5

362 24 0
                                    


Angkasa masih menatap datar Ita dkk.

****

Saat itu Angkasa tengah mencari Ena karena sejak bertemu dikamar mandi tadi Ena menghindari Angkasa. Diam-diam tanpa ada yang mengetahui Angkasa melihat Ita memarahi Ena karena ada yang memberi tahu kalau tadi dikamar mandi Ita sempat melihat foto yang ada di Shasa yang berisi foto Ena dan Angkasa saat sedang bertatapan hangat.

"Iya bener Ra ini aku tunjukkin fotonya tadi." Shasa atau nama lengkapnya Galesha Darinda Marshall menunjukkan foto yang tadi ia ambil diam-diam.

"Aku harus kasih pelajaran nih sama Ena," kata Ita dengan muka menahan amarah.

Angkasa memang tidak langsung masuk supaya Ita dkk tidak mengetahuinya. Angkasa melakukannya dengan sangat baik

****

"Kalau kalian ga mau jawab. Siap-siap aku bakal laporin kalian semua ke guru BK biar kalian di DO dari sekolah," ancam Angkasa.

"Kalian punya mulut ga sih buat bicara? Aku hitung sampai 5, kalau kalian masih diam jangan salahin aku kalau nanti ada akibat fatal. Satu, dua, tiga, empat ...."
Ucapan Angkasa menggatung karena Ita bicara. "Oke Ena ada digudang dan gudangnya udah aku kunci biar dia pingsan sekalian. Lagipula ngapain sih kamu peduli sama Ena? Apa aku ga cukup cantik ya buat luluhin hati kamu."

"Awas ya kamu. Buat apa aku peduli sama kamu? Ga berguna, buat apa cantik kalau hatinya busuk." Angkasa langsung mengambil paksa kunci gudang dari Ita.

"Kenapa sih Angkasa kamu milih Ena daripada aku? Aku rela loh buat apapun demi kamu." Ita masih saja cari perhatian sama Angkasa. Sementara Angkasa tak menghiraukan ucapan Ita.

"Mumpung aku masih baik. Silahkan kalian semua pergi. Kalau enggak siap-siap besok pagi ada berita buruk untuk kalian. Pergi!" Angkasa masih menahan emosinya.

Dalam sekejap Ita dkk langsung lari terbirit-birit untuk pergi.

'Awas aja Ena, aku bakal balas semuanya. Kamu tuh ga layak untuk Angkasa itu cuman aku' gerutu Ita dalam hati.

Angakasa lalu membuka gudang dengan kunci dan menyelamatkan Ena yang terkurung disana.

Sesampainya di dalam gudang Angkasa melihat Ena sudah tidak sadarkan diri, mukanya pucat pasi. Tangannya dingin banget sedingin es kutub.

Angkasa langsung menggendong Ena ala bridal style menuju UKS.

Semua siswa dan siswa yang melihatnya langsung terpukau melihat penampilan dari Angkasa. Namun Angakasa tidak menghiraukan semua itu yang penting baginya saat ini adalah keselamatan Ena.

"Angkasa ganteng banget."

"Ena nggak pantes buat Angkasa."

"Waah cocok banget Angkasa sama Ena."

"Palingan Ena cuman sandiwara aja bukan pingsan beneran."

Banyak sekali celotehan dari teman-temannya ada yang mendukung ada yang justru tidak setuju dengan kedekatan Angkasa dan Ena.

Memang manusia begitu ada yang baik ada juga tidak suka melihat kebahagiaan kita. Intinya tinggal kita aja harus menyikapi dengan bijak dan benar tanpa menyakiti perasaan orang lain.

Kini Angkasa sudah sampai di UKS. Angkasa menidurkan Ena di tempat yang disediakan UKS.

Sudah 10 menit Angkasa menunggu Ena siuman. Angkasa hanya bisa berdoa dalam hati semoga Ena bisa cepat sadar karena ia merasa bersalah gara-gara tadi ia mengajaknya bicara, Ena jadi kena imbasnya dan harus terkurung di gudang hingga membuatnya tidak sadarkan diri. Padahal Angkasa sebenarnya hanya penasaran kenapa Ena menghindari dan seperti ingin pergi dari Angkasa. Angkasa begitu hanya karena ia merasa ada yang berbeda dari kehidupan Ena. Ia berambisi untuk memecahkan segala teka-teki dan misteri di kehidupan Ena.

Baginya Ena sedikit aneh disaat yang lain ingin sekali dekat dengannya, Ena sendiri malam menjauhinya tanpa sebab yang jelas. Angkasa yakin pasti ia bisa memecahkan semua itu meskipun itu tak semudah mengembalikan telapak tangan.




Arrhenphobia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang