Bapak Kim yang lagi nunggu dedek Noya pulang sekolah😋
Uke aku yang beberapa hari lalu resmi lulus, congrats adek manis. Akhirnya ndak punya julukan mahasiswa abadi hmm😌
.
.
."Nyonya Kim datang sendirian lagi? Bagaimana dengan Tuan Kim, apa beliau benar-benar tak bisa datang kemari walau hanya sebentar saja?"
Hana hanya bisa menampilkan senyuman kikuk kala mendengar pertanyaan yang dokternya ajukan, apalagi melihat ekspresi wanita setengah baya itu yang nampak sedikit kesal. Pasalnya, bukan sekali atau dua kali---- dokter Choi; dokter yang selama ini bertanggung jawab akan program yang Hana lakukan meminta wanita itu untuk membawa serta suaminya, pasalnya ada hal penting yang harus ia sampaikan pada pendamping hidup Hana.
Namun sekalipun wanita itu tak pernah membawanya serta, Hana selalu berdalih jika suaminya yang memang menjabat sebagai pemilik perusahaan ternama itu cukup sibuk. Tak memiliki waktu untuk menemaninya kesana. Jangankan menemani, bahkan untuk mengantarnya saja----- suaminya tak memiliki waktu.
Hal ini tentu saja membuat siapapun merasa aneh. Sebab, setau dokter Choi yang memang sudah berpengalaman dalam hal ini; sesibuk apapun sang suami, jika ini berkaitan tentang istri yang tengah menjalani program kehamilan maka sang suami akan dengan sukarela mengorbankan waktunya; seberharga pun itu!
Bahkan dokter Choi ingat----- pasien terakhirnya adalah seorang pasangan suami istri kaya raya. Sang istri mantan artis, sementara suaminya adalah seorang pembisnis sukses yang bahkan bisnisnya tersebar di beberapa negara. Ia ingat, jika kala itu suaminya memang tengah sibuk-sibuknya karena baru saja kembali membuka bisnis di China. Namun kala dirinya meminta untuk datang bertemu demi memberitahukan sesuatu yang penting, lelaki itu rela membatalkan jadwalnya terbang ke China demi mengetahui keadaan sang istri.
Maka jangan heran jika seandainya dokter Choi mulai membandingkan sikap suami tersebut dan suami Hana. Meski sejujurnya itu tak di perbolehkan. Namun tetap saja, dirinya yang seorang wanita jelas tau bagaimana perasaan Hana yang sesungguhnya meski wanita itu selalu menutupinya dengan senyuman lembut.
"Maaf, uisanim. Tapi suamiku sedang sibuk hari ini, ada pekerjaannya yang memang tak bisa ia tinggalkan." Jawab Hana lugas, mati-matian mengontrol agar suaranya tak terdengar aneh. Berbohong memang mudah untuknya, namun ketika ia tengah merasa muak; rasanya sungguh sulit.
Menghela nafas pelan, sang dokter hanya menganggukan kepalanya pelan.
"Ya sudah, kita mulai saja sekarang. Silahkan duduk Nyonya Kim, saya akan menjelaskan sesuatu hal yang penting disini dan tolong nanti sampaikan juga hal ini pada Tuan Kim." Ujar dokter Choi memandang Hana dengan ekspresi serius; dan hal itu membuat tubuh wanita cantik itu menegang kaku.
Entah mengapa, namun ia memiliki firasat----- jika apa yang akan dokter Choi sampaikan padanya, bukanlah sesuatu yang baik.
.
."Kenapa kau disini?"
Jungkook memandang Taehyung heran bercampur geram kala menemukan mantan tunangannya lagi dan lagi muncul di hadapannya. Lebih tepatnya, kini tengah duduk di sebuah bangku tak jauh dari gerbang sekolah Juno. Menyeruput kopi kemasannya seolah memang dirinya tak memiliki hal penting untuk di kerjakan.
Mendengar suara Jungkook, Taehyung sontak mengalihkan pandangannya yang sebelumnya tengah memperhatikan satu keluarga kecil tak jauh dari posisinya tengah bersenda gurau. Begitu menenangkan hati.
Tatapannya tanpa sadar berbinar cerah kala bertatapan dengan Jungkook, hal itu semakin membuat pemuda manis merasa heran. Dalam hati pun mulai bertanya-tanya; apakah lelaki tampan di hadapannya ini salah makan atau apa?!
"Koo~ sudah datang? Aku kemari untuk bertemu dengan Noya~" balas Taehyung lugas yang mana membuat Jungkook memutar bola matanya sekilas.
Memilih tak mengeluarkan perkataan apapun lagi, Jungkook melirik ke dalam sekolah Juno yang memang masih sepi; pertanda jika sang anak memang belum keluar. Menimang sejenak, akhirnya pemuda manis memilih mendudukan dirinya di samping Taehyung.
Tentu saja hal ini membuat Taehyung yang sebelumnya tengah memperhatikan keluarga kecil itu lagi, kembali memusatkan pandangannya pada sang mantan.
Mengulas satu senyuman tipis, sebelum suara Taehyung memecahkan keheningan di antara keduanya.
"Entah mengapa aku selalu saja merasa iri jika melihat pemandangan sebuah keluarga kecil di sekitarku, karena ketika melihat mereka aku selalu di tampar akan kenyataan jika aku belum sesempurna mereka."Jungkook yang sebetulnya malas berinteraksi dengan Taehyung pun mau tak mau menolehkan pandangannya pada pemandangan yang lelaki itu maksud. Dan benar saja, keluarga kecil yang tengah bersenda gurau itu mampu membuat Jungkook menyunggingkan senyuman lembut.
Dan hal ini terlihat jelas oleh Taehyung. Memikirkan jika ini adalah peluang terbaiknya untuk kembali mendapatkan Jungkook.
"Koo~ seandainya saja dulu aku tak egois dan gelap mata oleh perkataan ibuku jika kau selamanya takkan pernah bisa memberikanku keturunan, berbeda dengan Hana. Mungkin saja kita akan seperti mereka. Hidup bahagia----- kau, aku dan Noya. Andai saja, aku bisa memperbaiki semuanya Koo~ aku menyesal, sungguh. Aku sangat menyesal karena nyatanya hanya dirimu yang selama ini aku cintai----- bukan Hana atau siapapun itu. Hanya dirimu seorang."
.
.
~tbc~Yang mau geprek Taehyung di persilahkan sekali😌
Ig; jicho_world
Twt; chuujicho
KAMU SEDANG MEMBACA
Smeraldo [kth + jjk]✓
FanficLima tahun memadu kasih hingga tepat di tahun keenam, Jungkook harus merelakan kekasihnya menikahi sahabatnya sendiri--- Ia pergi menjauh hingga enam tahun berlalu, mereka di pertemukan kembali dengan keadaan lebih rumit dari sebelumnya... Taekook!B...