Malah ngebul pas lagi phutusyut, awas ketauan bini di jadiin kambing guling kau tet!😬
Adek koo pasti lagi galau mikirin nuna~😋
A.n; plis aku need watty ver old, ver baru gini eror mulu apalagi kalo mau masukin foto, bah ngulang lagi ke awal ilang semua><
.
.Jungkook nampak terpaku, kedua obisidian bulatnya terlihat memandang pohon yang mobil mereka lalui lewat jendela. Jaehyun yang duduk di kursi kemudi; tepat di samping pemuda manis hanya mampu terdiam namun sesekali melirik Jungkook cemas.
Ia tau, Jungkook tak baik-baik saja. Jungkooknya tengah memendam perasaan terluka serta hancurnya seorang diri. Jaehyun memang tak mengetahui detailnya seperti apa---- namun Jeon muda berubah menjadi pendiam seperti sekarang ini setelah selesai berbicara dengan Hana. Entah apa yang keduanya bicarakan, namun sepertinya bukan sesuatu yang berakhir menyenangkan jika melihat keadaan calon istrinya ini.
"Jae~" panggil Jungkook pelan membuat Jaehyun yang di panggil dengan sigap kembali melirik pemuda manis, namun sayangnya Jungkook sama sekali tak sedang memandang Jaehyun; tatapannya masih terkunci ke arah luar jendela seolah pemandangan di sana lebih menarik perhatiannya jika di bandingkan atensi seseorang di sampingnya.
"Ada apa Koo? Koo lapar atau ada tempat lain yang mau Koo datangi?" Tanya Jaehyun lembut, beberapa kali pemuda Jung mengalihkan tatapannya dari arah jalan atau pun Jungkook. Fokusnya memang tengah terbagi menjadi dua, namun sebisa mungkin dirinya ingin membuat Jungkook merasa nyaman untuk membagi bebannya dengan dirinya. Gelengan pelan Jaehyun dapatkan sebelum setelahnya pemuda manis kembali terdiam membisu.
Jaehyun sama sekali tak mempermasalahkannya. Sebab, ia paham butuh waktu untuk menceritakan masalahnya padanya. Apalagi Hana yang bagi Jungkook bukan hanya sebagai sahabat belaka membuat Jeon muda amat sangat berhati-hati ketika akan menceritakan tentang wanita tersebut. Sebab, salah langkah sedikit saja bukannya kenangan manis tentang hubungan mereka yang akan Jungkook utarakan melainkan kenangan pahit yang mana membuat hubungan mereka hancur tak berbekas.
"Noona bilang sejak awal ia tak pernah menyayangiku, noona bilang jika dulu ia membantuku karena hanya sedang bosan dan tak ada yang bisa ia lakukan jadinya ketika noona melihatku yang kelaparan membelikanku ramen. Noona bilang----- Noona bilang-----" Jaehyun hanya mampu mengernyitkan keningnya ketika mengetahui jika semakin lama suara Jungkook berubah parau ketika ia mengucapkan kalimat tersebut, perasaannya semakin di buat tak nyaman ketika pemuda manis tak melanjutkan kalimatnya.
Maka sekali lagi ia melirik ke samping hanya untuk menemukan wajah Jungkook yang sudah basah karena air mata, belum lagi pemuda manis tengah menggigit bibir bawahnya hanya untuk menahan isakan yang ingin keluar dari bibir tipisnya. Detik itu juga, Jaehyun tak ragu untuk menghentikan mobilnya di pinggir jalan demi merengkuh sosok manis yang tengah dalam keadaan rapuh tersebut.
Dan benar saja, begitu mendapati rasa hangat yang amat familiar untuknya; detik itu juga tangis Jungkook pecah.
Pemuda manis mengeluarkan semua keluhan yang ia pendam selama ini pada sosok yang menjadi penyelamatnya di masa lalu dan juga masa kini.
"Noona bilang ia sungguh tak pernah tulus padaku, ia hanya ingin memanfaatkan ku saja apalagi saat aku berkencan dengan Tae hyungie~ Noona bilang ia iri denganku jadi ia rebut Tae hyungie~ dariku. Tapi aku tau kalau semua ucapannya bohong Jae, matanya~ aku lihat matanya ketika menatapku itu penuh rasa bersalah. Kenapa, Noona bohong padaku? Padahal aku tau Noona sangat sayang padaku, Jae~"
Jaehyun memilih bungkam. Tak mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya terdiam sembari mengelus punggung Jungkook pelan sembari sesekali mengecup pucuk kepala pemuda manisnya.
.
"Aku harap setelah semua kejadian ini kau bisa melupakan diriku dan membuka lembar kehidupan baru yang lebih baik dari ini. Lupakan jika kau pernah bertemu bahkan menganggap wanita ini sebagai kakak terbaik yang kau miliki. Sejak awal aku adalah awal kehancuran dalam hidupmu, maka sampai mati pun ingatlah aku seperti itu." Gumam Hana pelan sembari memandang langit lewat jendela kamar inapnya.
Satu tangannya terangkat untuk menyeka air mata yang menetes. Ia tak boleh menangis, dirinya sudah terlalu banyak melakukan kesalahan bahkan sampai menyakiti seseorang yang pernah menjadi bagian terpenting di hidupnya dengan begitu kejam. Jadi, tak ada alasan untuknya boleh menangis atau sekedar meneteskan air mata.
Lagipula menangis pun tak ada gunanya, takkan mampu mengubah apapun. Kejahatannya pun takkan pernah mampu terbayarkan karena air matanya ini.
Terkekeh miris, Hana kembali memandang langit cerah di atas sana.
"Jungkook----- aku takkan pernah meminta maaf karena aku tak pantas mendapatkannya. Tolong, bencilah aku seumur hidupmu, karena dengan begitu----- aku bisa menjalani hukumanku dengan rasa bersalahku padamu."
.
.
~tbc~Ehehe, apa kabar?
Masih ada yang stay disini ndak ya?
Maaf, lamaaaa lagi aku ngilang><
Aku mencoba kembali setelah sekian lama menghilang dan maaf kalo tulisannya rada aneh soalnya udah lama ga nulis.
Percakapannya dikit tapi lebih banyak narasi, dan moment mereka pun dikit bahkan moment taekooknya ga ada?
Soalnya konfliknya mau selesai, jadinya gini ehehe
Semoga kalian sehat selalu yaaa~Sayang kalian banyak-banyak💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Smeraldo [kth + jjk]✓
FanficLima tahun memadu kasih hingga tepat di tahun keenam, Jungkook harus merelakan kekasihnya menikahi sahabatnya sendiri--- Ia pergi menjauh hingga enam tahun berlalu, mereka di pertemukan kembali dengan keadaan lebih rumit dari sebelumnya... Taekook!B...