#20

11.1K 938 55
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duh om, tatapanmu bikin cenat-cenut😫





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dek koo lagi pusing ngadepin maung😲
Sini aku pijitin~😋









.
.
.






Semakin lama rasa jenuh kian terasa melingkupi hatinya. Bahkan tak sekali dua kali dirinya terlihat resah ketika menjalani kehidupannya. Semua jelas berhubungan dengan pernikahannya bersama sang istri.





Awalnya Taehyung mengira dirinya menikahi orang yang tepat. Dengan ia yang memilih mengikuti saran sang ibu yang memang lebih menyetujui Hana menjadi menantu keluarga Kim----- dulu Kim muda mengira jika harinya akan terus terasa membahagiakan; seperti apa yang ibunya sampaikan kala itu. Maka dirinya yang memang mempercayai jika perkataan orang tua tak pernah salah------ membuang Jungkook begitu mudahnya.





Namun nyatanya semua perkataan sang ibu tak sesuai kenyataan kini. Taehyung bukan merasa bahagia dari hari ke hari, melainkan merasa jenuh. Seolah memang raganya bersama sang istri, namun jiwanya jauh pergi bersama yang lain. Tak disana.





Taehyung pun memilih menutupinya sebaik mungkin dari Hana, sebab dirinya merasa tak enak hati pada wanita tersebut. Ia jelas memikirkan perasaan sang istri, meski artinya dirinya menyiksa hatinya sendiri. Dan Taehyung tak tau sampai kapan dirinya membohongi semua orang tentang kegundahan hatinya ini.






Apalagi sekarang telah berlalu tiga tahun lamanya sejak insiden Hana kehilangan calon anak mereka.






.





"Sepertinya kita memang harus mengikuti saran eomma, mengikuti program kehamilan kalau perlu melakukan metode bayi tabung." Ujar Taehyung hati-hati; takut menyinggung sang istri. Di samping itu dirinya juga tak kuat lagi ketika terus-menerus di desak oleh ibunya agar segera memiliki keturunan.





Ya, wanita paruh baya itu selalu mengeluh bahkan menekan Taehyung yang notabennya adalah anak tunggal keluarga Kim agar secepatnya memberikan cucu untuk mereka. Memang bukan tanpa alasan ibunya mendesak seperti ini. Pasalnya, ini bahkan sudah tahun ke lima pernikahan mereka------- namun Hana belum menunjukan gejala kehamilan apapun.





Dokter yang menanganinya dulu memang sempat mengatakan jika rahim sang istri terlalu lemah, makanya Hana sempat menjalani terapi cukup lama. Namun kini------ ketika rahimnya sudah cukup kuat, keajaiban belum juga mendatangi keluarga kecil ini.





Mungkin ini juga yang membuat hari Taehyung terasa semakin hambar. Dirinya memang sangat menyukai anak kecil. Sejak dulu impiannya adalah ketika menikah kelak menjadi suami sekaligus ayah hebat untuk anak-anaknya. Ia jelas takkan menunda memiliki momongan karena dirinya sudah lebih dari kata siap memilikinya.






Hana yang mendengar usulan sang suami tak bisa menahan wajahnya agar tak memucat. Hatinya kembali tergores, namun dirinya tak memiliki kuasa untuk mengatakannya. Apa yang Taehyung katakan memang benar adanya. Pernikahan mereka sudah terlalu lama, dan sang suami serta mertuanya jelas menginginkan penerus untuk keluarga Kim.






Dirinya sebagai wanita merasa sedikit gagal karena tak bisa mengabulkan keinginan mereka secepat mungkin.






"Baiklah, aku setuju oppa. Sepertinya kita memang harus melakukan metode itu, kapan kita akan pergi ke dokter untuk melakukan konsultasi?" Gumam Hana sembari memandang Taehyung sendu. Kim muda jelas semakin merasa sedih karena mengerti perasaan istrinya tersebut.






"Aku akan menghubungi dokter kandungan terbaik yang di sarankan Jimin terlebih dahulu, baru setelah itu kita akan pergi konsultasi. Hana----- aku minta maaf karena sikap eomma ku yang akhir-akhir ini terlalu menekanmu agar secepatnya mengandung. Aku sebagai suami tak bisa melindungimu dengan baik, aku minta maaf."






Namun entah mengapa, Hana merasa Taehyung meminta maaf padanya bukan karena masalah itu. Tatapan Taehyung yang begitu kosong serta kalut------- seolah menamparnya telak. Pria tampan itu kini tersiksa ketika hidup bersamanya.






.
.





"Mama, Noya sudah selesai mencuci kaki dan tangan----- Noya bobo sekarang, Mama~" cuit Juno pada sang ibu yang tengah membereskan pakaiannya di lemari. Jungkook menghentikan kegiatannya hanya untuk melangkah mendekat ke arah puteranya; mencium pipinya lembut sembari mengucapkan selamat tidur.






"Tidur yang nyenyak malaikat kecilnya Mama, esok hari pasti akan lebih baik dari hari ini." Bisik Jungkook sembari memandang sendu pada sosok malaikatnya yang kini sudah terlelap damai.





Lima tahun telah berlalu begitu cepatnya, Jungkook bahkan masih merasa semuanya baru terjadi kemarin. Bayi mungil yang dulu dirinya pertahankan mati-matian, ia lahirkan tanpa ayah bayinya ketahui; kini bayi mungil itu telah bermetamorfosis menjadi balita lucu dan menggemaskan. Wajah manisnya menurun darinya; bahkan tak terlihat wajah ayahnya jika sekilas melirik.






Jungkook jelas merasa bersyukur. Sebab, dengan begitu dirinya tak harus terus terpuruk akan kenangannya bersama lelaki bajingan dari masa lalunya tersebut.





Cklek






"Noya sudah tidur?" Jaehyun menyembulkan kepalanya di ambang pintu kamar Juno. Masih memakai pakaian formalnya karena memang sepulang dari kantor, dirinya langsung kemari untuk bertemu anaknya.





"Ya, dia baru saja tidur. Kenapa----- sudah mau pulang?" Tanya Jungkook tanpa beranjak sedikitpun. Jaehyun melangkah semakin masuk ke dalam kamar Juno; hendak memberikan kecupan manis di pipi balita gembil kesayangannya.






"Aku harus kembali lagi ke kantor, menyelesaikan beberapa urusanku agar saat cuti nanti aku tak terlalu terbebani. Tapi, Kook-------- apa kau yakin dengan keputusanmu ini? Apa kau benar-benar sudah menyiapkan hatimu------ maksudku, aku hanya takut kau akan kembali terpuruk ketika bertemu dengannya. Apalagi kini ada Noya di antara kalian." Jaehyun memandang Jungkook gelisah. Pemuda manis sempat tertegun sejenak sebelum tersenyum manis ke arah lelaki jangkung itu.





"Apa kau meragukanku, Jae? Aku jelas harus melakukannya agar bisa berdamai dengan masa laluku. Apa yang kau takutkan? Sekalipun ada Noya di antara kami, jelas aku dan Taehyung takkan bisa bersama lagi. Dirinya jelas sudah bahagia bersama pilihannya sejak enam tahun lalu dan aku kembali kesana bukan untuk kembali ke masa lalu melainkan menjemput masa depanku."






.
.
~tbc~

Dek Koo pasti mau jemput masa depan sama mbem nih😋


Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Smeraldo [kth + jjk]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang