#22

10.6K 1K 65
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sabar om, semuanya bisa di bicarain baik-baik. Jangan sampai ada tendangan di antara kita berdua😲



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dek Koo, kok bisa ya pipi kita nambah bulet di waktu bersamaan? Jangan-jangan kita emang beneran jodoh lagi~😋




.
.
.




"Oppa----- kau ada dimana?"


Taehyung menghela nafas sejenak kala mendengar pertanyaan tersebut sesaat setelah dirinya mengangkat panggilan telpon dari sang istri. Sejujurnya Taehyung sudah akan melarikan diri sejenak, memilih berada di luar agak lama sebelum kembali ke rumah.





Ia hanya sedang tak ingin mendengar tuntutan sang ibu yang menyuruhnya secepatnya mendapatkan anak. Bahkan dengan gilanya, wanita paruh baya itu sampai rela jika harus menyewa rahim wanita lain asal memang wanita tersebut bisa memberikannya cucu sekaligus penerus keluarga Kim.




Tak langsung menjawab, Taehyung memilih memperhatikan jalanan yang dia lewati kini.
"Aku masih ada beberapa urusan di luar, ada apa? Kau menginginkan sesuatu atau mungkin ibu menekanmu lagi dengan perihal anak?"




Sebenarnya tanpa menanyakan hal tersebut pun, Taehyung sudah tau jawabannya. Pasalnya, setiap dia pulang ke rumah----- Hana akan terus mengadukan tingkah atau ocehan sang ibu mertua padanya. Tak peduli jika bahkan Taehyung baru masuk ke dalam kamar; belum makan malam, mandi dan bahkan masih dalam keadaan lelah fisik serta batin akibat seharian bekerja!





Di sebrang sana, Hana menghela nafas cukup kasar. Taehyung pun sudah tau jika istrinya akan mengadukan perihal ibunya lagi.
"Oppa tak tau saja kalau ibu semakin hari semakin menjadi! Bukan hanya menekanku semata, siang tadi dia bahkan mengundang beberapa gadis muda ke rumah dan dengan santainya berkata jika ia akan menjodohkan mereka denganmu agar oppa cepat-cepat mendapatkan anak! Oppa, tolong berbicaralah dengan ibu! Jujur, jika tingkah ibu seperti ini terus--- aku bisa stres dan itu bukan sesuatu yang baik untukku yang tengah menjalani program memiliki bayi!"





Taehyung memijit pelipisnya pelan, tiba-tiba saja merasa berdenyut mendengar ocehan sang istri. Dirinya hendak membalas, sebelum pemandangan di luar sana membuatnya seketika mengurungkan niatnya. Bahkan Taehyung sampai memarkirkan kendaraannya cukup serampangan demi memburu sosok tersebut.




.




"Jungkook?"





Deg




Jungkook yang sebelumnya tengah sibuk dengan ponsel dalam genggamannya sontak membeku. Tubuhnya berubah kaku bahkan kedua matanya mulai memanas begitu suara berat namun familiar untuknya mengalun tak jauh dari posisinya. Hatinya pun di remas menyakitkan karena tak sengaja mengingat kenangan demi kenangan bersama sosok tersebut.




Menolehkan kepalanya dengan gerakan patah-patah. Dan Jungkook menemukan Taehyung berdiri beberapa meter di hadapannya. Memandangnya dengan ekspresi kacau bercampur lega, ada setitik rindu serta sesal dalam kedua netranya. Pemuda manis jelas merasa heran sekaligus asing.





Mengapa Taehyung bisa sekacau ini------- tapi apa yang menimpanya, tak ada kaitannya dengannya bukan?




Berdehem sejenak, Jungkook mengulas senyuman tipis. Dirinya mencoba meyakinkan hatinya jika ia akan baik-baik saja. Bukankah dirinya memiliki tujuan jelas untuk datang kemari. Jika dirinya tak bisa berdamai dengan masa lalu, maka selamanya dirinya tak bisa hidup dengan bahagia!





"Hyung, tak menyangka bisa bertemu denganmu disini? Bagaimana kabarmu, kabar kalian?" Tanya Jungkook basa-basi. Taehyung tak langsung menjawab, hanya memandang Jungkook lekat dengan beragam ekspresi. Jujur saja, Jeon muda risih di buatnya. Kenangan menyakitkan itu masih melekat dalam ingatannya, sampai kapanpun takkan bisa terhapus begitu mudah.




Dan sekarang Taehyung muncul di hadapannya, bersikap seolah tak ada kejadian besar terjadi di antara mereka. Jungkook saja sampai memberikan apresiasi atas jiwa brengsek tanpa batasnya itu!





"Tak sebaik saat akhirnya aku bisa melihatmu lagi, Kook. Kau apa kabar? Selama enam tahun ini, kau kemana saja? Mengapa menghilang tanpa jejak------- aku selalu mencarimu, Kook." Lirih Taehyung membuat Jungkook tertegun sejenak. Sebelum terkekeh pedih kemudian.



"Untuk apa mencariku? Memastikan jika aku tak mati bunuh diri karena pengkhianatan kalian? Sayang sekali, aku tak sepicik itu. Hyung, lihat sendiri bukan------ aku baik-baik saja, hidupku nyaris sempurna sekarang. Aku bahkan ingin berterima kasih pada kalian, jika bukan karena kalian berdua----- mungkin selamanya sifatku akan selemah dulu. Takkan berubah menjadi kuat seperti sekarang." Balas Jungkook datar.





Taehyung sampai membeku di posisinya, sama sekali tak menyangka jika Jungkook akan mengatakan kalimat seperti itu. Bahkan Taehyung merasa asing pada pemuda manis di hadapannya, tak ada lagi senyuman manis untuknya. Bahkan tatapan berbinar kala memandangnya pun telah hilang. Jungkook sudah berubah.





Dan ini karena pengkhianatannya di masa lalu.





Namun belum sempat Taehyung mengeluarkan kalimatnya, suara seorang anak kecil mengintrupsinya.




"Mama, kenapa lama sekali? Apa Hotelnya masih jauh, Noya lapar Ma~ ayo hubungi Daddy saja untuk memperbaiki mobilnya~"





.
.
~tbc~





Ig; jicho_world
Twt; chuujicho




Smeraldo [kth + jjk]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang