"Hwan kamu udah beresin buku sekolahnya?"
"Udah mandi terus makan hwan?"
"Kamu jangan main game terus cepetan tidur hwan"
"Ini kenapa lututnya berdarah?nyungsep dimana kamu?"
"Hwan ini kenapa...."
"Pa cukup dulu ya,tarik nafas dulu pelan pelan"juhwan menarik pelan june supaya duduk
Seminggu ini june begitu cerewet,
Juhwan luka dikit,june langsung heboh
Juhwan main game dikit,june heboh lagi
Emang dasarnya aja bapack lebay,sampe segitunya
Mungkin komentar itu sudah pasti dilontarkan oleh anak durhaka,contohnya kalian
Tapi lain lagi bagi juhwan,dirinya begitu senang saat diperhatikan seperti itu oleh june walau terkesan berlebihan namun juhwan tak mempermasalahkan karena pada awalnya june tak pernah memperhatikan dirinya seperti itu
"Papa kan cuma khawatir hwan"ucap june sedikit manja
Jyijyik.
"Iya tau pa,hwan tau papa khawatir tapi jangan sampai lupa nafas pa"kekeh juhwan
"Lagian si papa lebay banget,si juhwan luka dikit karena dicakar meong aja sampai dibawa kerumah sakit alamat diketawain kan kek kemarin"junghwan yang datang dari dapur terkekeh pelan
"Ya kan papa khawatir ntar inprepsi"balas june
"Infeksi papa sayang"sahut rose
Rose sebenarnya sedikit gemas dengan tingkah suaminya yang sekarang,benar benar terbanding terbalik dengan june yang dulu sempat sangar
"Juhwan kan udah besar pa,kita ga perlu khawatir berlebih lagi sekarang"rose yang awalnya sedang membaca majalah mendekat kesamping june dan memeluknya mesra
"Papa udah buang 17 tahun ma,jadi sekarang papa ga mau buang waktu lagi dan papa akan bersifat lebih alay ke juhwan"june mengelus pelan surai hitam rose
"Makasih ya pa,juhwan seneng banget papa perhatiin seperti ini"juhwan segera memeluk mama dan papanya
"Apakah tidak ada yang mau memeluk ku disini?ya udah deh wan ngambek mau seblak"kesal junghwan sambil menghentakkan kakinya
June rose dan juhwan hanya tertawa melihat tingkah junghwan
"Sayang besok kan libur,gimana kalau liburan?"tanya june kepada juhwan yang lagi asik nonton dora
"Boleh pa,mau kemana?"tanya juhwan semangat
"Kamu maunya kemana?"tanya june balik
"Ke taman yuk pa,hwan pengen banget kesana"june mengangguk dan memeluk tubuh kecil anaknya
"Anak papa udah tumbuh besar,mana cantik lagi pantesan si pucet demen"kekeh june
"Pucet siapa pa?"tanya juhwan yang emang sedikit oon
"Si asahoy lah siapa lagi"tawa june
"Ihhhh namanya asahi pa"kesal juhwan yang hanya dibalas kekehan june
"Kita berangkat jam berapa pa?"tanya junghwan yang entah datang dari mana
"Ihh ngagetin kamu wan,besok jam 2 siang"sahut june
"Dejavu ya pa"kekeh junghwan
Mereka hanya terkekeh pelan takut diamuk rose yang lagi masak
"Yuk makan dulu"teriak rose membuat june dan sikembar berlari girang ke meja makan
"Ohya ma,besok kita mau ketaman jam 2 siang jadi siapin banyak makanan ya ma"juhwan jingkrak jingkrak ditempatnya
"Iya sayang jangan kek pocong deh ntar jatuh"kekeh rose
"Ayo cepetan makan,papa udah laper"ucap rose
"Kok papa sih ma,palingan mama yang lagi laper"kesal june kearah rose
"Hehhee iya mama udah laper"tawa rose yang membuat june menggeleng
Imut sekali istrinya ini.
"Wan seneng deh lihat senyum kalian kek gini"junghwan yang lagi makan sesuap penuh ditatap oleh june
"Papa minta maaf ya,selama 17 tahun papa jadi orang tua yang gagal,untuk sekarang dan seterusnya papa akan jadi orang tua yang berhasil"june tersenyum kearah anak anak dan istrinya
"Iya pa"sahut mereka kompak
Mereka menikmati sarapan mereka dengan nikmat,sebab sudah tak ada air mata lagi ditengah tengah mereka
"Ayo pa,ma kak wan cepetan ihh lambat deh kek bekicot sawah"juhwan yang sudah antusias ingin ketaman pun loncat loncat tak karuan
"Sabar hwan kamunya sih ga bawa barang ini loh kakak bawa kapret sama tas besar"kesal junghwan
Pasalnya juhwan tak membawa barang apapun hanya membawa dosanya saja,lihat dirinya yang lagi bawa karpet panjang dengan tas isi cemilan ditangan kirinya
"Karpet kak sampai typo gitu,emang tadi siapa yang bilang gini 'hwan adikku sayang kamu ga usah bawa apa apa biar kakak mu yang tampan ini yang bawa semua' tadi siapa yang ngomong gitu?"juhwan pun menatap junghwan tak kalah kesal
"Udah jangan berantem ayo cepet taruh dibagasi wan"sela rose yang melihat tatapan maut dikedua mata anaknya
"Ayo berangkat jangan lupa pakai sabuk pengaman"june yang sudah duduk di kursi kemudi memberi arahan
"Let's goooo"
"Wahh sejuk ya pa udaranya"senang juhwan
"Sejuk dari mana sih dek,ini masih jam 3 udaranya masih panas"kesal junghwan
"Makanya duduk disini dibawah pohon,itu kakak yang duduk dibawah sinar matahari ngapain?mau hitamin kulit apa bagaimana?"sahut juhwan sambil cekikikan
Junghwan hanya cengengesan dan segera tidur dipaha juhwan
"Udah lama ya ga kesini"ucap junghwan sambil memainkan jari juhwan
"Iya kak"
"Mulai sekarang papa akan rajin ajak kalian kemanapun kalian mau"june mengelus pelan rambut anak anaknya
"Mama sama papa ga bakalan pergi kemana mana lagi dan akan selalu disini sama kalian"sambung rose lagi
"Makasih ma pa"
Juhwan dan junghwan benar benar menikmati waktu mereka ditaman,mereka membeli mainan gelembung dan memainkannya bersama ditaman
Kadang mereka main kejar kejaran,sambil tertawa keras
June dan rose hanya saling berpelukan dan mengawasi anak mereka dari jauh
Kebahagiaan yang sempat menghilang sampai 50% itu kembali lagi menjadi 100% atau bahkan lebih
Senyum dari wajah keriput itu sudah tak pernah luntur lagi tatkala melihat senyum lebar diwajah 2 malaikat kecil mereka
Sudah tak ada tangis lagi dan mereka akan menikmati setiap moment bahagia yang mereka dapat dari tuhan
Mereka tak akan pernah mengeluh lagi dan akan selalu bersyukur
"Makasih karena sudah kasih papa kesempatan,papa janji ga bakal sia siain kesempatan ini dan akan selalu membahagiakan kalian"
"Papa sayang kalian........"
Gimana nih special chapnya?
Ga bagus kan?
Ga masalah,aku cuma nyalurin sedikit ide dan haluanku
Ini special chap nya khusus aku buatin untuk sikembar dan orang tuanya karena emang jarang ada momen mereka
Di special chap nanti aku kasih juga special sama asahi dan special sama kawan kawan
Oke segitu aja
Bye
......
KAMU SEDANG MEMBACA
saudari bisu
RandomJuhwan harus merelakan suara indahnya direnggut diusia nya yang baru 10 tahun Suatu tragedi bukan hanya merenggut suaranya namun juga merenggut kebahagiaannya Akankah juhwan mendapatkan suaranya kembali? Akankah juhwan mendapatkan kebahagiaannya lag...