part 1

121 11 0
                                    

"Hei, Rehan Dianata."

Rehan yang sedang memakai dasi didepan cermin langsung merinding mendengar suara dingin dari pintu kamarnya.

"Apaan?" jawab Rehan berusaha santai.

Revan melemparkan sebuah sepatu dan tepat mengenai kepala adiknya. Rehan meringis memegang kepalanya lalu mengambil sepatu yang dilemparkan Kakaknya itu.

"Apaan sih!" kesal Rehan.

"Apaan? Mata lu buta atau gimana?" tanya Revan dengan nada rendahnya.

Rehan melihat sepatu itu yang sudah robek dan kotor.

"Lu main futsal atau cari mati?" tanya Revan.

"Ya maaf atuh, kemarin gua beneran main futsal kok cuman pulangnya gua pake buat main basket ternyata ketauan toh robeknya," ucap Rehan cengegesan.

"Jangan harap gua pinjemin sepatu lagi," ucap Revan berbalik.

"Dan lu harus ganti!"

"Males ah gua mau beli jaket," jawab Rehan tanpa rasa bersalah.

Revan berbalik lalu berlari dan memukul adiknya. Rehan terjatuh dan Revan langsung menibaninya dengan tangan yang menarik seragam adiknya itu.

"Ganti gak! Lu harus ganti!" ucap Revan.

"Gamau wleee!" balas Rehan meledek Kakaknya.

"Bangsat! Adik laknat!"

"Rehan! Waktunya sarapan!" panggil Kayla.

"Yah! Anak-anak berantem lagi!" teriak Kayla melihat kelakuan dua putranya.

***

"Revan!"

"Gua Rehan!" jawab Rehan kesal.

"Susah bedain lu berdua makannya jangan diem biar gua bisa bedain!" ucap Mahendra merangkul sahabatnya itu.

"Gua habis dianiaya nih," ucap Rehan mengusap pipinya.

"Hahaha mampus biar cepet tobat!" balas Mahendra.

"Pasti ketahuan sepatunya robek," sahut Rafael.

"Lagian lu bego sih sepatu futsal buat main basket!" ucap Mahendra.

"Sudahlah kawan-kawanku mending kita makan ajah!" ucap Rehan.

Rehan, Mahendra dan Rafael pun pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah kelaparan.

"Kosong nih kayak otak lu," ucap Rehan duduk disebrang Kakaknya.

"Orang yang gak punya otak gak boleh ngomong gitu," ucap Revan.

"Kasian banget sih kakakku ini tidak ada teman," ucap Rehan.

"Bacot pergi lu!" usir Revan.

"Sabar ya bang! Kita cuman numpang duduk bukan cari ribut," ucap Mahendra membawa pesanan mereka lalu duduk disebelah Rehan.

"Anggap ajah gada Revan Dianata disini ya guys," ucap Rehan mulai menikmati makanannya.

"Revan!" panggil seorang wanita menghampiri Revan.

"Ini buat kamu! Tapi kamu harus mau jadi pacar  Lia ya!" ucap Amelia atau biasa dipanggil Lia menyodorkan coklat pada Revan yang bahkan tidak menoleh.

"Gausa makasih," jawab Revan.

"Bercanda kok hehehe! Ini terima ajah gausa jadi pacar Lia juga gapapa!" ucap Lia menaruh coklat itu dihadapan Revan.

"Tapi ini pertanyaan Lia yang ke 245 untuk Revan,"

"Revan mau gak jadi pacar Lia?" tanya Lia.

"Gak."

Twin HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang