukan karena gue sayang sama dia gak bakal gue mau kayak gini" Gumam ketrina dan langsung pergi begitu saja dari toilet.

Sedangkan di sisi lain!!

"emm... Ahh.. Shh... Terus sayang, iya terus begitu.. Ahh.. Lebih dalam... "

Di sebuah kamar hotel terdapat dua orang lawan jenis yang tengah bergulung panas.

"Hei jalang...

Sering sang lelaki kepada sang perempuan. Namun bukan nya mendapat jawaban dari panggilan nya itu, sang perempuan malah diam.

" KALAU DI PANGGIL ITU JAWAB, BUKAN MALAH DIEM BISU LO"
"LO ITU CUMA JALANG GUE JADI GAK USAH BANYAK GAYA, NGERTI!! "

"INI SEMUA JUGA KARENA ELO, LO KENAPA SIH HAH? JADI ORANG BRENGSEK BANGET, LO UDAH PERKO*SA GUE DAN SEKARANG LO NYURUH GUE BUAT JADI BUDAK NAFSU LO, MAU LO APA SIH HAH? "

"LO TANYA MAU GUE APA? MAU GUE LO JADI BUDAK NAFSU GUE DAN JUGA PERANTARA AGAR GUE BISA NIKMATIN TUBUH TEMEN LO ITU"

"udah berapa kali gue bilang jangan sangkut pautin masalah lo dan gue sama sahabat gue, gak cukup apa lo ngerusak gue, dan sekarang lo berambisi bakal ngerusak masa depan sahabat gue, gak akan!!! "

"Oke, kita lihat siapa yang akan menang dalam taruhan ini, jika gue bisa dapetin sahabat lo itu lo gue bebasin, tapi jika gue gak dapet sahabat lo itu lo akan menjadi budak nafsu gue selamanya "

Lelaki tersebut langsung pergi setelah menggunakan kembali pakaian nya. Sedangkan meninggalkan sang perempuan yang masih telanjang dengan air mata yang menetes.

"Gak akan gue biarin lo ngambil kesucian sahabat gue, dan sampai kapan pun lo gak akan bisa mengambil nya Samudera Gerhana Bintang, hahaha " Dengan diakhiri tawa mengerikan nya wanita itu pergi menuju kamar mandi.

















Cie pada kangen ama aku, ahayy

Jangan lupa vote and comment

Sebenarnya sih aku udah mau up minggu lalu tapi karena semua draf yang udah aku tulis ilang ya jadi males, wkwk.

Oke kalau mau aku cepet up ayo dong vote nya plisss lah.

Aku akan up kalau 250 vote dan 150 komen.

Spam komen di sini ☝

Bintang nya jangan lupa Oke.

My Love : Antagonis [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang